Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | Najmin Khairani
Ilustrasi cat calling

“Kiw kiw cewek, mau kemana?“  atau “Mau dianterin gak neng sama abang?“ kebanyakan perempuan Indonesia pasti pernah mengalami kejadian seperti itu, apalagi saat sedang jalan sendirian. Kejadian ini biasanya dialami perempuan yang melewati sekelompok laki-laki yang sedang duduk bersama dan mengobrol.

Kejadian ini disebut catcalling. Menurut Oxford Dictionary, catcalling didefinisikan sebagai siulan, panggilan dan komentar yang bersifat seksual dari seorang laki-laki kepada perempuan yang lewat dihadapannya. Catcalling akan berkembang menjadi street harassment, yakni bentuk pelecehan seksual yang dilakukan di tempat umum. Orang-orang yang melakukan catcalling biasanya disebut catcaller.

 Pada umumnya, catcaller berpikir bahwa melakukan tindakan catcalling seperti “Cantik banget neng, senyum dong“ akan mencerahkan hari si perempuan, tetapi nyatanya itu hanya memperburuk hari seseorang. Catcalling adalah perbuatan yang mengganggu kenyamanan seseorang dan juga catcalling adalah sebuat tindakan yang menunjukan bahwa ia tidak mempunyai rasa hormat kepada si perempuan.

Tetapi, sayangnya hal ini di Indonesia sudah menjadi hal yang dianggap biasa oleh rakyat Indonesia, khususnya laki-laki. Ketika hal ini terjadi kepada perempuan, masih banyak perempuan yang takut untuk speak up atau masih banyak yang bingung ingin menanggapinya harus seperti apa

Di Indonesia, kasus catcalling tidak hanya terjadi di jalanan saja. Kasus catcalling juga banyak terjadi di transportasi umum, contohnya transjakarta, KRL, lingkungan kerja, bahkan sekolah. Permasalahan catcalling ini semakin merajalela karena belum ada hukum yang tegas tentang kasus catcalling ini dan juga para catcaller belum mempunyai kesadaran sendiri untuk tidak melakukan tindakan tersebut, tidak mengganggu perempuan.

Banyak orang yang berkata bahwa jika perempuan terkena aksi catcalling lalu dia bercerita di media sosial, pasti ada saja orang yang menanggapi bahwa perempuan itu terkena catcalling karena bajunya terbuka, padahal belum tentu seperti itu. Saya melihat banyak sekali di media sosial, perempuan yang memakai pakaian tertutup tetap saja terkena catcalling atau bahkan sudah ada yang sampai terkena pelecehan seksual secara fisik

Kesehatan mental dapat terganggu karena perempuan yang terkena catcalling merasa dilecehkan. Menurut Mercado, hal ini dikarenakan catcalling memiliki pengaruh buruk pada penurunan tingkat self-esteem atau harga diri dari wanita. Perempuan dapat merasa tidak percaya diri lagi karena ia berpikir bahwa dirinya tidak bernilai dimata orang lain dan kemungkinan memikirkan hal tersebut secara berlebih atau overthinking.

Tingkat keparahan pada kurang percaya diri dapat membatasi ruang untuk berekspresi.Sebenarnya ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menghindari catcalling. Usahakan sebagai perempuan, kita harus menghindari jalan sendirian di malam hari, untuk menurunkan kemungkinan kita terkena catcalling.Peraturan untuk kasus catcalling ini sangat dibutuhkan di Indonesia. Karena Indonesia termasuk salah satu negara dengan tingkat kriminalitas yang lebih tinggi dari negara lain

Bentuk pelecehan yang paling sering mereka terima ialah catcalling.Menurut saya, kasus catcalling sangatlah penting untuk dibahas, karena di Indonesia hal ini masih dianggap sangat biasa, padahal hal ini bisa berdampak sangat besar kepada korban. Para catcaller harus sadar bahwa tindakan catcalling sangatlah tidak benar, karena mengganggu hak-hak perempuan yang ada

Let women walk home safely. Stop commenting on their bodies. It’s not a compliment. It’s not respectful!

Oleh: Najmin Khairani / Mahasiswa Semester 1 Program Studi Hubungan Masyarakat Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia

Najmin Khairani