TikTok mungkin lebih dikenal sebagai platform hiburan dan tren viral, tapi belakangan ini ada fenomena menarik yang mulai muncul: Gen Z menggunakan fitur "Repost" bukan cuma buat berbagi konten lucu atau relatable, tapi juga sebagai cara untuk curhat dan mengekspresikan perasaan.
Di era serba digital ini, media sosial bukan hanya lagi menjadi tempat untuk berbagi momen-momen indah. Bagi Gen Z, platform seperti TikTok telah berevolusi menjadi ruang pribadi yang unik, di mana ekspresi diri dan curahan hati bisa dilakukan dengan cara yang tidak terduga. Salah satu fenomena yang sedang tren adalah penggunaan fitur repost atau postingan ulang sebagai wadah untuk mengungkapkan perasaan atau pikiran.
Pada dasarnya, tombol repost di TikTok diciptakan dengan fungsi yang sederhana: memungkinkan pengguna membagikan ulang video yang mereka sukai ke halaman profil mereka. Namun, di tangan Gen Z, fitur ini telah bertransformasi menjadi alat komunikasi yang sangat efektif dan bernilai personal.
Mereka tidak hanya sekadar membagikan konten yang menarik, melainkan menggunakan setiap video yang mereka repost sebagai cerminan dari kondisi batin mereka saat itu. Fenomena ini merupakan bentuk komunikasi tidak langsung yang sangat cerdas. Gen Z memanfaatkan lirik lagu yang sendu, narasi yang penuh keresahan, atau visual yang estetik yang menyentuh hati sebagai bahasa baru untuk mengungkapkan apa yang sulit diucapkan.
Misalnya, seseorang yang sedang patah hati bisa me-repost video dengan narasi tentang perpisahan. Tanpa perlu menulis status panjang lebar atau membuat video sendiri, video yang di-repost itu sudah cukup menjadi "kode" atau sinyal tentang apa yang sedang ia rasakan
Ada beberapa alasan mengapa Gen Z memilih metode ini. Cara ini adalah pilihan yang lebih aman untuk menunjukkan sisi rentan mereka di tengah ruang publik yang sering menghakimi. Di samping itu, mereka merasa bahwa konten yang sudah ada justru terasa lebih jujur dalam menggambarkan emosi yang kompleks daripada jika mereka harus mengungkapkannya sendiri.
Fitur sederhana seperti repost bisa punya makna besar di tangan Gen Z. Fitur sederhana ini telah berevolusi menjadi sebuah bahasa isyarat digital yang punya makna mendalam. Di balik setiap video yang mereka bagikan ulang, sering kali tersimpan perasaan dan pikiran yang belum bisa atau belum berani mereka ucapkan dengan kata-kata. Ini adalah cara efektif untuk menyalurkan emosi, entah itu kebahagiaan, kekecewaan, atau kegalauan, tanpa harus merangkai kalimat panjang atau memulai percakapan yang sulit.
Mungkin ini bukan curhat dalam bentuk tradisional, seperti bertemu langsung atau menelepon teman. Ini adalah bentuk ekspresi yang lebih modern, cepat, dan minim tekanan. Sering kali, mereka merasa video yang sudah ada bisa mewakili perasaan mereka dengan jauh lebih akurat daripada jika mereka harus mencoba menjelaskannya sendiri. Itulah mengapa fitur ini menjadi sarana yang paling mereka pahami dan rasa paling aman untuk membuka diri.
Maka, jika suatu saat kamu melihat temanmu me-repost video yang bernuansa sedih atau galau, jangan langsung menganggapnya sebagai tindakan mencari perhatian. Sebaliknya, lihatlah itu sebagai sinyal atau kode yang diberikan kepada orang-orang terdekatnya.
Bagi banyak Gen Z, itu adalah cara paling nyaman bagi mereka untuk mengatakan, tanpa harus bersuara, "Aku lagi nggak baik-baik saja." Pada akhirnya, penggunaan fitur repost di TikTok sebagai tempat curhat bukan sekadar tren.
Ini adalah cerminan dari cara baru Gen Z dalam berkomunikasi di era digital, di mana keamanan, efisiensi, dan keintiman menjadi prioritas. Ini adalah cara mereka berteriak tanpa suara, dan curhat tanpa harus repot menceritakan semuanya.
Baca Juga
-
Marriage Is Scary: Kita Takut Menikah, atau Takut Tidak Bahagia?
-
Mikha Tambayong dan Eva Celia Tampil All-Out di Film 'Abadi Nan Jaya'
-
Lagu Bertemu Layar: 'Rayuan Perempuan Gila' Temukan Rumah di Film 'Pangku'
-
Perceraian Mencuat: Benarkah Angkanya Melonjak dan Gugatan Didominasi Istri?
-
Tumbuh dengan Kasih: Anak 'Keluarga Cemara' Punya Mental Lebih Stabil?
Artikel Terkait
-
Kerja Remote Gaji Gede? Awas Loker Palsu! Tips Cerdas Buat Gen Z Biar Gak Ketipu
-
Cermin Nggak Pernah Bohong: Gaya Selfie Favorit Sepanjang Generasi
-
Tips Interview Kerja untuk Gen Z dari Junar Asunyi, Auto Percaya Diri!
-
Generasi Rebahan, Jutawan Impian: Gen Z Ingin Kaya tapi Malas Kerja?
-
Cara Edit Foto Viral Golden Hour Estetik di Tembok dengan AI, Ini Prompt-nya
Lifestyle
-
7 Rekomendasi Lipstik Lokal dengan Warna Intens untuk Bold Makeup Look
-
10 Tahun 'Reply 1988': Ryu Jun Yeol Sempat Absen, Akhirnya Muncul di Acara Spesial
-
3 Pilihan Antiperspirant Andalan untuk Nonton Konser, Bye-Bye Ketiak Basah!
-
Mau Glowing Gak Cuma Modal Skincare? Coba Tambahin 8 Makanan Ini di Menu Harianmu
-
4 Serum Lokal dengan PDRN dari DNA Salmon, Bikin Wajah Mulus dan Awet Muda!
Terkini
-
Timnas U-17 Dapat Lebih Banyak Dukungan Suporter daripada Senior, Kok Bisa?
-
Ulasan Novel My Darling Dreadful Thing, Cerita Horor di Rumah Tua Beckman
-
Dua Bulan Aman, Aura Kartu Kuning Justin Hubner Akhirnya Muncul Lagi!
-
Demi Mental Health Anak, Masayu Anastasia dan Lembu Kompak Meski Berpisah
-
5 Film Horor Terbaik Sepanjang Masa Versi Rotten Tomatoes, Siap Uji Nyali?