Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Syifa Fauzia
Ilustrasi data (Pexels.com/Tranmautritam)

Banyak orang yang biasanya tidak tahan untuk tidak membagikan kegiatan atau hal-hal yang sedang dialaminya di media sosial, baik dalam bentuk foto maupun video. Namun, tahukah kamu bahwa tidak semua hal pantas dan baik untuk diunggah ke media sosial, termasuk yang berkaitan dengan informasi pribadi kita. Untuk itu, kita sendiri yang harus lebih waspada sebelum memberikan informasi tentang diri kita di media sosial. Jika ceroboh, maka tentu akan merugikan diri sendiri. Beberapa hal yang sebaiknya tidak kita unggah di media sosial adalah:

1. Pendapatan

Seorang pengusaha yang memamerkan hasil jerih payahnya sudah sering sekali kita lihat di media sosial. Namun, hati-hati jika kita mempublikasikan pendapatan kita ke media sosial, meski alasan kita bukan ingin menyombongkan diri. Sebab tidak semua orang mau mengerti, atau mau peduli dengan berapa banyak uang kita. Mereka cenderung lebih peduli dengan sikap kita yang terkesan sombong, walaupun beberapa orang mungkin jadi termotivasi. Yang dikhawatirkan, akan memicu sifat iri dengki dari orang lain terhadap kita. 

2. Informasi pribadi

Seseorang bisa melihat data pribadi dengan sangat jelas apabila dibagikan secara online. Hal ini memungkinkan terjadinya penyalahgunaan yang dapat berakibat buruk pada kita. Termasuk juga dengan informasi pribadi keluarga kita. 

3. Aib

Tuhan sudah berbaik hati mau menutupi semua aib-aib kita di dunia ini, maka sebaiknya kita bersyukur. Bukannya malah membagikannya di media sosial. Seringnya mengumbar aib akan menurunkan nilai diri kita di mata orang lain, apalagi jika yang kita umbar aib orang lain. Tidak ada orang yang mau dekat dengan tukang ghibah. 

4. Masalah hidup

Semua orang pasti memiliki masalah dalam hidupnya, tapi tidak semua masalah pantas untuk di umbar ke media sosial. Apakah dengan begitu masalah kita secara otomatis akan terselesaikan? Justru malah akan menimbulkan masalah baru jika masalahnya berkaitan dengan orang-orang di lingkaran pertemanan kita. 

5. Kegagalan

Sadari, tidak semua orang benar-benar peduli dengan kita, dan jumlah like tidak menjadi tolok ukur kepedulian followers terhadap masalah yang kita alami. Jika kita tetap ingin mengumbar kegagalan kita di media sosial, lebih bijak jika kita mengemasnya dalam bentuk konten yang memotivasi, jadi kita bisa posting setelah kita berhasil melewati kegagalan kita dan bangkit menjadi pribadi yang lebih baik. Jenis konten yang memotivasi seperti itu akan lebih di terima oleh banyak orang, ketimbang hanya sebatas curhat tentang kegagalan yang sedang kita alami. 

6. Kebucinan kita pada pasangan

Untuk yang belum menikah, pernah terpikir tidak jika suatu hari HRD akan melihat halaman media sosial kita ketika kita melamar suatu pekerjaan? Bukan tanpa alasan pihak HRD melakukan hal tersebut, biasanya HRD akan menilai sekilas karakter kita dari halaman media sosial kita. Nah, bagaimana jika yang kita posting kebanyakan tentang kemesraan kita dengan pasangan? Tentunya akan mengurangi nilai diri kita.

Apalagi jika kita belum menikah, besar kemungkinannya pihak HRD akan menganggap kita akan segera menikah dalam waktu dekat, hal ini tentu akan mengurangi poin kita karena tidak semua perusahaan mau menerima pelamar yang sudah atau akan menikah. Atau justru lebih buruk lagi, kita dinilai tidak santun dan berpotensi akan mengganggu kinerja kita di perusahaan. 

Sebenarnya masih banyak hal-hal yang seharusnya tidak kita bagikan ke laman media sosial kita. Selain karena dinilai tidak pantas, juga pastinya berpotensi memicu tindakan kriminal yang bisa saja menimpa kita. Seperti, mengunggah karya orang lain tanpa menyertakan sumber, dokumen rahasia, boarding pass, informasi tentang sekolah anak kita, dan lain sebagainya. Ingat, apa yang terjadi pada diri kita merupakan tanggung jawab diri kita sendiri. Maka sudah seharusnya kita lebih bijak dan berhati-hati dalam menggunakan media sosial. Semoga bermanfaat. 

Syifa Fauzia