M. Reza Sulaiman
Ilustrasi skincare lokal. (Elements Envato)

Dulu, kalau kita cari produk skincare yang direkomendasikan, biasanya akan identik dengan produk-produk impor dari Korea atau Jepang. Tapi sekarang, ceritanya sudah berubah.

Anak muda, khususnya Gen Z di Indonesia, saat ini lebih memilih untuk pakai produk lokal. Fenomena ini bukan cuma soal harga yang lebih ramah di kantong, tapi juga karena kualitasnya yang sudah tidak kalah oke.

Perkembangan digitalisasi yang semakin cepat juga turut membantu naiknya merek-merek skincare lokal di Indonesia. Apalagi, media sosial seperti TikTok dan Instagram menjadi alat promosi dan tempat untuk mendapatkan review jujur secara cepat.

Berdasarkan survei Populix, rupanya Gen Z di Indonesia membeli skincare setidaknya sekali dalam satu bulan, dengan rata-rata pengeluaran Rp 250.000. Kebanyakan dari mereka, yaitu sekitar 57%, lebih memilih untuk membeli melalui jalur online seperti e-commerce dibandingkan ke minimarket atau supermarket.

Merek Lokal Jadi Idola, Bukan Lagi Pilihan Kedua

Data dari survei yang sama memberikan bukti konkret: sebanyak 54% responden lebih memilih untuk menggunakan merek lokal dibandingkan merek luar negeri (35%). Hal ini menunjukkan bahwa merek lokal saat ini sudah menjadi pilihan utama dalam merawat wajah perempuan Indonesia.

Populix juga menunjukkan data spesifik mengenai merek-merek yang menjadi favorit. Sebanyak 26% responden memilih Somethinc dan 21% memilih Scarlett dalam kategori serum. Sementara itu, Wardah (22%) dan Emina (21%) laris manis untuk produk sunscreen-nya.

Artinya, produk lokal saat ini sudah menguasai pasar di kategori skincare penting, yang dulunya didominasi oleh produk global.

Kenapa Sih Sekarang Lebih Milih Produk Lokal?

Dengan harga yang lebih ramah di kantong dan kualitas yang tidak main-main, rasanya tidak heran kalau merek lokal jadi pilihan pertama sekarang.

Menurut hasil survei, ada tiga alasan utama:

  1. 63% responden bilang kalau produk lokal lebih terjangkau.
  2. 56% menilai bahwa kualitasnya sudah setara dengan merek global.
  3. 51% merasa bangga karena bisa mendukung UMKM lokal.

Tak hanya itu, rupanya banyak dari Gen Z juga yang mengatakan kalau merek lokal lebih inovatif dan formulasi bahannya cenderung lebih cocok untuk kulit orang yang tinggal di iklim tropis. Jadi, tidak cuma murah, tapi juga bisa menyesuaikan dengan kebutuhan kulit wanita Indonesia.

Gen Z: 'Kingmaker' di Balik Hype Skincare Lokal

Kalau ditanya, “siapa sih yang jadi promotor utama tren ini?” Jawabannya adalah Gen Z. Hal ini berdasarkan riset Populix 2025, di mana setengah dari respondennya merupakan Generasi Z.

Cara mereka untuk menemukan update tentang merek lokal juga berbeda. Sebanyak 65% Gen Z mendapatkan informasi dari media sosial seperti TikTok atau Instagram. Jadi, rasanya tidak salah kalau kita bilang Gen Z-lah yang membuat skincare lokal jadi hype dan sebesar sekarang.

Masa Depan yang Cerah: Pasar yang Terus Tumbuh

Melalui kombinasi harga yang terjangkau, kualitas yang oke, inovasi yang relevan, ditambah lagi dengan dukungan kuat dari anak muda, industri skincare lokal punya masa depan yang sangat cerah. Menurut GlobalData, nilainya diprediksi akan naik hampir dua kali lipat dari Rp 25 triliun pada 2021 menjadi Rp 38,4 triliun pada 2026. Itu berarti tumbuh sekitar 8,9% setiap tahunnya.

Jadi, kalau dulu skincare lokal cuma dijadikan pilihan kedua, sekarang sudah beralih menjadi pilihan utama bagi Gen Z. Hal ini membuktikan bahwa menggunakan produk dalam negeri adalah sebuah kebanggaan, karena produknya memang worth it dan relevan.

Penulis: Flovian Aiko