Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Dini Sukmaningtyas
Ilustrasi pasangan (Pexels/Vija Rindo Pratama)

Manusia adalah makhluk yang diciptakan dengan banyak keunikan. Satu individu dengan individu lainnya memiliki banyak perbedaan sifat dan pola pikir, termasuk perbedaan love language.

Love language atau bahasa cinta merupakan cara seseorang untuk mengungkapkan cinta kepada orang-orang yang disayangi. Bukan tidak mungkin dua orang dengan love language berbeda berakhir menjadi pasangan.

Perbedaan love language bukan berarti memicu perselisihan dengan pasangan. Love language hanyalah cara yang digunakan masing-masing individu untuk mengekspresikan kasih sayang mereka, meskipun caranya terkesan asing dan berbeda dengan yang sering kita lakukan.

Jika love language kita berbeda dengan pasangan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar hubungan tetap harmonis, seperti disampaikan oleh Mahira Syafana Kuswanto, Psikolog Klinis Mental Healing Indonesia dalam Live Instagram bersama Yoursay yang bertajuk "Connection Between Love Language & Childhood" berikut ini.

1. Terima fakta dan hargai perbedaannya

Pertama, kita harus menerima dengan lapang dada bahwa love language kita berbeda dengan pasangan. Kalian adalah dua manusia dengan isi kepala dan isi hati yang berbeda.

Love language seseorang terbentuk melalui beberapa faktor, di antaranya dipengaruhi oleh faktor keluarga dan pola asuh di masa kecil. Kita tidak bisa memaksakan pasangan kita memiliki persepsi yang sama dengan kita dalam hal bahasa cinta.

2. Berusaha memahami bahasa cinta masing-masing

Ada lima jenis love language yang kita kenal selama ini, yaitu words of affirmation, physical touch, acts of service, receiving/giving gift, dan quality time.

Memahami love language pasangan merupakan salah satu cara untuk berkompromi agar hubungan tetap langgeng. Kita bisa mempelajari kebutuhan pasangan melalui pemahaman mendalam tentang love language-nya.
Tidak ada salahnya membahagiakan pasangan dengan cara memenuhi kebutuhan bahasa cinta masing-masing.

3. Komunikasikan secara terbuka

Sebagai pasangan, komunikasi merupakan kunci keharmonisan hubungan, bahkan untuk hal-hal kecil sekali pun. Komunikasi yang baik merupakan pondasi dalam menjalin sebuah hubungan yang sehat.

Jika kita memiliki perbedaan love language dengan pasangan, bangunlah komunikasi secara terbuka dengan kepala dingin. Jangan pernah berasumsi, apalagi menghakimi.

Tanyakan kepada pasangan tentang ekspektasinya terhadap sikap kita terkait love language ini. Misalnya jika pasangan memiliki bahasa cinta words of affirmation, jangan segan untuk memujinya saat dia melakukan hal-hal kecil untuk kita.

Sebaliknya, kita juga harus mengkomunikasikan ekspektasi kita kepada pasangan. Hal ini perlu dikomunikasikan secara bertahap agar tercapai win win solution bagi kedua belah pihak.

Itulah 3 hal yang dapat dilakukan untuk menyiasati perbedaan love language dengan pasangan. Jangan lupa untuk tetap merawat cinta agar hubungan semakin harmonis, ya!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Dini Sukmaningtyas