Menurut sumber dari Wikipedia, Rokok atau sigaret adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau kering yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung yang lainnya.
Efek buruk pada rokok memang dapat mengganggu kesehatan. Tidak hanya kesehatan pada perokok aktif saja yang terganggu, namun orang yang terpapar asap rokok juga dapat terganggu kesehatannya bahkan bisa lebih bahaya dampaknya dari pada si perokok aktif.
Rokok memiliki efektivitas tinggi yang dapat menyebarkan zat-zat kimia bracun. Jika rokok diisap di dalam ruangan maka ruangan tersebut dipenuhi dengan zat beracun, seperti karbon monoksida, nikotin, serta zat pemicu kanker.
Namun, apakah perokok aktif memikirkan bahwa asap rokok memiliki dampak negatif yang sangat serius bagi kesehatan manusia, dan dampak ini bisa menyebar kesemua umur baik dewasa maupun anak-anak. Menurut data The Tobacco Atlas 2015 menyebutkan, lebih dari 217.400 penduduk Indonesia meninggal dunia akibat merokok. Ini terjadi setiap tahun, tapi seharusnya dapat dicegah.
“Saya merokok dari dulu biasa aja sih, saya tahu bahwa ini bahaya juga untuk anak. Biasanya kalau saya mau merokok ya tidak di dekat anak saya atau anak-anak kecil lainnya. Saya juga membiasakan untuk selalu cuci tangan dan ganti baju dulu sebelum saya main dengan anak saya,” tutur fadil.
Berbeda dengan narasumber lain, Nabila namanya, umur 19tahun, “Kadang saya kalau merokok agak kurang merhatiin sekitar sih, karena kan saya merokok juga sama temen-temen aja, jadi kalau mau merokok ya merokok saja.”
Nyatanya dari data yang saya ambil, masih ada anak remaja yang tidak peduli dengan bahaya dari asap rokok yang akan menimbulkankan penyakit serius pada kesehatan anak-anak serta dapat menyebabkan kematian.
Ada salah satu penyakit yang ditimbulkan dari asap rokok loh, yaitu meningitis. Penyakit meningitis sendiri adalah peradangan yang terjadi pada meningen, yaitu lapisan pelindung yang menyelimuti otak dan saraf tulang belakang. Meningitis terkadang sulit dikenali, karena penyakit ini memiliki gejala awal yang serupa dengan flu, seperti demam dan sakit kepala.
Menurut dokter bahwa anak-anak yang berada dalam lingkungan perokok berpeluang dua kali lebih besar terkena penyakit meningitis, bagi anak-anak yang berumur dibawah lima tahun, kerentanannya terhadap bahaya asap rokok meningkat 2,5 kali lipat. Bahkan saat ibunya merokok pada masa kehamilannya bayi tersebut akan mengalami 3 kali peningkatan dari penyakitnya.
Tanda-tanda awal meningitis pada anak disebabkan oleh virus maupun bakteri, anatar lain demam dan sakit kepala. Adapun gejala awal yang mirip dengan penyakit lain, seperti flu. Meningitis pada anak yang disebabkan oleh virus biasanya tidak akan menimbulkan komplikasi berbahaya dari pada meningitis bakteri. Bahkan, gejala meningitis virus bisa membaik serta hilang dalam waktu 7-10 hari, dan dapat diobati atau rawat jalan dirumah.
Adapun cara mencegah penyakit meningitis pada anak, sebaiknya hindari kontak dengan penderita meningitis atau yang sedang sakit. Segera bawa ke dokter, jika timbul gejala-gejala seperti dijelaskan di atas.
Sebaiknya untuk orang tua agar lebih berhati-hati dengan asap-asap yang berada didekat anak-anaknya, jangan sampai anak-anaknya tertular penyakit dari asap-asap tersebut. Dan lebih baik jika orang tua terlebih dahulu mencuci tangan serta berganti pakaian sebelum berkontak langsung dengan anak-anaknya.
Pengirim: Arya Manggala Putra / Mahasiswa London School Of Public Relations (LSPR)
E-mail: aryamanggalap@gmail.com
Baca Juga
-
Byeon Woo Seok Nyanyikan Sudden Shower di MAMA 2024, Ryu Sun Jae Jadi Nyata
-
Pep Guardiola Bertahan di Etihad, Pelatih Anyar Man United Merasa Terancam?
-
3 Drama Korea yang Dibintangi Lim Ji Yeon di Netflix, Terbaru Ada The Tale of Lady Ok
-
Review Ticket to Paradise: Film Hollywood yang Syuting di Bali
-
Ulasan Novel Under the Influence Karya Kimberly Brown, Kisah Cinta dan Kesempatan Kedua
Artikel Terkait
-
Bahaya! Pestisida dan Rokok Sama-sama Berisiko Tinggi Picu Kanker hingga Leukemia, Ini Faktanya
-
Pemerintah Diminta Larang Penjualan Rokok Eceran Di Warung: Anak-anak Kini Jadi Incaran Industri
-
Gampang Dibeli, Murid SMP-SMA Bisa Habiskan Duit Jajan Rp 200 Ribu Seminggu Untuk Beli Rokok
-
Gejalanya Dikira Mirip, Padahal Penyakit Ruben Onsu dan Olga Syahputra Berbeda Loh!
-
Perbedaan Empty Sella Syndrome dan Meningitis, Penyakit yang Diderita Ruben Onsu dan Olga Syahputra
News
-
See To Wear 2024 Guncang Industri Fashion Lokal, Suguhkan Pengalaman Berbeda
-
Harumkan Indonesia! The Saint Angela Choir Bandung Juara Dunia World Choral Championship 2024
-
Usaha Pandam Adiwastra Janaloka Menjaga, Mengenalkan Batik Nitik Yogyakarta
-
Kampanyekan Gapapa Pakai Bekas, Bersaling Silang Ramaikan Pasar Wiguna
-
Sri Mulyani Naikkan PPN Menjadi 12%, Pengusaha Kritisi Kebijakan
Terkini
-
Byeon Woo Seok Nyanyikan Sudden Shower di MAMA 2024, Ryu Sun Jae Jadi Nyata
-
Pep Guardiola Bertahan di Etihad, Pelatih Anyar Man United Merasa Terancam?
-
3 Drama Korea yang Dibintangi Lim Ji Yeon di Netflix, Terbaru Ada The Tale of Lady Ok
-
Review Ticket to Paradise: Film Hollywood yang Syuting di Bali
-
Ulasan Novel Under the Influence Karya Kimberly Brown, Kisah Cinta dan Kesempatan Kedua