Nilai tukar rupiah mengalami penurunan hingga mengakibatkan ditutup oleh stagnan pada perdangan hari jum'at (23/10/2020) setelah selama ini mengalami perdagangan yang tertekan. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat terus menerus mngalami naik turun.
Nilai tukar rupiah ditutup oleh stagnan menguat 27 poin atau 0,18 persen ke level Rp14.660. sepanjang perdagangan, rupiah bergerak di rentang Rp14.655 hingga Rp14.708. Pelemahan ini mengakibatkan patahnya rekor penguatan sebelumnya yang mengalami kenaikan.
Dari penutupan penutupan yang stagnan tersebut sebelumnya rupiah mengalami penguatan juga bersamaan dengan tren serupa di Asia. Mata uang Asia menguat dari mata uang Amerika Serikat. Penguatan rupiah ini megalami beberapa pekan hingga akhirnya sampai ditutup oleh stagnan.
Mengalami perubahan nai turunnya nilai rupiah tersebut dari awal yang ditutup mereka tetap kuat hingga dapat bangkit kembali namun indeks rupiah mengalami kenaikan kembali dan mengakibatkan benarnya melemah dan mengalami penurunan pada rupiah hingga level Rp14.667,5. Rupiah dibuka di level Rp14.669 dan bergerak rentang Rp. 14.667 hingga Rp14.669.
Nilai rupiah melemah ini menyebabkan harga barang kebutuhan menjadi naik di masa pandemi seperti ini. Selain itu, nilai rupiah melemah di akibatkan strategi investasi yang dilakukan masyarakat karena dari beberapa instrumen investasi sangat ditentukan oleh nilai mata uang rupiah. Dan yang paling besar, melemahnya nilai rupiah di sebabkan karena mata uang rupiah jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan mata uang dollar Amerika Serikat.
Selain utang luar negri ini. Nilai tukar rupiah diakibatkan karena inflasi yang mengakibatkan harga barang melambung tinggi dan menyamai kurs rupiah dengan negara lain. Rupiah akan terlalu banyak menyimpulkan bahwa masyarakat jadi kurang berharga. Hal tersebut menjadi pendukung melemahnya nilai rupiah otomatis menjadi anjlok jika dibandingkan dengan kurs lain yang lebih mempunyai nilai angka.
Pada saat pandemi ini, utang luar negeri inilah yang dapat membuat mata uang rupiah semakin anjlok, mengingat utang luar negeri dikonversikan ke mata uang lain. Dengan begitu, dapat diartikan selalu ada risiko dari pergerakan nilai tukar yang terjadi.
Namun, dalam perjalanan penurunan itu, rupiah tergugah untuk bangkit kembali dan mengalami penguatan dengan perdagangan yang mereka lakukan dalam beberapa hari, dari kabar tersebut membuat kabar positif untuk nilai tukar rupiah.
Kabar tersebut tidak berlangsung lama, niali rupiah mengalami anjlok kembali dan nilai dollar Amerika Serikat meningkat hingga dolar ngacir lagi per tanggal (30/10/2020). Kurs rupiah melemah 18, 15 atau 0,12%. Kurs rupiah sore ini di perdangkan di kisaran Rp14.598 hingga Rp14.828 per dolar Amerika Serikat.
Artikel Terkait
-
Rupiah Menguat di Tengah Konflik Rusia-Ukraina, Kok Bisa?
-
Rupiah Terjungkal Dihadapan Dolar AS di Perdagangan Kamis Sore
-
Rupiah Loyo Lawan Dolar AS, Bayang-bayang Nuklir Rusia Picu Ketegangan Global
-
Rupiah Langsung Loyo Terhadap Dolar AS Setelah BI Pertahankan Suku Bunga Acuan
-
Pasar Khawatir Suku Bunga Acuan AS Turun Buat Rupiah Berotot Tekuk Dolar AS Hari Ini
News
-
See To Wear 2024 Guncang Industri Fashion Lokal, Suguhkan Pengalaman Berbeda
-
Harumkan Indonesia! The Saint Angela Choir Bandung Juara Dunia World Choral Championship 2024
-
Usaha Pandam Adiwastra Janaloka Menjaga, Mengenalkan Batik Nitik Yogyakarta
-
Kampanyekan Gapapa Pakai Bekas, Bersaling Silang Ramaikan Pasar Wiguna
-
Sri Mulyani Naikkan PPN Menjadi 12%, Pengusaha Kritisi Kebijakan
Terkini
-
Makna Perjuangan yang Tak Kenal Lelah di Lagu Baru Jin BTS 'Running Wild', Sudah Dengarkan?
-
Ulasan Buku 'Seni Berbicara Kepada Siapa Saja, Kapan Saja, di Mana Saja', Bagikan Tips Jago Berkomunikasi
-
Puncak FFI 2024: Jatuh Cinta Seperti di Film-Film Sapu Bersih 7 Piala Citra
-
Polemik Bansos dan Kepentingan Politik: Ketika Bantuan Jadi Alat Kampanye
-
Ditanya soal Peluang Bela Timnas Indonesia, Ini Kata Miliano Jonathans