Belanja seringkali menjadi aktivitas rutin yang dilakukan banyak orang, entah itu kegiatan bulanan atau sekadar membeli kebutuhan sekunder. Sayangnya, orang kerap terjebak kebiasaan berbelanja secara impulsif hingga berunjung pada kerugian keuangan pribadi. Pada akhirnya, kebiasaan ini dapat menyebabkan pemborosan, potensi penumpukan utang, dan kesulitan dalam mencapai tujuan keuangan jangka panjang.
Jika tidak ingin mengalami kerugian, sebaiknya kebiasaan berbelanja yang impulsif harus mulai dihentikan atau minimal dikurangi. Berikut lima cara yang dapat membantu seseorang mengendalikan keinginan belanja impulsif.
1. Buat Anggaran dan Patuhi
Satu langkah penting untuk menghindari belanja impulsif adalah membuat anggaran rutin. Dengan merencanakan pengeluaran secara hati-hati, orang akan dapat menentukan batasan untuk setiap kebutuhan. Pastikan untuk menyertakan kebutuhan dasar seperti makanan, tagihan, dan tabungan.
Saat membuat anggaran, tetapkan juga batasan untuk pengeluaran "hanya untuk kesenangan" seperti hiburan atau pakaian baru. Setelah rencana anggaran dibuat, patuhi semua ketentuan tersebut agar terhindar dari perilaku membeli barang secara impulsif.
2. Buat Daftar Belanja Sebelum Berbelanja
Sebelum pergi berbelanja, buatlah daftar spesifik apa saja barang atau kebutuhan yang akan dibeli. Tulislah apa yang benar-benar dibutuhkan dan tetapkan prioritasnya. Saat berada di toko, tahan diri untuk tidak membeli barang-barang diluar daftar.
Dengan memiliki daftar belanja yang terorganisir akan membantu mengarahkan fokus pada kebutuhan utama. Orang juga tidak akan tergoda untuk membeli barang-barang yang tidak terlalu diperlukan.
3. Tunda Pembelian
Jika mendapatkan dorongan kuat untuk membeli sesuatu yang sebenarnya tidak dibutuhkan, cobalah untuk menunda pembelian itu. Berikan waktu pada diri sendiri untuk memikirkan apakah barang tersebut benar-benar diperlukan atau hanya keinginan sesaat.
Misalnya, beri diri waktu 24 jam atau bahkan seminggu sebelum melakukan pembelian. Dalam banyak kasus, setelah waktu berlalu, orang akan menyadari bahwa sebenarnya tidak benar-benar membutuhkan barang tersebut.
4. Hindari Lingkungan Belanja yang Memicu Perilaku Impulsif
Beberapa lingkungan tertentu mungkin dapat memicu keinginan untuk berbelanja impulsif. Misalnya, pusat perbelanjaan dengan diskon besar-besaran atau penawaran terbatas waktu dapat membuat seseorang merasa tertekan untuk membeli sesuatu dengan cepat.
Demi menghindari godaan ini, hindari kunjungan ke toko-toko dengan 'godaan' besar dan fokuslah pada kegiatan yang tidak berhubungan dengan belanja. Temukan aktivitas alternatif seperti berolahraga atau hobi yang tidak memicu keinginan untuk berbelanja.
BACA JUGA: Putri Anne Tampil Tanpa Hijab Saat Liburan, Minta Pakaiannya Tak Dikritik
5. Kenali Pemicu Psikologis
Belanja impulsif seringkali dipicu oleh faktor psikologis seperti stres, kebosanan, atau emosi negatif lainnya. Mengevaluasi dan mengenali pemicu-pemicu ini adalah langkah penting dalam mengatasi kebiasaan belanja yang impulsif.
Cari alternatif yang lebih sehat dan produktif untuk menghadapi gangguan emosi tersebut. Bisa dengan bermeditasi, melakukan olahraga, menulis jurnal, atau berbicara dengan seseorang yang dapat memberikan dukungan moril.
Belanja impulsif emang berpotensi merusak keuangan pribadi dan mengganggu pencapaian tujuan keuangan jangka panjang. Namun, dengan mengikuti kelima cara di atas, orang akan mampu mengendalikan dorongan belanja yang tiba-tiba dan menjaga keuangan tetap sehat hingga mencapai kebebasan finansial yang lebih baik.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Hobi Scroll Medsos tapi Tidak Posting, Ini 4 Alasan yang Melatarbelakangi
-
Rekap Laga Tim Indonesia di BWF World Junior Mixed Team Championships 2024
-
Skuad Indonesia di Arctic Open 2024, Tidak Ada Wakil di Sektor Ganda Putri
-
Instagramable Abis! 5 Tempat Wisata Hits di Malang yang Wajib Dikunjungi saat Liburan
-
Apriyani Rahayu Masih Dihantui Cedera, Siti Fadia Dapat Pasangan Baru!
Artikel Terkait
-
5 Tips Belanja ke Pasar Tradisional: Nikita Willy dan Winona Harus Tahu!
-
Program Makan Bergizi Gratis Cuma Dongkrak PDB 0,06%, Sektor Pendidikan Rugi Rp27 Triliun
-
Mandatalam Earth Run 2024: Lari Menuju Bumi yang Hijau Run For Earth" di Podomoro Park, Bandung
-
Riset: 90% Konsumen Indonesia Rela Keluarkan Banyak Duit demi Diskon Terbaik di Harbolnas Tanggal Kembar
-
Memahami Perbedaan Cashback dan Loyalty Points, Mana yang Lebih Disukai oleh Pelanggan?
Lifestyle
-
3 Rekomendasi Oil Serum Lokal Ampuh Meredakan Jerawat, Tertarik Mencoba?
-
3 Cleanser Lokal Mengandung Chamomile, Cocok untuk Pemilik Kulit Sensitif
-
3 Produk The Originote Ukuran Jumbo, Ada Micellar Water dan Sunscreen Spray
-
Viral Earbuds Berdarah, Ini Batas Aman Volume untuk Mendengarkan Musik
-
4 Gaya Fashion Youthful ala Kim Hye-jun yang Ideal untuk Acara Mid-Forma
Terkini
-
Makna Perjuangan yang Tak Kenal Lelah di Lagu Baru Jin BTS 'Running Wild', Sudah Dengarkan?
-
Ulasan Buku 'Seni Berbicara Kepada Siapa Saja, Kapan Saja, di Mana Saja', Bagikan Tips Jago Berkomunikasi
-
Puncak FFI 2024: Jatuh Cinta Seperti di Film-Film Sapu Bersih 7 Piala Citra
-
Polemik Bansos dan Kepentingan Politik: Ketika Bantuan Jadi Alat Kampanye
-
Ditanya soal Peluang Bela Timnas Indonesia, Ini Kata Miliano Jonathans