Banyak orang memulai tahun baru dengan semangat tinggi dan daftar resolusi yang ambisius. Namun, kenyataannya, sebagian besar resolusi tahun baru gagal tercapai. Menurut penelitian dari University of Scranton, hanya sekitar 8% orang yang berhasil mencapai resolusi mereka (Norcross et al., 2002).
Fenomena ini sering kali membuat orang merasa frustrasi atau bahkan enggan mencoba lagi di tahun berikutnya. Mengapa hal ini terjadi? Berikut alasan mengapa resolusi tahun baru sering kali tidak tercapai.
1. Target yang tidak realistis
Salah satu alasan utama kegagalan adalah menetapkan tujuan yang terlalu besar atau tidak realistis. American Psychological Association (APA) menyebutkan bahwa menetapkan ekspektasi yang tidak masuk akal dapat membuat seseorang cepat kehilangan motivasi (APA, n.d.).
Misalnya, ingin menurunkan berat badan 20 kg dalam satu bulan adalah target yang sulit dicapai dan berpotensi membahayakan kesehatan. Ketika hasil yang diharapkan tidak segera terlihat, banyak orang merasa kecewa dan akhirnya menyerah sebelum mencapai tujuan. Resolusi yang tidak realistis juga sering kali disertai dengan kurangnya pemahaman tentang upaya yang sebenarnya diperlukan untuk mencapainya.
2. Kurangnya strategi dalam membuat resolusi
Banyak orang membuat resolusi tanpa merencanakan langkah-langkah konkret untuk mencapainya. Menurut Harvard Business Review (2017), tanpa perencanaan yang spesifik, resolusi hanya menjadi niat tanpa tindakan nyata.
Sebagai contoh, resolusi seperti "ingin lebih produktif" tidak akan efektif tanpa menetapkan apa yang dimaksud dengan produktif atau bagaimana cara mencapainya. Akibatnya, resolusi tersebut cenderung terlupakan di tengah kesibukan sehari-hari. Rencana yang jelas bertindak sebagai panduan yang membantu seseorang tetap fokus dan termotivasi sepanjang perjalanan mereka menuju tujuan.
3. Gagal mempertahankan kebiasaan
Kurangnya konsistensi adalah faktor lain yang sering menyebabkan kegagalan. Sebuah studi dari Journal of Clinical Psychology menunjukkan bahwa kebiasaan membutuhkan waktu untuk terbentuk, tetapi banyak orang menyerah sebelum mencapainya (Lally et al., 2010).
Misalnya, seseorang yang berkomitmen untuk berolahraga setiap hari sering kali melewatkan beberapa sesi di minggu pertama, yang kemudian berkembang menjadi kebiasaan meninggalkan tujuan sepenuhnya. Konsistensi sangat penting karena perubahan yang berarti biasanya membutuhkan waktu dan dedikasi jangka panjang. Tanpa komitmen untuk terus mencoba, meskipun menghadapi tantangan, keberhasilan sulit diraih.
4. Kurangnya evaluasi secara berkala
Tidak mengevaluasi progres secara berkala membuat seseorang kehilangan arah. Tanpa pengukuran, sulit mengetahui apakah seseorang telah mencapai tujuan atau tidak (APA, n.d.). Misalnya, seseorang yang ingin menabung lebih banyak mungkin tidak menetapkan target bulanan atau tidak memantau pengeluarannya, sehingga tidak tahu apakah mereka sudah berada di jalur yang benar.
Pengukuran kemajuan juga memberikan kesempatan untuk merayakan pencapaian kecil, yang dapat meningkatkan motivasi. Tanpa refleksi dan evaluasi, seseorang cenderung kehilangan motivasi dan merasa usaha mereka sia-sia.
Resolusi tahun baru sering kali gagal bukan karena kurangnya niat, tetapi karena kurangnya perencanaan, realisme, dan pendekatan yang tepat. Mengetahui penyebab kegagalan ini dapat membantu lebih realistis dan terarah dalam membuat resolusi di masa depan. Dengan memahami hambatan yang mungkin dihadapi, akan dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan tersebut dengan lebih baik.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Tutup Tahun 2024, Pupuk Kaltim Capai Target Produksi Pupuk Lebih dari 100%
-
Twibbon Tahun Baru 2025 dengan Desain Keren, Unduh di Sini
-
Hukum Merayakan Tahun Baru Masehi Menurut Abdul Somad: Boleh Asal . .
-
4 Tips Menentukan Tujuan Hidup ala Jerome Polin, Bikin Semangat!
-
Kaleidoskop Timnas Indonesia 2024: Era Pemain Keturunan, Cetak Sejarah Hingga Kangen Elkan Baggott
Lifestyle
-
4 Serum Cica Rp40 Ribuan, Solusi Atasi Jerawat dan Kulit Kemerahan
-
Capek setelah Interaksi Sosial: Tanda Social Fatigue yang Sering Diabaikan
-
4 Zodiak yang Masuk Era Antagonis, Mulai Menjalani Hidup untuk Diri Sendiri
-
4 Moisturizer Korea Berbahan Rice Extract Rahasia Wajah Glowing Bebas Kusam
-
4 Rekomendasi Cardigan Stylish yang Cocok Dijadikan Kado Natal
Terkini
-
Perempuan Bergamis Putih di Sudut Toko
-
Misteri Mahoni Tua: Penampakan Sosok Putih di Malam Sebelum Tragedi
-
Prilly Latuconsina Buka-Bukaan Soal Bisnis Kapalnya: Untung Rugi Naik Turun Bak Main Saham!
-
3 Film Korea yang Dibintangi Park Hae Soo di 2025, Wajib Ditonton!
-
8 Keunggulan Samsung Galaxy Tab A11+, Tablet Rp3 Jutaan untuk Keluarga dan Anak