Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | šŸ€e. kusuma. nšŸ€
ilustrasi berbelanja (unsplash.com/Jacek Dylag)

Belanja seringkali menjadi aktivitas rutin yang dilakukan banyak orang, entah itu kegiatan bulanan atau sekadar membeli kebutuhan sekunder. Sayangnya, orang kerap terjebak kebiasaan berbelanja secara impulsif hingga berunjung pada kerugian keuangan pribadi. Pada akhirnya, kebiasaan ini dapat menyebabkan pemborosan, potensi penumpukan utang, dan kesulitan dalam mencapai tujuan keuangan jangka panjang. 

Jika tidak ingin mengalami kerugian, sebaiknya kebiasaan berbelanja yang impulsif harus mulai dihentikan atau minimal dikurangi. Berikut lima cara yang dapat membantu seseorang mengendalikan keinginan belanja impulsif. 

1. Buat Anggaran dan Patuhi

Satu langkah penting untuk menghindari belanja impulsif adalah membuat anggaran rutin. Dengan merencanakan pengeluaran secara hati-hati, orang akan dapat menentukan batasan untuk setiap kebutuhan. Pastikan untuk menyertakan kebutuhan dasar seperti makanan, tagihan, dan tabungan. 

Saat membuat anggaran, tetapkan juga batasan untuk pengeluaran "hanya untuk kesenangan" seperti hiburan atau pakaian baru. Setelah rencana anggaran dibuat, patuhi semua ketentuan tersebut agar terhindar dari perilaku membeli barang secara impulsif.

2. Buat Daftar Belanja Sebelum Berbelanja

Sebelum pergi berbelanja, buatlah daftar spesifik apa saja barang atau kebutuhan yang akan dibeli. Tulislah apa yang benar-benar dibutuhkan dan tetapkan prioritasnya. Saat berada di toko, tahan diri untuk tidak membeli barang-barang diluar daftar.

Dengan memiliki daftar belanja yang terorganisir akan membantu mengarahkan fokus pada kebutuhan utama. Orang juga tidak akan tergoda untuk membeli barang-barang yang tidak terlalu diperlukan.

3. Tunda Pembelian

Jika mendapatkan dorongan kuat untuk membeli sesuatu yang sebenarnya tidak dibutuhkan, cobalah untuk menunda pembelian itu. Berikan waktu pada diri sendiri untuk memikirkan apakah barang tersebut benar-benar diperlukan atau hanya keinginan sesaat. 

Misalnya, beri diri waktu 24 jam atau bahkan seminggu sebelum melakukan pembelian. Dalam banyak kasus, setelah waktu berlalu, orang akan menyadari bahwa sebenarnya tidak benar-benar membutuhkan barang tersebut.

4. Hindari Lingkungan Belanja yang Memicu Perilaku Impulsif

Beberapa lingkungan tertentu mungkin dapat memicu keinginan untuk berbelanja impulsif. Misalnya, pusat perbelanjaan dengan diskon besar-besaran atau penawaran terbatas waktu dapat membuat seseorang merasa tertekan untuk membeli sesuatu dengan cepat. 

Demi menghindari godaan ini, hindari kunjungan ke toko-toko dengan 'godaan' besar dan fokuslah pada kegiatan yang tidak berhubungan dengan belanja. Temukan aktivitas alternatif seperti berolahraga atau hobi yang tidak memicu keinginan untuk berbelanja.

BACA JUGA: Putri Anne Tampil Tanpa Hijab Saat Liburan, Minta Pakaiannya Tak Dikritik

5. Kenali Pemicu Psikologis

Belanja impulsif seringkali dipicu oleh faktor psikologis seperti stres, kebosanan, atau emosi negatif lainnya. Mengevaluasi dan mengenali pemicu-pemicu ini adalah langkah penting dalam mengatasi kebiasaan belanja yang impulsif. 

Cari alternatif yang lebih sehat dan produktif untuk menghadapi gangguan emosi tersebut. Bisa dengan bermeditasi, melakukan olahraga, menulis jurnal, atau berbicara dengan seseorang yang dapat memberikan dukungan moril. 

Belanja impulsif emang berpotensi merusak keuangan pribadi dan mengganggu pencapaian tujuan keuangan jangka panjang. Namun, dengan mengikuti kelima cara di atas, orang akan mampu mengendalikan dorongan belanja yang tiba-tiba dan menjaga keuangan tetap sehat hingga mencapai kebebasan finansial yang lebih baik.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

šŸ€e. kusuma. nšŸ€