
Kita tahu bahwa yukata dan kimono adalah pakaian tradisional Jepang yang sudah ada sejak zaman dulu. Dua pakaian ini berbeda dia setiap musimnya dan mempunyai ciri khas masing-masing ketika digunakan untuk acara-acara tertentu. Namun, apakah dua jenis pakaian ini sama? Nah, inilah yang akan diulas dalam artikel ini. Berdasarkan informasi dari Japanobjects, ini dia perbedaan kimono dan yukata.
Penjelasan tentang Kimono
Pada dasarnya kimono berarti sesuatu yang dikenakan. Pakaian satu ini mendapat inspirasi dari mode pakaian Cina, hanfu. Jadi, bisa disebut bahwa kimono itu adalah versi lokal dari hanfu. Kimono mempunyai empat bagian utama yang terpisah berbentuk T. Semua bagian itu disatukan dengan cara dilipat yang diikat dengan menggunakan obi, sejenis ikat pinggang khas kimono.
Meskipun kimono terdiri dari beberapa lapis kain, namun proses pemakaiannya terbilang praktis. Di musim dingin, kimono menggunakan lapisan kain lebih tebal yang terbuat dari katun dan sutra. Namun, di masa modern seperti ini, kimono poliester populer di kalangan wanita karena hangat dan lebih ekonomis. Proses mencucinya pun bisa menggunakan mesin cuci.
Penjelasan tentang Yukata
Dari bentuknya, yukata juga sama seperti kimono, yakni berbentuk T. Terkadang pakaian ini juga disebut kimono musim panas. Namun, sebetulnya dua pakaian ini berbeda. Yukata lebih ringan, lebih kasual dan lebih nyaman digunakan karena ukurannya yang longgar. Di musim-musim panas yang terik, banyak orang menggunakan yukata yang terbuat dari kain menyerap keringat seperti katun dan kain sintetis tipis.
Kata “yukata” sebetulnya berarti kain mandi. Bentuk pakaian ini mirip dengan jubah mandi yang digunakan orang-orang barat. Seiring berjalannya waktu, yukata berevolusi menjadi kimono musim panas.
Perbedaan Kimono dan Yukata
Nah, sekarang mari kita telisik lebih jauh mengenai perbedaan yukata dan kimono berdasarkan dari unsur-unsur fashionnnya. Dari bahan, yukata tradisional terbuat dari katun yang nyaman dan menyerap keringat. Kain seperti ini ideal dikenakan saat musim panas yang terik. Ada pula yukata tradisional yang terbuat dari kapas menyerap kelembapan setelah mandi. Sementara itu, yukata modern terbuat dari kain sintetis yang lebih ringan, efisien dan juga nyaman di kulit.
Kimono juga terbuat dari bahan yang hampir sama. Namun, ada pula kimono sutra yang harganya sangat mahal dan desainnya lebih cantik. Nah, ketika digunakan, ketika mengenakan yukata, orang tidak perlu mengenakan lapisan kain di dalamnya. Namun, ketika mengenakan kimono, biasanya orang mengenakan pakaian lapisan dalam.
Sementara itu, dilihat dari sisi gaya, yukata mirip jubah mandi namun mempunyai versi yang lebih menarik dengan hadirnya aksesoris. Kimono juga biasanya menggunakan aksesoris, namun lebih kompleks. Kimono yang dihiasi oleh aksesoris apalagi terbuat dari kain sutra harganya sangat mahal dan jarang dicuci. Karena itulah ketika memakai kimono sutra selalu mengenakan pakaian pelapis yang disebut nagajuban agar keringat tidak mengotori kimono.
Nah, yukata biasa dikenakan sebagai pakaian untuk acara-acara semi formal, seperti festival dan pertunjukan kembang api. Sementara kimono banyak digunakan untuk acara formal seperti upacara minum teh, pernikahan, dan perayaan lainnya. Jangan sampai mengenakan yukata untuk acara-acara seperti ini, ya. Pasalnya akan muncul anggapan bahwa kamu tidak menghargai acara dan tuan rumah.
Itu dia penjelasan singkat mengenai perbedaan kimono dan yukata. Tertarik mencoba pengalaman mengenakan pakaian tradisional Jepang ini?
Baca Juga
-
5 Fakta Zom 100: Bucket List of the Dead yang Bikin Penasaran Penggemar
-
4 Rekomendasi Anime untuk Kamu yang Menyukai Cerita Bertema Zombie
-
Rekomendasi 4 Tontonan Menarik di Disney yang Tayang Bulan Juli 2023
-
Jujutsu Kaisen 2: Sinopsis dan Penjelasan Karakter Kunci di dalam Serialnya
-
Prosesi Sangjit, Seserahan ala Tionghoa yang Dijalani Anak Hotman Paris
Artikel Terkait
-
Rehan/Lisa dan Gregoria Melaju ke Babak Selanjutnya di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2022
-
Makanan Penutup Bertema Doraemon, Cuma Ada di McDonald's Jepang
-
Pemkot Bukittinggi Siapkan Cagar Budaya Bekas Lapas Jadi Sentra UMKM
-
4 Tips Menjawab Pertanyaan 'Siap Lembur, Nggak?' Saat Wawancara Kerja
-
Selamatkan Cagar Budaya, Puluhan Pelajar Dilatih Gali Gundukan Bekas Candi Pulau Sawah di Dharmasraya
Lifestyle
-
Tampil Stand Out Seharian dengan 5 Ide Casual Look ala Anya Geraldine
-
5 Gaya Kuncir Rambut Manis ala Esther Yu Ini Bisa Bikin Kamu Terlihat Lebih Muda!
-
Ponsel Honor 400 Bakal Rilis Akhir Mei 2025, Usung Kamera 200 MP dan Teknologi AI
-
Realme Neo 7 Turbo Siap Meluncur Bulan Ini, Tampilan Lebih Fresh dan Bawa Chipset Dimensity 9400e
-
Realme GT 7T Segera Hadir dengan Sensor Selfie 32 MP dan Baterai Jumbo 7000 mAh
Terkini
-
Takut Bertanya, Terjebak dalam Diam: Saat Cerdas Hanya Diukur dari Jawaban
-
Gabung Yumi's Cells 3, Kim Jae Won Bawakan Karakter Shin Soon Rok
-
Malang Creative Centre: Rumah Kolaborasi Para Kreator Masa Kini
-
Review Lagu Nonsense: Sabrina Carpenter Unjuk Perasaan Sensi Ketika Jatuh Hati
-
5 Rekomendasi Drama China yang Diperankan Wang Zixuan, Ada City of Romance