Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Qayla Ramadhania
Cover Novel One Of Us Is Lying (amazon)

Simon memiliki situs bernama About That yang berisi aib dari orang-orang di Bayview High. Di sana, semua rahasia warga Bayview High bisa saja terungkap. Semuanya merasa terancam dengan Simon, mata dan telinga pemuda itu memicing tajam, tak jarang mereka was-was jika Simon berada di dekat mereka.

Pada suatu senin sore di Bayview High, ada lima orang siswa yang masuk ke ruang detensi. Bronwyn, si pintar yang nilai akademis dan nilai sikapnya sempurna. Addy, si cewek populer yang cocok jadi gambaran pemenang kontes kecantikan. Nate, si nakal yang sedang dalam masa percobaan karena transaksi narkoba. Cooper, si primadona dan pelempar bola andalan tim bisbol. Simon, si anak pinggiran yang ingin menjadi terlihat.

Di sela-sela detensi, Simon meminum air keran dari gelas kimia yang tersedia di dalam ruangan detensi, tiba-tiba saja setelahnya tubuh Simon bereaksi hebat. Dia kesulitan bernapas hingga tubuhnya terjatuh ke lantai. Obatnya juga tiba-tiba hilang dari dalam tasnya, padahal sebelumnya dia selalu membawanya. Bahkan obat yang awalnya selalu ada di UKS, tiba-tiba juga tak ada. Penyelamatan terlambat, Simon meninggal dunia akibat keracunan.

Namun, polisi yakin bahwa itu rencana pembunuhan, yang dituduhkan pada 4 orang yang menyaksikan sendiri kematian Simon: Bronwyn, Addy, Nate, dan Cooper. Ditambah lagi setelah kematian Simon, situs About That perlahan-lahan menambahkan gosip baru yang berisi tentang aib Bronwyn, Addy, Nate, dan Cooper. Kasus mereka berjalan panjang, pelaku di antara mereka berempat terus dicari.

Ada banyak kejanggalan yang terjadi. Seperti fakta bahwa alasan Bronwyn, Addy, Nate, dan Cooper mengalami detensi seakan direncanakan oleh orang lain. Keempatnya bersatu untuk memecahkan kejanggalan itu dan perlahan-lahan menjadi dekat. Pada akhirnya, kita berhasil menemukan siapa yang sebenarnya membunuh Simon.

Gaya penulisan sang penulis memberi khas misteri sederhana yang pas: ringan tetapi tetap panas. Mungkin pada awalnya kita sedikit merasa canggung karena sudut pandang cerita selalu berubah-ubah di antara 4 karakter, tetapi lama-kelamaan kita akan merasa dekat dengan para karakter yang masing-masingnya memiliki rahasia yang besar.

Juga, ada beberapa adegan dewasa yang sebenarnya belum cocok untuk remaja, dan akan ada banyak adegan tidak penting di dalam buku yang akan membuatmu tidak sabar mencapai plot twist-nya. Ngomong-ngomong tentang plot twist, dijamin kamu tidak akan terseok-seok memahami apa maksudnya, dan akan merasa puas dengan hasilnya. Untuk kamu yang suka dengan cerita detektif yang mudah dimengerti, apalagi dengan latar belakang remaja, maka buku ini wajib mendarat di pelukanmu. 

Qayla Ramadhania