Menjadi produktif dan fokus pada tujuan adalah hal yang sangat penting untuk mencapai kesuksesan. Namun, ada beberapa mindset produktif yang seringkali dipromosikan sebagai kunci keberhasilan, namun sebenarnya justru merugikan kesehatan diri, mental serta emosional kita.
Berikut ini merupakan 5 mindset produktif yang ternyata malah tidak sehat yang harus kamu tahu.
1. Kerja lebih keras agar lebih sukses
Berpikir bahwa semakin keras bekerja maka semakin sukses adalah pandangan yang salah besar. Dalam kenyataannya, bekerja terlalu keras tanpa istirahat yang cukup dapat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik kita. Padahal, istirahat yang cukup serta keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi sangat penting untuk mempertahankan kesehatan sehingga mampu mencapai kesuksesan jangka panjang.
2. Pekerjaanku tidak lebih baik dari orang lain
Merasa pekerjaan kita tidak sebaik pekerjaan orang lain secara terus-menerus hingga membuat kita merasa tidak produktif dapat memperburuk kondisi mental kita lho. Ini adalah pola pikir yang sangat merugikan dan dapat membatasi potensi kita untuk mencapai tujuan dan kesuksesan.
3. Tidak istrahat sebelum selesai
Pola pikir bahwa harus menyelesaikan semua pekerjaan sebelum beristirahat adalah tindakan yang sangat merugikan bagi kesehatan, baik secara fisik maupun psikis. Ini dapat menyebabkan stres dan kelelahan yang berlebihan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas hidup dan produktivitas.
BACA JUGA: Farhat Abbas Sindir Bunda Corla Pakai Lirik Lagu, Netizen: Sepi Job Ya
4. Merasa diri kurang berusaha
Pernah merasa diri kurang berusaha dibandingkan orang lain? Tetap saja intinya kita membandingkan diri sendiri dengan keadaan orang lain, apalagi hingga merasa bahwa kita tidak berusaha sebanyak mereka, tentu pasti akan mempengaruhi kesehatan mental dan fisik kita secara negatif. Pasti melelahkan rasanya jika terus merasa diri ini belum memberi kontribusi sebanyak orang lain.
5. Harus sesuai rencana awal
Menuntut diri untuk selalu sesuai dengan rencana awal dapat membatasi fleksibilitas dan kreativitas kita. Ini juga dapat menyebabkan tekanan dan stres jika situasi tidak berjalan sesuai dengan yang direncanakan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik kita.
Dalam menjalani kehidupan pasti ada fase dimana kita merasa lelah setelah melakukan berbagai aktivitas, sehingga wajar jika terdapat beberapa hari yang membuat kita ingin istirahat. Jika sudah begitu, sebaiknya jangan dilawan. Itu berarti semacam signal dari tubuh kita yang sedang membutuhkan istirahat. Tidak apa berhenti sejenak, hidup kita bukan sebuah perlombaan.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Hari Buruh Internasional: Seruan Perubahan untuk Dunia Kerja
-
Buka Kembali Kenangan Lama Lewat Google Maps dan Earth
-
Belajar Jadi Seru: 7 Cara Pilih Aplikasi AI yang Cocok untuk Anak
-
Chatbot vs Agen AI: Kenali Perbedaannya sebelum Memilih
-
Tren Masa Depan AI Action Figure: Mainan dengan Kecerdasan Buatan
Artikel Terkait
-
Benarkah Tidur Singkat Bermanfaat untuk Produktifitas dan Kesehatan ?
-
6 Cara Memuaskan Suami Secara Seksual, Wajib Diketahui Para Wanita
-
5 Channel Telegram yang Bisa Jadi Sumber Belajar, Bisa Nambah Ilmu!
-
4 Tips Batasi Penggunaan Media Sosial, Yuk Jadi Lebih Produktif!
-
3 Bentuk Me time Produktif yang Bisa Dilakukan, Mana Pilihanmu?
Lifestyle
-
Barbeque on the Height: BBQ View 360 di INNSiDE by Melia Yogyakarta
-
Redmi Pad 2 Rilis di Indonesia, Tablet Murah Terbaru dari Xiaomi Dibanderol Rp 2 Jutaan
-
Honor Magic V5 Resmi Meluncur, HP Lipat Paling Tipis dan Ringan dengan Sistem Android 15
-
4 Gaya Elegan Minimalis ala Sana TWICE, Sontek untuk Kesempatan Spesial!
-
Punya Undangan Pesta? Ini 4 Gaya Anggun Ningning aespa yang Patut Dicoba
Terkini
-
7 Karakter Utama Squid Game 3, Punya Peran yang Plot Twist!
-
Prestige Behind Futsal: Ketika Skill Bertemu Style, Wajah Lapangan Berubah
-
Beyond The Court: Futsal Gen Z sebagai Ajang Prestasi
-
Sempat Diskip! Han So Hee Siap Gelar Fanmeeting di Jakarta Bulan Oktober
-
Representasi Perempuan di Layar Kaca: Antara Stereotip dan Realitas