Kondisi pandemi telah lama menghantui kehidupan di seluruh negara di dunia. Indonesia, salah satunya. Satu per satu negara terus membuat berbagai pengumuman dan peringatan mengenai lonjakan Covid-19 yang masih terus terjadi. Pun Pemerintah Indonesia melakukan berbagai hal guna memberikan edukasi ekstra kepada masyarakat luas mengenai eksistensi Covid-19 yang masih terus mengancam stabilitas negara ataupun kesejahteraan rakyat.
Meski sudah hampir 1,5 tahun berlalu, situasi yang terlapor di Indonesia masih belum bisa dikatakan membaik. Berbagai daerah seringkali mengalami pasang surut zona, dimana seolah warna zona menjadi permainan yang mendebarkan. Beberapa waktu yang lalu mungkin sebuah daerah dapat dikategorikan sebagai zona hijau, tiba-tiba menjadi zona oranye hingga akhirnya hari ini kembali menjadi zona merah. Terus menurut seperti itu, tanpa terlihat perubahan yang statis.
Saat ini misalnya, pemerintah kembali menggalakkan pembatasan sosial yang ekstra dibandingkan beberapa waktu lalu akibat dari melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia baru-baru ini. Berdasarkan update informasi terkini, positive rate PCR di Indonesia menginjak ke 51,62 persen dan kasus harian Indonesia pun menjadi urutan kedua tertinggi di Asis setelah India. Hal tersebut tentunya menimbulkan keresahan yang semakin besar dikalangan masyarakat umum.
Banyak yang terus berspekulasi mengenai kebijakan pemerintah yang terkesan enggan segera menuntaskan situasi darurat ini. Hal tersebut disimpulkan dari terus diperpanjangnya Pembatasan Kegiatan Masyarakat berbasis Mikro (PPKM Mikro) di seluruh daerah di Indonesia. Kebijakan tersebut dinilai kurang tepat menanggapi lonjakan kasus yang seringkali terjadi.
Kondisi darurat ini seharusnya bisa disikapi dengan kebijakan yang lebih tegas dan langkah yang lebih tepat. Mau sampai kapan PPKM Mikro menjadi alternatif andalan? Di saat tanda-tanda pandemi akan berakhir pun sampai sekarang belum dapat diprediksi. Vaksinasi yang digemborkan sebagai langkah akurat pun belum mampu memberikan herd immunity secara cepat dan sesuai dengan target.
Selain kebijakan pemerintah, masyarakat saat ini juga harus lebih sadar mengenai aspek kesehatan di masa pandemi ini. Jangan menunggu terindikasi positif dulu, baru menyesali pola hidup yang terancam oleh paparan Covid-19. Masyarakat harus lebih melek lagi dalam menerapkan Pola Hidup Sehat dan Bersih guna menekan turun laju persebaran Covid-19 di Indonesia.
Baca Juga
-
Rekap Kejuaraan Kelas Atas BWF, Indonesia Nol Gelar Juara!
-
Indonesia Open 2025: Semifinal, Fajar/Rian Bersiap Lawan Juara All England!
-
Indonesia Open 2025: Match Sengit, Jafar/Felisha Terhenti di Babak Kedua
-
Indonesia Open 2025: Laga Pembuka, Adnan/Indah Amankan Tiket Perempat Final
-
Indonesia Open 2025: Jadi Andalan, Dejan/Fadia Terhenti di Babak Awal
Artikel Terkait
-
Intensitas Kegiatan Tinggi, Plt Wali Kota Tasikmalaya Positif COVID-19
-
Mengenal Virus Corona Varian Delta: Penjelasan dan Gejala yang Perlu Diwaspadai
-
153 Pedagang Positif Covid-19, Tersebar di 28 Pasar Tradisional
-
Akui Truk Bakal Angkut Jenazah Covid-19, Pemprov DKI: Ambulans Tak Mungkin Lagi
-
Panas! Ade Armando Serang Jerinx SID: Dia Percaya Teori Konspirasi COVID-19 Rekayasa
Terkini
-
4 OOTD Warm Chic Style ala Jang Da A, Bisa Disontek Biar Makin Stunning!
-
Sound Horeg: Ketika Hiburan Jalanan Menggeser Budaya dan Merusak Ketertiban
-
Ulasan Novel The Princes Escape: Terkadang Kuat Tak Harus Berdiri Tegak
-
Bertemu Irak dan Arab Saudi, Ini Peluang Indonesia ke Piala Dunia 2026
-
Sinopsis Film Tanvi The Great, Dibintangi Shubhangi Dutt dan Anupam Kher