Saat ini, gangguan mental sedang marak diperbincangkan. Khususnya pada kalangan remaja hingga orang dewasa seperti depresi, Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD), gangguan makan, dan gangguan mental lainnya.
Namun, ada juga gangguan mental yang seringkali kurang diperhatikan masyarakat yang dapat menimbulkan efek yang besar bagi Penderitanya, yaitu Obsessive compulsive disorder (OCD)atau biasa disebut sebagai Gangguan Obsesif Kompulsif. Berdasarkan penelitian di Amerika Serikat, OCD adalah salah satu dari 20 penyebab utama kecacatan terkait gangguan mental untuk individu berusia antara 15 - 44 tahun.
Gangguan Obsesif Kompulsif diambil dari dua kata obsessive yang artinya pemikiran yang berulang akan sesuatu dan compulsive yang artinya tindakan atau perilaku yang terlihat secara kasat mata. OCD adalah gangguan mental yang menyebabkan penderitanya merasa harus melakukan suatu tindakan secara berulang-ulang. Bila tidak dilakukan, penderita OCD dapat diliputi kecemasan atau ketakutan.
"Seperti contohnya penderita mengecek pintu rumahnya berulang-ulang, sampai ia harus kembali ke rumahnya yang terletak di Bogor dari kantornya yang berada di Cibubur hanya untuk mengecek pintu rumahnya kembali. Sehingga secara tidak sadar hal tersebut sudah menghambat produktivitas dalam beraktifitas," ujar psikolog Prisha Nova, M.Psi.
Solusi Bagi Penderita OCD
Prischa Nova menjelaskan OCD merupakan gangguan mental yang perlu mendapatkan pemeriksaan tentang gejala dan penyebabnya secara detail oleh dokter atau psikiatri untuk dapat ditangani dengan baik.
Tidak bisa disimpulkan sendiri karena banyak faktor-faktor lain yang harus di teliti terlebih dahulu, seperti riwayat hidup hingga faktor lingkungan. Setelah teranalisa dengan baik, kemudian dokter akan membuat strategi penyembuhan yang sesuai dengan diagonasa penderita seperti pemberian obat atau terapi kognitif sehingga penderita dapat sembuh dengan baik.
Selanjutnya apabila Anda bukan penderita OCD tetapi mempunyai keluarga atau kerabat yang mempunyai OCD, jadilah support system yang baik tidak membuat penderita tertekan. Selalu bersama Penderita, karena dukungan terbaik dari orang terdekat merupakan salah satu cara untuk membantu penyembuhan OCD.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Medina Zein Idap Bipolar Tipe 2, Apa Bedanya dengan Tipe 1?
-
Dukungan Sosial Keluarga Disebut Penting Bagi Penyandang Disabilitas
-
Kaleidoskop Kesehatan 2019: Artis yang Derita Gangguan Kesehatan Mental
-
Jurnalis Harus Lakukan Ini Agar tak Alami Gangguan Mental
-
Agar Hubungan Tetap Langgeng, Begini Cara Membantu Pasangan yang Depresi
News
-
7 Rekomendasi Cushion Minim Oksidasi, Ringan dan Awet Sepanjang Hari
-
Bahas Evaluasi Formatif, Dr. Elfis Isi Kuliah Umum di UIN Bukittinggi
-
Tiga Pilar Kedamaian: Solusi Atasi Emosi di Lapas Narkotika Muara Sabak
-
Balap Liar Bukan Tren Keren: Psikologi UNJA Ajak Siswa Buka Mata dan Hati
-
MIMPI di Belantara Jambi: Mahasiswa Ubah Harapan Masyarakat Suku Anak Dalam
Terkini
-
Sinopsis Film How to Train Your Dragon (2025), Kisah Pertemanan Manusia dan Naga
-
Review Series The King of Pigs, Kisah Balas Dendam dari Luka yang Terpendam
-
Review Film The Winter Lake: Ketika Rahasia Mengapung ke Permukaan
-
ATEEZ Maknai Cinta sebagai Proses Saling Menerima dalam Lagu Time of Love
-
Film Roman Dendam: Balas Dendam Luka Lama yang Menyingkap Konspirasi Besar