Suatu kebiasaan pastinya sudah dilakukan secara berulang-ulang. Nah, yang menjadi masalah jika kebiasaan itu buruk tapi masih dianggap normal. Alhasil, kebiasaan buruk akan terus berlanjut meski tidak baik. Untuk menghindarinya, di bawah ini ada 4 contoh kebiasaan buruk yang dianggap normal.
1. Menyepelekan masalah orang lain
Seringkali kita mengambil kesimpulan mengenai orang lain yang sebenarnya belum tentu kita ketahui sepenuhnya. Contoh sederhananya saat orang lain menangis histeris saat di tempat umum, lalu kita berpikir bahwa dia berlebihan.
Kelihatannya memang mungkin iya, tapi hal itu tidak salah. Kita tidak ada yang tahu jika dia sebenarnya sedang mempunyai masalah yang tidak seringan anggapan kita. Lebih baik kita menenangkannya jika bisa.
2. Bercanda di waktu yang tidak tepat
Candaan sangat dibutuhkan untuk melunakkan suatu keadaan. Tapi kita juga harus mengetahui tempat dan waktunya secara tepat. Jangan bercanda di saat genting dan serius. Juga jangan bercanda saat keadaan sedang berduka. Kita juga tidak boleh menjadikan fisik orang lain sebagai suatu hal yang dijadikan bahan tertawa. Bersikaplah bijak di segala situasi.
3. Mengomentari orang lain berlebihan
Menyampaikan pendapat atau kritik memang hak kita. Tapi, jika hal itu dilakukan secara berlebihan, tentunya hampir sama dengan menghina dan merendahkan.
Jangan selalu mengomentari orang lain apalagi kekurangan yang kamu lihat. Dia juga sedang berusaha untuk memperbaikinya. Akan lebih baik jika kamu tidak menyinggung apapun yang bisa membuat orang lain sakit hati.
4. Memberi motivasi di waktu yang salah
Sebuah motivasi memang sangat membantu orang lain untuk memberinya semangat. Tapi jika kita memberikan motivasi dengan cara yang kurang baik seperti nada merendahkan, itu harus dihentikan. Karena tidak semua orang sedang membutuhkan motivasi, tapi hanya butuh pendengar saja. Jadi, berhati-hatilah untuk berbicara dan bersikap, ya.
Kebiasaan yang kita anggap tidak baik sebaiknya juga jangan kita lakukan kembali. Tidak hanya seperti contoh di atas, tapi ada juga contoh yang lain. Contohnya menyinggung tentang hal-hal yang bersifat pribadi. Sebagai orang lain, tidak seharusnya kita mempermasalahkan hal itu, karena itu kepentingan dirinya sendiri.
Baca Juga
-
Fakta Menarik dari 'Smugglers', Film Baru Korea yang Penuh Bintang Korea
-
Disney Rilis 'Haunted Mansion' Tayang Juli di Bioskop, Moviegoer Merapat!
-
Film 'Galaksi' Adaptasi Wattpad Tayang di Bioskop Agustus 2023, Sudah Siap?
-
Rumbling Lanjut, Attack on Titan Final Season Tayang Musim Gugur Mendatang!
-
Doraemon Nobita's Sky Utopia Hadir di Bioskop Indonesia Bulan Juli Ini!
Artikel Terkait
-
Gegara Bercanda Soal Bom, Penumpang Batik Air Tak Naik Pesawat Hingga Terancam Penjara
-
Membentuk Perubahan dari Kebiasaan Kecil, Belajar dari Buku Atomic Habits
-
Jangan Normalisasi Jongkok di Toilet Duduk, Gunakan Sehakikatnya!
-
Jangan Sepelekan! 4 Kebiasaan Kecil yang Bisa Mengantarkan Pemotor ke UGD
-
Pandji Akui Kena Rasis di Luar Negeri, Publik Singgung Kebiasaan Kritik Pemerintah: Definisi Senjata Makan Tuan
Lifestyle
-
4 Tampilan OOTD ala Tzuyu TWICE, Makin Nyaman dan Stylish!
-
4 Padu Padan Kasual Anti Mainstream ala J-Hope BTS, Cocok Buat Daily Style
-
Fresh dan Trendi, Ini 4 Ide Padu Padan OOTD Kasual Sporty ala Yuqi (G)I-DLE
-
Dari Chic sampai Edgy, Intip 4 Daily Outfit Seonghwa ATEEZ Buat Ide Gayamu!
-
Simpel dan Elegan! Begini 4 Gaya Harian Soft Classy ala Kim Ji-yoon
Terkini
-
Review Film Muslihat: Ada Setan di Panti Asuhan
-
Belajar Pendidikan dan Pembangunan Jati Diri Masyarakat dari Taman Siswa
-
5 Rekomendasi Film Baru Sambut Akhir Pekan, Ada Pengepungan di Bukit Duri
-
Perantara Melalui Sang Dewantara: Akar Pendidikan dan Politik Bernama Adab
-
Mengenal Chika Takiishi, Antagonis Wind Breaker Terobsesi Kalahkan Umemiya