M. Reza Sulaiman
Patung Iron Man milik Ahmad Sahroni dijarah, harganya ratusan juta! (X/Instagram)

Di tengah panasnya demo yang berujung anarkis, rumah Ahmad Sahroni di kawasan Tanjung Priok jadi salah satu sasaran amuk massa. Tapi yang bikin geger bukan cuma aksi penjarahannya, melainkan barang yang jadi korban: dua patung superhero berukuran asli yang ternyata harganya bikin kita semua auto elus dada.

Banyak yang mungkin mikir, "Ah, paling cuma mainan." Eits, tunggu dulu. Begitu harganya dibongkar oleh kreator konten mainan Medy Renaldy, netizen se-Indonesia langsung istigfar berjamaah. Ini bukan mainan biasa, ini aset seharga properti!

Medy Renaldy 'Spill' Harganya, Bikin Dompet Menjerit

Rasa penasaran netizen soal harga "pajangan" milik mantan politisi NasDem ini akhirnya dijawab tuntas oleh Medy Renaldy lewat kontennya. Medy dengan santai menunjukkan detail patung-patung yang terlihat dalam video penjarahan, lalu menempelkan harganya. Siap-siap, ya.

Pertama, kaki patung Iron Man Mark II yang terlihat digotong massa. Berapa harganya?

"Statue life size rata-rata harganya ratusan juta," tulis Medy, sambil menunjukkan harga di sebuah toko online: Rp 235 juta! Yap, kamu nggak salah baca. Dua ratus tiga puluh lima juta rupiah buat satu patung.

Belum selesai. Ada lagi patung Iron Man Mark 85 yang juga jadi korban. Yang satu ini harganya sedikit "lebih murah", cuma Rp 168 juta.

Terakhir, patung Spider-Man yang dalam video terlihat hancur dan rusak parah, harganya ditaksir sekitar Rp 127 juta.

Kalau ditotal, kerugian dari tiga "mainan" itu saja sudah mencapai lebih dari setengah miliar rupiah. Medy Renaldy sendiri, sebagai pencinta mainan, cuma bisa pasrah sambil menulis harapan.

"Semoga suatu saat saya bisa membelinya dengan uang halal," tulisnya, sebuah kalimat penutup yang super nyelekit.

Kecewa Berat, Sahroni Sindir Tetangga di Media Sosial

Kehilangan koleksi kesayangan yang harganya selangit itu jelas bikin Sahroni kecewa berat. Ia pun meluapkan amarahnya di media sosial X (dulu Twitter). Tapi sasarannya bukan cuma para penjarah, melainkan para tetangganya sendiri yang ia anggap tidak peduli.

“Punya tetangga, yang katanya keluarga. Gak ada rasa saling jaganya,” tulis Sahroni di akun @SahroniNasdem.

Ia menyindir bagaimana orang-orang di sekitarnya seolah lupa dengan semua bantuan yang pernah ia berikan, mulai dari urusan sekolah sampai biaya berobat.

“Mereka lupa siapa yang selama ini bantu mereka. Anak sekolah, cicilan motor, keluarga sakit, dll,” sambungnya.

Cuitan ini menunjukkan betapa dalamnya kekecewaan Sahroni. Bukan cuma rugi materi, tapi juga merasa dikhianati oleh lingkungan yang selama ini ia bantu.