Minta Maaf Tapi 'Kabur', Ahmad Sahroni Ngaku Takut Pulang ke Indonesia

Drama Ahmad Sahroni memasuki babak baru yang makin bikin geleng-geleng kepala. Setelah rumahnya di Tanjung Priok luluh lantak dijarah massa, Ahmad Sahroni akhirnya muncul di media sosial untuk meminta maaf.

Tapi, di balik permintaan maafnya, ada satu pernyataan yang jauh lebih mengejutkan: ia menolak untuk pulang ke Indonesia dalam waktu dekat.

Alasannya? Demi menjaga keamanan diri dan keluarganya. Sontak, pernyataan ini langsung jadi bola liar dan memicu spekulasi baru. Ada apa sebenarnya sampai seorang crazy rich yang dikenal vokal ini mendadak "takut" pulang ke kampung halamannya sendiri?

Flashback Dulu: 'Orang Tolol Sedunia' yang Jadi Pemicu

Biar nggak lupa, mari kita putar waktu sebentar. Amuk massa yang menyasar rumah Sahroni ini bukan tanpa sebab. Ini adalah buntut dari pernyataannya yang super kontroversial saat menanggapi seruan pembubaran DPR.

“Orang yang cuma mental bilang bubarin DPR, itu adalah orang tolol sedunia,” tegas Sahroni dalam sebuah acara di Sumatera Utara.

Ucapan inilah yang diduga jadi pemantik utama. Rakyat yang sudah gerah dengan kelakuan para pejabat merasa harga dirinya diinjak-injak. Hasilnya? Rumah Sahroni di Tanjung Priok jadi sasaran pelampiasan amarah.

Saat Isi Rumah Sultan Jadi 'Milik Bersama'

Penjarahan yang terjadi bukan kaleng-kaleng. Massa yang marah merangsek masuk dan menggasak apa saja yang bisa mereka bawa. Yang paling bikin heboh adalah saat seorang bocah terekam kamera sedang pamer "hasil jarahan"-nya: sebuah jam tangan mewah.

Belakangan diketahui, jam itu adalah Richard Mille RM 40-01 McLaren Speedtail yang harganya ditaksir mencapai Rp 11 miliar! "Mendadak kaya si kriwil," tulis sebuah akun yang mengunggah foto bocah tersebut.

Selain jam seharga puluhan mobil Avanza itu, barang-barang mewah lainnya seperti action figure Iron Man seharga ratusan juta, sepatu, hingga celana pun ikut dijarah. Mobil-mobil mewahnya juga tak luput dari perusakan.

Minta Maaf, tapi Nggak Mau Pulang

Setelah drama penjarahan itu viral, Sahroni akhirnya muncul lewat akun media sosial X (dulu Twitter) @SahroniNasdem. Ia menulis permintaan maaf yang tulus atas ucapannya.

“Untuk seluruh rakyat Indonesia, saya minta maaf yang sebesar-besarnya atas ucapan yang telah saya lontarkan. Saya dengan penuh kerendahan hati, tidak akan mengulangi dan akan memperbaiki,” tulisnya.

Tapi, kalimat berikutnya inilah yang jadi pusat perhatian.

“Untuk permintaan agar saya kembali ke tanah air, mohon maaf belum bisa saya penuhi. Karena saya harus menjaga keamanan diri dan keluarga saya,” sambungnya.

Pernyataan ini auto memicu ribuan reaksi. Banyak yang mengkritik dan mempertanyakan keputusannya. "Kok baru aja pak? Kemarin² ngatain masyarakat gada pikir 2x kah?" tulis seorang netizen.

Ada juga yang berspekulasi, apakah "alasan keamanan" ini nyata, atau ada hal lain yang membuatnya enggan kembali? Apakah ada ancaman serius yang ia terima, atau ini hanya cara untuk menghindari situasi yang makin panas?

Satu hal yang pasti, drama ini masih jauh dari kata selesai. Dari ucapan kontroversial, penjarahan barang-barang super mewah, hingga kini penolakan untuk pulang, kisah Ahmad Sahroni menjadi cerminan betapa berbahayanya jurang pemisah antara elite politik dan rakyatnya sendiri.