Make up atau riasan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi kebanyakan orang di seluruh dunia. Di Jepang sendiri, hal tersebut sudah menjadi bagian dari budaya yang tidak terpisahkan. Sebagai negara yang menggunakan make up terbesar ketiga di dunia, hampir semua orang di negara ini memakainya di berbagai kesempatan. Kabarnya, mereka memakai make up bahkan untuk pergi ke toserba saja.
Jepang mempunyai sejarah make up yang sangat panjang. Setiap tahun, tren make up di Jepang berganti. Di sebagian besar tempat kerja di Jepang, make up merupakan hal yang wajib, terutama pegawai wanita, sedangkan laki-laki dilarang. Bagaimana budaya memakai make up di tempat kerja d Jepang? Melansir laman Onstarplus, ini dia informasinya.
Bagaimana Make up Membuat Kesan yang Berbeda Pada Setiap Orang?
Di Jepang, orang dengan daya tarik eksternal dihargai tinggi dalam berbagai situasi sosial dan juga interpersonal. Itulah sebabnya, penting sekali menutupi kekurangan yang mengurangi penampilan. Make up memberikan penampilan yang sangat berbeda kepada pemakainya. Hal inilah yang mempengaruhi kesan orang lain terhadap mereka yang memakai make up.
Misalnya, make up yang tebal, warna lipstik yang merah dan eyeshadow yang bold memberikan kesan kuat. Di sisi lain, make up tipis dengan warna-warna netral memberikan kesan segar dan polos.
Perbedaan Aturan Make Up Wanita dan Pria di Tempat Kerja
Dalam masyarakat modern Jepang, make up dianggap sebagai penampilan pribadi wanita. Ini menyebabkan wanita harus memakai make up termasuk saat bekerja. Sebagian wanita memang memakai make up untuk kesenangan pribadi, tapi sebagian terpaksa karena peraturan dari tempat kerja mereka. Sebaliknya, pria dilarang memakai make up di tempat kerja. Hal ini berbanding terbalik dengan perkembangan di masa sekarang di mana kesadaran untuk merawat diri dan mempercantik diri meningkat tanpa memandang jenis kelamin. Namun, mayoritas perusahaan Jepang yang melarang pegawai pria memakai riasan.
Pelarangan ini berakar dari budaya dan nilai-nilai tradisi kuno Jepang yang menyatakan bahwa make up hanya dipakai oleh wanita saja, sedang pria yang memakainya dianggap kemayu.
Jadi, meskipun keseragaman dan kesetaraan gender sudah diakui oleh berbagai orang di dunia, tapi masih banyak yang tetap memegang nilai-nilai budaya kuno seperti Jepang. Karena itulah, sulit untuk menghilangkan hal tersebut.
Video yang mungkin Anda lewatkan.
Baca Juga
-
5 Fakta Zom 100: Bucket List of the Dead yang Bikin Penasaran Penggemar
-
4 Rekomendasi Anime untuk Kamu yang Menyukai Cerita Bertema Zombie
-
Rekomendasi 4 Tontonan Menarik di Disney yang Tayang Bulan Juli 2023
-
Jujutsu Kaisen 2: Sinopsis dan Penjelasan Karakter Kunci di dalam Serialnya
-
Prosesi Sangjit, Seserahan ala Tionghoa yang Dijalani Anak Hotman Paris
Artikel Terkait
-
Bukti QRIS Made In Indonesia Makin Kuat di Dunia, Mastercard Cs Bisa Lewat
-
Sinopsis Glass Heart, Drama Jepang Terbaru Takeru Satoh dan Yu Miyazaki
-
Ulasan Novel Jepang Colorless Tsukuru Tazaki and His Years of Pilgrimage
-
Sejarah Sound Horeg dengan Jor Dar di India, Benarkah Indonesia Tiru India?
-
Ulasan Novel A Man: Mengungkap Identitas Kasus Kematian Palsu
Lifestyle
-
5 Jurus Sakti Biar HP Bebas Iklan Ngeselin, Auto Adem Jiwa di 2025
-
4 Rekomendasi Toner dengan Willow Bark yang Ampuh Redakan Breakout Wajah
-
4 Sunscreen Aman Mencerahkan Kulit Remaja, Harga Murah di Bawah Rp40 Ribuan
-
4 HP dengan Optical Zoom Terbaik 2025, Hasil Foto Jarak Jauh Tetap Tajam!
-
4 Gentle Peeling Serum Rp30 Ribuan, Eksfoliasi Tanpa Perih untuk Pemula
Terkini
-
Move On yang Tertunda: Bagaimana Otak Menyimpan Hubungan yang Sudah Usai
-
Review Novel Pulang: Kisah Eksil Politik yang Terasing dari Negara Asalnya
-
Jika Raih Gelar AFF Cup U-23 2025, Gerald Vanenburg Bisa Lampaui STY?
-
Belajar Merasa Cukup dengan Apa yang Kita Punya Lewat Buku Everything You'll Ever Need
-
Bukan Anime Romance Biasa, Ini Alasan Kamu Harus Nonton My Dress-Up Darling