Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Rizky G Saputra
ilustrasi bantuan kemanusiaan di Afghanistan (Unsplash/Wanman uthmaniyyah)

Empat kelompok bantuan internasional non pemerintah seperti Save the Children, Komite Penyelamatan Internasional (the International Rescue Committee), Dewan Pengungsi Norwegia (the Norwegian Refugee Council) and CARE, pada hari Minggu (25/12) memutuskan menghentikan kegiatan mereka di Afghanistan, pasca pemerintah Taliban melarang perempuan untuk bekerja di organisasi non-pemerintah.

Pelarangan itu diketahui terjadi sejak hari Sabtu ketika Menteri Ekonomi Qari Din Mohammed Hanif yang mengeluarkan aturan tersebut juga menambahkan bahwa organisasi yang tidak mematuhi aturan tersebut akan dicabut izin operasinya di wilayah Afghanistan.

Larangan perempuan bekerja di organisasi non-pemerintah itu kemudian mendapat sorotan banyak pihak, pasalnya Afghanistan saat ini banyak mendapat bantuan dari organisasi yang menyediakan layanan kesehatan, pendidikan, hingga perlindungan kemanusiaan.

Sayangnya organisasi tersebut harus menghentikan kegiatannya, sebab tidak adanya perempuan di dalam unit pelayanan mereka, membuat efektivitas jangkauan terhadap anak-anak hingga perempuan menjadi sulit.

BACA JUGA: Terungkap Alasan Amanda Manopo Putus dengan Billy Syahputra, Bukan Karena Jadi Orang Ketiga

Salah satu kendala larangan itu diungkap oleh Kepala organisasi Norwegian Refugee Council yakni Neil Turner yang menilai begitu pentingnya posisi anggota perempuan dalam kegiatan mereka.

"Kami telah mematuhi semua norma budaya dan kami tidak dapat bekerja tanpa staf perempuan kami yang berdedikasi, yang penting bagi kami untuk mengakses perempuan yang sangat membutuhkan bantuan," kata Neil Turner seperti dikutip penulis dari AP News pada Senin (26/12/2022).

Sebagai gambaran, Neil Turner bahkan menyebut organisasinya memiliki 468 staf perempuan yang bekerja di negara Afghanistan.

Sementara organisasi lainnya seperti Komite Penyelamatan Internasional yang juga kecewa atas keputusan pemerintah Taliban, mengungkapkan bahwa organisasinya memiliki 3.000 staf wanita yang berjuang di Afghanistan.

Aturan ini diketahui juga sempat mendapat respons dari Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres yang menilai pentingnya peran LSM di Afghanistan.

BACA JUGA: 5 Daftar Artis Indonesia yang Masuk Jajaran Perempuan Tercantik di Dunia, Ada Ayu Ting Ting

"Perserikatan Bangsa-Bangsa dan mitranya, termasuk organisasi non-pemerintah nasional dan internasional, membantu lebih dari 28 juta warga Afghanistan yang bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup," kata Antonio Guterres seperti dikutip dari NPR.

Selain PBB, Amerika Serikat melalui Menteri Luar Negerinya Antony Blinken juga menyatakan betapa pentingnya peran wanita dalam organisasi kemanusiaan di seluruh dunia.

"Wanita adalah pusat operasi kemanusiaan di seluruh dunia," kata Antony Blinken.

"Keputusan ini bisa menghancurkan rakyat Afghanistan," tambahnya, masih dikutip dari NPR.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Rizky G Saputra