Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | šŸ€e. kusuma. nšŸ€
Ilustrasi perempuan muda (Pexels/Alexey Demidov)

Red flags seringkali dikaitkan dengan perilaku, sikap, tindakan, atau pemikiran seseorang yang menunjukkan masalah atau ketidaksehatan dalam sebuah hubungan. Bukan hanya dari orang lain, ternyata red flags juga bisa terdeteksi dari diri sendiri hingga wajib diwaspadai dan segera diantisipasi. 

Pasalnya, perilaku yang cenderung negatif ini punya dampak besar bagi kestabilan mental, terlebih 'pelakunya' datang dari diri sendiri. Orang kerap tidak menyadari bahwa perilakunya sendiri termasuk kategori red flags hingga sering berlangsung dalam jangka waktu lama dan semakin menggerogoti mental. 

Apa saja bentuk sikap red flags dari diri sendiri yang sering tidak disadari?  Kenali demi langkah pencegahan dan antisipasi dini, menyadur Psych2go berikut enam sikap red flags dari diri sendiri yang wajib diwaspadai? 

1. Self-talk yang cenderung negatif

Perilaku red flags dari diri sendiri yang sering muncul adalah self-talk yang cenderung negatif. Doktrin dari dan pada diri sendiri yang kurang membangun akan membatasi rasa percaya pada kemampuan sendiri untuk mencapai potensi maksimal akibat telalu sering merendahkan diri. 

Pemikiran yang mencela diri sendiri seharusnya sudah jadi tanda bahaya yang harus segera diubah. Self-talk negatif pada akhirnya akan meningkatkan risiko masalah kesehatan mental seperti penurunan motivasi, perasaan tidak berdaya, dan bahkan depresi.

2. Kebutuhan akan validasi sosial 

Jika sering muncul pemikiran harus menyenangkan orang lain, tandanya red flags sudah mulai mendarah daging dalam mindset pribadi. Hal ini biasanya dipicu oleh kebutuhan akan validasi sosial yang mana harapan untuk disukai orang lain sangat besar. 

Meski lumrah, tapi jika berlebihan hingga mengorbankan kebutuhan pribadi juga tidak akan berdampak positif. Orang justru akan terjebak dalam kebiasaan people pleasing yang beujung pada kondisi terus bertahan dalam hubungan sepihak yang tidak sehat. 

3. Kebutuhan akan kontrol 

Terus-menerus merasa perlu memperbaiki masalah orang lain dan berhasrat untuk menyelamatkan mereka bisa menjadi tanda bahaya red flags dari dalam diri sendiri. Ada kebutuhan untuk selalu memegang kendali atas apa pun yang cenderung berlebihan hingga ada kesan ikut campur urusan orang lain. 

Orang-orang seperti ini kemungkinan besar bergulat dengan perasaan tidak berdaya yang kuat. Akhirnya, perilaku yang ingin mengontrol apa pun dijadikan solusi untuk mengatasi rasa tidak berdaya tadi dan berujung pada sikap yang terlalu menuntut dalam cara menjalin hubungan interpersonal. 

4. Perfeksionisme berlebihan 

Ingin meraih, memiliki, dan melakukan yang terbaik tentu menjadi harapan banyak orang. Namun, saat berujung pada perfeksionisme berlebihan, tandanya sudah ada kecenderungan red flags dari dalam diri dan seringkali menimbulkan masalah atau konflik pribadi maupun sosial. 

Masalah tersebut dipicu oleh harapan pada diri sendiri untuk tampil sempurna dan tanpa kesalahan. Saat dihadapkan pada kegagalan, si perfeksionis akan merasa memiliki kelemahan dan terus menyalahkan diri sendiri hingga berpotensi merusak kesehatan mental.

5. Menghindari keterikatan emosional

Perilaku red flags lainnya dari diri sendiri juga terdeteksi saat muncul keinginan untuk menghindari keterikatan emosional. Biasanya, orang cenderung tertutup tentang perasaannya dan sering merasa tidak nyaman dengan kedekatan atau keintiman jangka panjang dalam hubungan. 

Akibatnya, respons spontan yang muncul saat terjadi konflik bukan didasari pada komunikasi terbuka demi menyelesaikannya bersama. Sebaliknya, mereka akan memilih menghindari orang lain atau malah memisahkan diri dari lingkungan tanpa ingin meminta bantuan. 

6. Kecanduan media sosial 

Bentuk red flags lain yang mungkin tidak disadari adalah kecanduan media sosial. Alasan mencari hiburan kerap dijadikan alibi hingga berujung pada ketergantungan pada media sosial. Padahal, menghabiskan waktu terlalu banyak di media sosial justru akan berdampak negatif terhadap kesehatan mental dan produktivitas. 

Konsumsi media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan penurunan harga diri, meningkatnya perasaan kesepian, kecemasan atau depresi, timbul gangguan kecemasan sosial, gangguan tidur, hingga abai pada hubungan di kehidupan nyata serta  empati yang minim. 

Saat melihat keenam sikap red flags dari diri sendiri yang wajib diwaspadai di atas, segera ambil langkah antisipasi untuk perubahan. Meski bukan hal yang mudah, tapi tetap wajib menerapkan upaya untuk mengatasinya demi kesehatan mental jangka panjang.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

šŸ€e. kusuma. nšŸ€