Kementerian Koperasi dan UKM (MenKopUKM), Teten Masduki mengajak semua pihak termasuk swasta, BUMN, dan masyarakat untuk membantu UMKM tetap berproduksi sebagai sektor yang menumpu sektor riil level terbawah di Indonesia di tengah pandemi COVID-19.
Sektor impor yang sudah sedikit mengirimkan produksi pangan membuat perkiraan krisis pangan akan terus meningkat di tengah pandemi meski saat ini sudah memasuki era New Normal. Ekspor yang menurun, yang berimbas pada Ekonomi Rumah Tangga yang menurun pula membuat pemerintah kewalahan.
"Situasi Covid-19 ini dijadikan sebagai momentum untuk reformasi besar-besaran dalam kebijakan sektor pangan di Indonesia, dari aktivitas on farm menuju off farm, dengan memberikan nilai tambah aktivitas usaha tani melalui pengolahan produk pertanian maupun pengembangan usaha berbasis koperasi," tegas MenKopUKM, Teten Masduki saat menjadi keynote speaker dalam webinar dengan tema “Peran Koperasi Pertanian Sebagai Wadah Peningkatan Produksi, Kesejahteraan dan Daya Tawar Petani Pada Masa COVID-19 dan Pasca COVID-19 Terhadap Ketahanan Pangan di Indonesia”, Rabu (10/6/2020).
Pertanian merupakan salah satu sektor yang terdampak pandemi Covid-19. Direktur Pangan dan Pertanian BAPPENAS, Anang Noegroho menyampaikan, bahwa pada Quartal 1 2020 pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan, dan perkebunan, menurun sebesar 1,17 persen (YoY); dalam hal produksi tanaman pangan menurun hingga 10,31 persen, sementara jasa pertanian hingga -1,39 persen.
Selain sektor pertanian, Pengembangan UMKM juga digencarkan oleh MenKopUKM agar menaikkan produksi lokal. Selain itu, kegiatan ini sangat membantu perekonomian masyarakat saat pandemi berlangsung serta memenuhi kebutuhan masyarakat dalam segi pangan.
“Untuk mengantisipasi dampak ekonomi akibat COVID-19, Kementerian Koperasi dan UKM sedang menyiapkan beberapa program. Salah satunya adalah, memberikan stimulus bagi peningkatan daya beli UMKM dan disetujui oleh Presiden dengan anggaran Rp2 triliun,” tegas Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki
Dengan diberikan stimulus untuk UMKM diharapkan supaya ancaman krisis pangan tidak terjadi di Indonesia.
Saat ini Presiden diarahkan untuk membeli belanja negara melalui produk UMKM serta sektor pertanian agar persediaan pangan dan Perekonomian di Indonesia hidup kembali. Langkah ini diharapkan akan terus berjalan walaupun Wabah Covid-19 berakhir.
Oleh: Safira Salsabila Syafril / Mahasiswa S1 Pendidikan Ekonomoi Koperasi 2018 Universitas Negeri Jakarta ( UNJ )
Sumber:
Tag
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Cara Perusahaan Swasta Investasi Sosial Demi Ketahanan Pangan Lokal
-
Penyerapan Gabah Petani Mencapai 725.000 Ton Setara Beras: Rekor Tertinggi Bulog 10 Tahun Terakhir
-
Kantongi Pendapatan Bersih Rp 21,82 Triliun, AALI Siap Dukung Program Ketahanan Pangan Pemerintah
-
Cegah Petani Jual Padi ke Tengkulak, Bulog Gercep Serap Gabah di Solo Raya
-
Antam Komitmen Terhadap Ketahanan Pangan dan Pemberdayaan Masyarakat
News
-
Sungai Tungkal Meluap Deras, Begini Nasib Pemudik Sumatra di Kemacetan
-
Record Store Day Yogyakarta 2025, Lebarannya Rilisan Fisik Kini Balik Ke Pasar Tradisional
-
Kode Redeem Genshin Impact Hari Ini, Hadirkan Hadiah Menarik dan Seru
-
Pasar Literasi Jogja 2025: Memupuk Literasi, Menyemai Budaya Membaca
-
Bukan Hanya Kembali Suci, Ternyata Begini Arti Idulfitri Menurut Pendapat Ulama
Terkini
-
Masuki Fase Krusial, Bagaimana Aturan Kelolosan Babak Grup Piala Asia U-17?
-
3 Pencapaian Indonesia yang Bisa Bikin Malu Korea Selatan di AFC U-17, Pernah Kepikiran?
-
Kang Daniel Terjebak dalam Hubungan Cinta yang Menyakitkan di Lagu 'Mess'
-
Masuk Daftar Top Skor AFC U-17, Evandra Florasta Terbantu Kelebihan Mental Reboundnya
-
Zahaby Gholy, Pembuka Keran Gol Timnas U-17 dan Aset Masa Depan Persija