Sikap orang tua memiliki dampak besar dalam perkembangan anak. Salah satu aspek penting dalam mendidik anak adalah bagaimana cara mengelola emosi dan komunikasi dengan mereka.
Sering kali, orang tua tanpa disadari menggunakan metode disiplin yang kurang tepat seperti sering memarahi anak. Meskipun tujuannya mungkin baik, namun dampak negatif dari tindakan ini dapat berdampak jangka panjang pada perkembangan psikologis dan emosional anak.
Dilansir dari laman thevolume, berikut ini adalah 7 dampak buruk sering memarahi anak yang perlu dihindari.
1. Rendahnya Kepercayaan Diri
Anak-anak yang sering kali mendengar kritikan dan marah dari orang tua mereka dapat mengembangkan rasa rendah diri. Ini dapat membuat mereka merasa tidak berharga dan tidak mampu melakukan hal-hal dengan baik, bahkan ketika sebenarnya mereka memiliki potensi yang besar.
2. Gangguan Emosi
Terlalu sering memarahi anak dapat menyebabkan gangguan emosional. Mereka mungkin cenderung sulit mengontrol emosi mereka, lebih mudah marah, atau bahkan mengalami kecemasan dan depresi karena perasaan tertekan.
3. Rendahnya Kemampuan Menyelesaikan Masalah
Anak-anak yang terbiasa hanya mendengar amarah dari orang tua mungkin tidak diajarkan cara yang efektif untuk menyelesaikan masalah atau mengatasi konflik. Ini bisa berdampak pada kemampuan interpersonal dan keterampilan komunikasi mereka di masa depan.
4. Gangguan dalam Hubungan Sosial
Ketika anak merasa sering dimarahi, mereka mungkin mengalami kesulitan dalam membangun dan memelihara hubungan sosial yang sehat.
Rasa takut akan penolakan atau kritikan dapat membuat mereka cenderung lebih tertutup dan kurang percaya diri dalam berinteraksi dengan teman sebaya.
5. Menghindari Komunikasi dengan Orang Tua
Anak yang sering ditegur dengan keras mungkin merasa takut untuk berbicara dengan orang tua mereka. Mereka mungkin merasa bahwa orang tua tidak akan mengerti atau bahkan menghukum mereka atas apa yang mereka katakan.
6. Pelarian ke Perilaku Negatif
Beberapa anak mungkin mengembangkan pola perilaku yang merugikan sebagai cara untuk mengatasi stres dan perasaan takut akibat seringnya marah. Ini bisa termasuk kenakalan remaja, penggunaan obat-obatan terlarang, atau perilaku agresif.
7. Keterputusan Komunikasi
Terlalu sering memarahi anak dapat menghambat komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak. Ini dapat menghalangi kesempatan untuk mengajarkan nilai-nilai, memberikan nasihat, dan membimbing mereka dengan benar.
Sebagai orang tua, penting untuk menggunakan metode disiplin yang lebih positif dan mendukung. Menggantikan marah dengan komunikasi terbuka, empati, dan pemahaman akan membantu membangun hubungan yang sehat antara orang tua dan anak.
Baca Juga
-
Tamat! Ini 3 Momen Menyakitkan bagi Noh Young Won di Bitter Sweet Hell
-
Siap-Siap Emosi! 3 Drama Korea Ini Sepanas Film Ipar adalah Maut
-
3 Risiko Lee Mi Jin setelah Berubah Menjadi Tua di Miss Night and Day, Apa Saja?
-
Review Drama Korea 'Soul Mechanic', Mengangkat Isu tentang Kesehatan Mental
-
Review Film Calamity: a Childhood of Martha Jane Cannary, Petualangan Seru Martha untuk Melindungi Keluarganya
Artikel Terkait
-
Ditangkap Kasus Pencabulan, Eks Bupati Biak Numfor Papua Ternyata Predator Seks Anak
-
Ulasan Komik Three Mas Getir, Tingkah Random Mahasiswa yang Bikin Ngakak
-
Strategi Mengelola Waktu Bermain Gadget Anak sebagai Kunci Kesehatan Mental
-
Cetak 2 Gol, Bukti "Anak Emas" Tak Sekadar Julukan bagi Marselino Ferdinan
-
Ellen DeGeneres Benar-Benar Hengkang dari AS Pasca Kemenangan Trump, Anak Elon Musk Menyusul?
Lifestyle
-
3 Rekomendasi Serum yang Mengandung Buah Nanas, Ampuh Cerahkan Kulit Kusam
-
4 Rekomendasi OOTD Kasual Ryu Hye Young, Bikin Tampil Lebih Trendy Saat Hangout
-
3 Exfoliating Toner Mengandung Salicylic Acid, Ampuh Hempaskan Bruntusan
-
Prediksi Trend Fashion 2025: Angkat Isu Lingkungan, Gender hingga Teknologi
-
3 Pelembab Panthenol untuk Redness dengan Harga Terjangkau, Cuma Rp48 Ribu
Terkini
-
Memperbaiki Kesalahan di Masa Lalu dalam Novel 'Ten Years Challenge'
-
Absen Lawan Australia, Posisi Justin Hubner akan Digantikan Elkan Baggott?
-
Jennie-Lisa, XG, Hingga ENHYPEN Dikonfirmasi Tampil di Coachella 2025
-
Bojan Hodak Sebut Persib Bandung Terbebani 'Juara Bertahan', Ini Alasannya
-
Review Buku 'Waktu untuk Tidak Menikah', Alasan Perempuan Harus Pilih Jalannya Sendiri