Tak sedikit orang tua yang kerap membagikan aktivitas anak melalui unggahan video atau foto ke media sosial. Bagi sebagian orang yang melihatnya, hal ini mungkin menganggap sebagai sebuah hiburan tanpa tahu sebenarnya hal tersebut bisa berdampak untuk psikologis anak.
Ada berbagai alasan orang tua membagikan momen aktivitas anak ke media sosial. Seperti untuk mendapatkan validasi, agar viral, kenang kenangan yang perlu diabadikan, atau hanya sekadar mengunggah momen tersebut yang bisa memicu reaksi atau komentar yang tak selamanya positif.
Membagikan momen anak, memang tak ada salahnya. Namun, apabila sudah oversharing, bisa memicu dampak bagi kesehatan mental anak. Melansir dari halodoc, inilah beberapa dampak dari oversharing kehidupan anak di media sosial yang perlu orang tua tahu.
1. Anak merasa dipermalukan
Kejadian atau momen yang menurut orang tua lucu belum tentu sejalan dengan apa yang dipikirkan oleh anak. Hal ini berakibat pada anak merasa dipermalukan dan menjadi rendah diri. Hingga yang terjadi yaitu anak enggan bersosialisasi karena takut berinteraksi dengan orang lain akibat unggahan video atau foto mereka.
2. Anak jadi membenarkan apa yang terjadi di media sosial
Meskipun beberapa konten yang terdapat di media sosial menghibur, tetapi banyak juga yang tak pantas dan tidak baik untuk perkembangan mental anak. Seperti maraknya cyberbullying.
Beragam komentar negatif yang dilontarkan membuat kesulitan untuk dilacak pemilik akun tersebut. Hal ini tidak menutup kemungkinan anak beranggapan untuk mewajarkan atau membenarkan hal yang tak pantas untuk dibagikan.
BACA JUGA: 7 Hal yang Harus Kamu Perhatikan Sebelum Tidur di Kendaraan Umum
3. Membuat anak ketagihan media sosial
Akibat respon positif yang didapatkan atau mendapatkan validasi yang baik dari orang lain, bisa membuat anak ketagihan media sosial. Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa anak menganggap jika penilaian terbaik berasal dari media sosial. Sehingga hal ini tidak baik untuk perkembangan mentalnya, dan bisa berdampak pada kehidupan dewasanya.
4. Kehiduapn realita dengan media sosial berbeda
Media sosial akan menjadi ajang pencintraan dan membuat anak akan tampil sebaik dan sesempurna mungkin untuk mendapatkan validasi dari orang lain hingga mengabaikan realita. Padahal yang harus dijaga dengan baik ialah kehidupan di realita.
Itulah beberapa dampak oversharing kehidupan anak di media sosial. Membagikan momen anak di media sosial boleh saja. Asalkan jangan terlalu terpaku dan sibuk bermedia sosial hingga mengganggu tumbuh kembang anak.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Meski Gratis, Ini 4 Alasan Kamu Perlu Berhati-hati saat Pakai Wi-Fi Publik
-
5 Tips Menyimpan Makanan Basah Kucing agar Tahan Lama, Jaga Tetap Fresh!
-
4 Tips Menyiasati Sepatu yang Kekecilan agar Nyaman Dipakai, Auto Longgar!
-
Peringati Hari Polio Sedunia, Berikut 5 Cara Cegah Penyakit yang Satu Ini
-
6 Cara Tepat Merawat Kucing Pasca-Sterilisasi, Utamakan Kenyamanan Anabul!
Artikel Terkait
-
Hadir Bersama dalam Sidang Mediasi, Momen Inara Rusli yang Berat saat Diminta Cium Tangan Virgoun Disorot oleh Warganet
-
Kaos Polos Esperanza Hadir Sejak 1970-an, Ini Rahasianya agar Dapat Respons Positif dari Masyarakat
-
Disentil Minta Uang Rp100 Juta Buat Perawatan, Inara Rusli Dianggap Perhitungan Soal Melahirkan hingga Menyusui 3 Anak Virgoun
Lifestyle
-
4 Cleanser Lokal Kandungan Glycerin, Rahasia Kulit Kenyal dan Terhidrasi!
-
Bye Kulit Kusam! Ini 4 Toner Kandungan Alpha Arbutin untuk Mencerahkan
-
Oppo A5 Hadir, HP Murah Teranyar Usung Chipset Snapdragon dan Baterai Jumbo
-
Tecno Spark 40, Smartphone Entry Level Bawa Fitur Pengisian Super Cepat
-
6 Holder HP Motor Terbaik Buat Touring dan Harian, Anti-Goyang dan Anti-Jatuh
Terkini
-
Drama Diaspora Indonesia dalam Film Ali & Ratu Ratu Queens, Penuh Makna!
-
Mengenang Diogo Jota, Ternyata sang Pemain Pernah Bertarung dengan Penggawa Garuda
-
Ulasan Novel The Butcher's Daughter: Kisah Anak Pedagang Daging di London
-
Tips Menguasai Teknik Dasar Futsal: Kunci Bermain Efektif di Lapangan Kecil
-
Lebih Dekat Mengenal Futsal, Lapangan Kecil Penuh Strategi