Pernah dengar istilah overstimulasi? Biasanya istilah ini diigunakan oleh anak-anak. Melansir dari Parentalk.id, Rabu (1/3/2023) bahwa overstimulasi merupakan kondisi di mana tubuh mendapat lebih banyak pengalaman, sensasi, stimulus sensori, dan aktivitas melebihi batas yang bisa diterima.
Yang terjadi pada anak-anak yang mendapatkan overstimulasi, menyebabkan anak rewel dengan tanda mudah menangis, berteriak-teriak, menangis lebih kencang, atau bahkan hingga menghentak-hentakkan kaki serta tangannya. Namun taukah bahwa kondisi overstimulasi juga bisa terjadi pada orang tua?
Hal yang Menyebabkan Orang Tua Overstimulasi
- Rumah berantakan
- Orang di sekitar berbicara bersamaan
- Terus-terusan mendapat sentuhan
- Selalu berada di sekitar orang lain
- Terlalu banyak aktivitas yang dikerjakan
- Terlalu cepat berpindah antar aktivitas
Cara Mengurangi Overstimulasi
Cek stimulus apa yang menjadi pemicu kewalahan. Hindari stimulus itu sementara waktu dan sediakan waktu tenang. Parents dapat memberi jeda antar aktivitas. Serta yang harus diperhatikan adalah penuhi kebutuhan untuk menyendiri (me time) dan istirahat cukup. Bila memungkinkan sesekali lakukanlah hal-hal yang membuat bahagia di luar rutinitas yang biasa orang tua lakukan.
BACA JUGA: Video Terkuak, Inikah Penyebab Perceraian Aldilla Jelita dan Indra Bekti?
Dampak Overstimulasi
Orang tua yang terus-terusan mengalami overstimulasi, lebih berisiko untuk meledak dan marah di hadapan anak, serta lebih rentan mengalami burn out. Melansir dari Alodokter, Rabu (1/3/2023) burnot adalah kondisi yang muncul ketika seseorang sering memaksa diri untuk terus bekerja, kurang mendapatkan apresiasi pekerjaan dari atasan, memiliki beban kerja yang berat, atau memiliki pekerjaan yang monoton. Tentu saja ini sangat relate dengan apa yang dilakukan orang tua, khususnya ibu yang memutuskan untuk menjaga anak di rumah.
Burnout dapat memicu kelelahan, semangat menurun, mudah marah, mudah sakit, bahkan menarik diri dari lingkungan sosial. Dalam jangka panjang jika tidak diatasi dapat memicu gangguan psikologis yang berbahaya. Hal ini berarti overstimulasi pada orang tua dapat menyebabkan dampak negatif yang lebih besar bagi perkembangan anak. Tentunya sebagai orang tua tidak ingin melakukan hal-hal yang dapat disesali di kemudian hari bukan? Pastikan mental selalu sehat ya parents!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Rilis Teaser Perdana, Drama Korea 'Crushology 101' Siap Tayang April 2025
-
Jadi Comeback Seo Kang Joon, Drama Undercover High School Raih Popularitas
-
Rating Merosost, Gong Hyo Jin Ungkap Pemikiran Ending When the Stars Gossip
-
Tayang April, Kim Hye Ja dapat Hadiah dari Surga di Drama Korea 'Heavenly Ever After'
-
Sidang Usai, Yoo Ah In Comeback Lewat Film 'The Match' dengan Lee Byung Hun
Artikel Terkait
-
Sandra Dewi Ungkap Pengalamannya Pernah Jadi Ibu Bodoh dan Gampang Panik, Kok Bisa?
-
5 Tips Ajak Anak Rapikan Mainan dengan Pendekatan Positive Discipline
-
Rawan Kriminalitas hingga Ganggu Mental Anak, Aturan Masuk Siswa SMA Jam 5 Subuh di NTT Diprotes Ortu Murid: Tak Efektif dan Bikin Beban!
-
7 Rekomendasi Camilan Enak dan Sehat untuk Anak, Makin Betah di Rumah!
-
Orang Tua Murid di NTT Protes Masuk Sekolah Jam 5 Pagi: Jam Tidur Sedikit, Tak Baik Buat Kesehatan
Lifestyle
-
Tampil Kece Seharian dengan 5 Inspirasi Outfit Kasual ala Al Ghazali
-
Terbaru 2025! Ini 10 Cara Memperkecil Ukuran File di Ponsel iPhone
-
5 Outfit dan Hairdo ala Moon Ga Young, Tampil Kece di Segala Suasana!
-
4 Ide OOTD Stylish ala Shin Soo Hyun untuk Gaya Nyaman Saat City Trip!
-
Simpel! 4 Inspirasi Outfit Chic ala Kim Da Mi untuk Segala Momen
Terkini
-
Review Film Julie Keeps Quiet: Yang Memilih Nggak Terlalu Banyak Bicara
-
Ulasan Novel Saksi Mata: Kebenaran yang Tak Bisa Dibungkam Oleh Kekuasaan
-
Review Film Tak Ingin Usai di Sini: Saat Cinta Diam-Diam Harus Rela Pergi
-
Budaya Cicil Bahagia: Ketika Gen Z Menaruh Harapan pada PayLater
-
Review Film Big World dari Sudut Pandang Disabilitas, Apakah Relate?