Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Aprilia Putri
Ilustrasi jari kaki bayi (Pixabay/Rainer_Maiores)

Dunia maya tampaknya tengah diramaikan dengan perdebatan tren childfree yang menyeret nama YouTuber terkenal Gita Savitri

YouTuber yang juga akrab dipanggil Gitasav tersebut banyak kali mengungkapkan bahwa childfree memiliki banyak keuntungan.

Beberapa waktu yang lalu, ungkapannya mengenai childfree mendapatkan kontroversi karena seakan-akan memberikan kesan buruk kepada orang-orang yang memilih untuk memiliki anak.

BACA JUGA: Child-Free Boleh-Boleh Saja, Anggapan Negatif Memiliki Anak Itu yang Keliru!

Beberapa orang mungkin masih belum terlalu awam dengan istilah yang satu ini. Di Indonesia, istilah childfree memang belum terlalu meluas dipahami oleh masyarakat.

Sebenarnya, istilah ini sudah ada sejak lama, tetapi semakin ramai diperbincangkan akhir-akhir ini setelah adanya kontroversi yang melibatkan YouTuber Gita Savitri.

Lalu, apa yang dimaksud dengan childfree dan dampaknya bagi manusia?

Apa Sih yang Dimaksud Childfree?

Menurut kamus Oxford, Childfree diartikan sebagai kondisi tidak memiliki anak, terutama atas dasar pilihan. Childfree dapat dikatakan sebagai pilihan yang ditentukan oleh orang dewasa untuk tidak memiliki anak baik secara biologis, adopsi, atau dengan jalan lain.

Hal yang perlu digarisbawahi adalah istilah childfree tentu berbeda dengan childless. Menurut Fertiltysmarts, Childless merupakan keadaan di mana seseorang tidak dapat memiliki anak dikarenakan adanya suatu alasan. Misalnya, adanya rencana memiliki anak di masa depan atau masih di tahap perjuangan untuk hamil.

Faktor-Faktor yang Mendasari Orang Memilih Childfree?

Diungkapkan melalui Klikdokter, Childfree dapat didasari oleh beragam faktor penyebab, antara lain:

1. Masalah Finansial

Faktor ekonomi menjadi salah satu penyebab utama seseorang memilih jalan Childfree. Pemikiran ini timbul karena adanya pikiran bahwa memiliki anak akan mengeluarkan banyak biaya. Misalnya, biaya persalinan, perawatan, sekolah, dan lainnya.

2. Perasaan Takut 

Rasa takut ini timbul akibat keraguan yang dirasakan oleh wanita dan pria untuk bisa menjadi orang tua yang baik. Ketakutan tersebut dapat dipengaruhi oleh pola asuh orang tua sebelumnya sehingga membuat orang tersebut trauma dan takut menerapkan pola asuh serupa apabila memiliki anak.

BACA JUGA: Tuai Pro Kontra, Ini 4 Alasan Pasangan Memilih Childfree

3. Masih Ingin Menikmati Kebebasan

Salah satu faktor Childfree yang paling utama ialah masih ingin merasa bebas menjalani hidup. Misalnya, wanita yang hidup mandiri berhak menentukan pilihan hidupnya untuk tidak memiliki anak dan fokus menjalani karir. Selain itu, pasangan yang memilih untuk menikmati waktu berdua bersama hingga akhir hayat.

4. Masalah Kesehatan

Masalah kesehatan menjadi salah satu yang mendasari seseorang memilih tidak memiliki anak. Mereka yang memiliki riwayat penyakit memiliki kekhawatiran tidak dapat membagi waktu untuk merawat anak dan dirinya sendiri.

Lalu, bagaimana dampaknya bagi manusia?

Childfree tentu memiliki dampak yang sangat berpengaruh bagi manusia, terutama hal kesehatan. Dilansir dari SehatQ, wanita yang memilih jalan untuk tidak memiliki anak ternyata lebih rentan terkena kanker payudara.

Wanita yang hamil dan menyusui cenderung memiliki sedikit peluang terkena kanker payudara karena adanya perubahan hormonal selama menjalani fase tersebut. 

Namun, tidak selamanya pilihan childfree merupakan pilihan yang buruk. Ada dampak positif yang dapat dirasakan seperti, dapat lebih fokus pada diri sendiri dan pasangan.

Childfree memberikan lebih banyak waktu bagi pasangan untuk dapat memahami dan membahagiakan satu sama lain. Selain itu, biaya dan tenaga dapat dialokasikan untuk tujuan maupun mimpi yang ingin diwujudkan.

Memiliki anak ataupun tidak memiliki anak merupakan pilihan bagi tiap individu. Kalian tertarik melakukan yang mana, nih?

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Aprilia Putri