Film horor Indonesia kembali hadir dengan warna baru lewat Arwah, sebuah karya yang tayang di bioskop mulai 3 Juli 2025.
Disutradarai oleh Ivan Bandhito dan diproduksi oleh Bangun Pagi Pictures bersama Drias Film Productions dan Mockingbird Pictures, film ini bukan cuma soal hantu-hantuan biasa, tapi juga menggali sisi emosional dan misteri keluarga yang bikin penonton ikut mikir.
Dengan durasi yang pas, Arwah berhasil menyajikan perpaduan horor, drama, dan teka-teki yang cukup bikin deg-degan sekaligus penasaran. Yuk, langsung simak saja ulasan berikut dan apa sih yang bikin film ini berbeda dari horor lokal lainnya. Check it out!
Arwah mengisahkan empat bersaudara: Jojo (Joshua Suherman), Angga (Irsyadillah), Nindy (Naura Hakim), dan Momo (Annette Edoarda), yang memutuskan pulang ke kampung halaman untuk reuni keluarga bareng Abah (Egi Fedly) dan adik bungsu mereka, Sofi (Sarah Beatrix).
Awalnya, suasana penuh nostalgia dan kehangatan. Mereka berniat refreshing sambil mengenang masa kecil, termasuk rencana main ke curug. Tapi, plot twist datang ketika sebuah kecelakaan tragis merenggut nyawa Sofi, dan dari situ cerita berubah jadi rollercoaster emosi.
Rumah yang tadinya penuh kenangan manis berubah jadi sarang teror mencekam. Sosok Sofi yang seharusnya jadi adik kesayangan malah muncul sebagai sumber ketakutan, seolah ingin menyampaikan pesan misterius. Apa itu kemarahan, balas dendam, atau ada rahasia kelam yang belum terungkap? Nah, di sinilah film ini mulai mengajakku menjadi detektif dadakan.
Hal yang bikin Arwah stand out adalah caranya memadukan elemen horor dengan drama keluarga. Film ini nggak cuma mengandalkan jumpscare—meski ada beberapa yang bikin jantungan, lho! Tapi lebih ke atmosfer mencekam yang dibangun lewat konflik antar saudara dan misteri yang perlahan terkuak.
Ivan Bandhito, sang sutradara, bilang kalau film ini sengaja dirancang buat bikin penonton berpikir, seperti main teka-teki ala detektif, tapi dibalut nuansa horor yang tetap terasa kekeluargaan. Ini bikin Arwah punya rating 13+, jadi anak remaja pun bisa nonton tanpa takut kebanyakan horor yang terlalu ‘berat’.
Nilai-nilai kekeluargaan yang disisipkan, seperti hubungan antar saudara yang nggak selalu mulus, bikin ceritanya relatable. Siapa sih yang nggak pernah ribut sama kakak atau adik?
Review Film Arwah
Dari segi akting, deretan pemainnya patut diacungi jempol. Joshua Suherman sebagai Jojo berhasil menampilkan sosok kakak sulung yang penuh beban, apalagi karakternya digambarkan terlilit utang karena judi. Irsyadillah, Naura Hakim, dan Annette Edoarda juga nggak kalah oke, masing-masing membawa dinamika karakter yang kuat.
Sarah Beatrix sebagai Sofi sukses bikin merinding dengan penampilan yang bikin penonton bingung: ini beneran hantu apa cuma ilusi? Egi Fedly sebagai Abah juga nggak main-main, memberikan aura misterius yang bikin penonton bertanya-tanya soal peran sebenarnya dalam cerita.
Visualnya? Wow, bener-bener bikin suasana horor jadi hidup! Latar rumah tua di kampung halaman digambarkan dengan detail yang autentik, dari perabotan jadul sampai suasana kelam yang bikin bulu kuduk merinding. Pemilihan lokasi syuting juga mendukung, dengan nuansa pedesaan yang bikin cerita terasa nyata.
Ditambah scoring musik yang pas, tiap adegan tegang terasa makin ngena. Tapi, ada beberapa momen jumpscare yang menurutku terasa agak klise terus narasi dan dinamika karakternya kadang kurang rapi. Meski begitu, ini nggak terlalu mengganggu pengalamanku nonton secara keseluruhan sih.
Kelebihan Arwah jelas ada pada pendekatan ceritanya yang nggak cuma horor, tapi juga punya lapisan emosional dan misteri. Film ini berani keluar dari pakem horor Indonesia yang sering terpaku pada setan atau pesugihan.
Plot twist di klimaksnya juga cukup bikin kaget, meski beberapa penonton bilang twist-nya agak usang kalau kamu sudah terbiasa nonton film horor. Selain itu, chemistry antar pemain bikin konflik keluarga terasa nyata, apalagi ditambah dialog yang natural.
Di sisi lain, kekurangannya mungkin ada pada pacing yang kadang terasa lambat di beberapa bagian, terutama di tengah cerita.
Beberapa jumpscare juga terasa kurang greget dan dinamika antar saudara kadang terasa kurang kuat, membuat aku sendiri sulit percaya mereka benar-benar kakak-adik. Tapi, ini nggak terlalu fatal, kok, karena kekuatan cerita dan atmosfer horornya masih bisa bikin aku betah nonton sampai akhir.
Buat kamu yang suka horor lokal dengan sentuhan budaya dan emosi, Arwah wajib masuk watchlist. Film ini bukan cuma soal takut-takutan, tapi juga bikin kamu mikir soal hubungan keluarga dan rahasia yang mungkin tersimpan di baliknya.
Dengan visual yang apik, akting yang solid, dan cerita yang penuh teka-teki, Arwah berhasil jadi salah satu horor Indonesia yang patut diapresiasi di 2025. Jadi, siap-siap aja buat merinding sekaligus baper saat nonton di bioskop!
Arwah adalah angin segar di tengah maraknya film horor Indonesia. Dengan menggabungkan elemen psychological thriller, horor-drama, dan supranatural mystery, film ini menawarkan pengalaman yang lebih dari sekadar jumpscare.
Meski ada sedikit kekurangan di pacing dan dinamika karakter, kekuatan cerita, visual, dan akting pemainnya bikin film ini layak dapat rating dari aku 7.5/10. Jangan lupa catat mulai tanggal 3 Juli 2025, dan ajak teman atau keluarga buat nobar biar bisa sambil teriak bareng!
Baca Juga
-
Review Film Maria: Kisah Pilu Diva yang Kehilangan Suaranya!
-
Review Film Rest Area: Ketika Singgah Jadi Awal Petaka Maut!
-
Review Film No Other Choice: Ketika PHK Membuatmu Jadi Psikopat!
-
SMAN Raha 2: Dari Drama Penalti ke Glory AXIS Nation Cup 2025!
-
Drama dan Keringat di Tegal: SMAN 1 Cianjur Lolos ke Grand Final ANC 2025!
Artikel Terkait
-
Urutan Film Superman Terburuk hingga Terbaik Jelang Versi James Gunn Tayang
-
Salman Khan Makin Gagah dan Sangar, Perubahan Fisik untuk Film Battle of Galwan
-
Review Film Seribu Bayang Purnama: Membumi, Menyentuh, dan Menginspirasi
-
Head Over Heels Trending, Ini 7 Rekomendasi Film dan Drama Korea Populer Tentang Dukun
-
6 Film Asia Terbaik Abad 21, Parasite Tak Terkalahkan!
Ulasan
-
Review Film Maria: Kisah Pilu Diva yang Kehilangan Suaranya!
-
Serunai Maut II, Perang Terakhir di Pulau Jengka dan Simbol Kejahatan
-
Ulasan Buku Journal of Gratitude: Syukuri Hal Sederhana untuk Hidup Bahagia
-
Serunai Maut: Ketika Mitos, Iman, dan Logika Bertarung di Pulau Jengka
-
Review Film Rest Area: Ketika Singgah Jadi Awal Petaka Maut!
Terkini
-
Baju Boleh Sama, Sepatu Beda: Jurus 'Shoe Swap' Biar Gak Kelihatan Pakai Baju Itu-itu Aja
-
Haylou Watch 4S: Smartwatch Rp600 Ribuan yang Fitur dan Layarnya Keren!
-
El Putra Sarira, Wajah dan Pesona Baru dalam Film Rangga & Cinta
-
2 Hari 1 Malam di Lembang: Itinerary Anti Ribet Buat yang Butuh Healing Singkat dari Kebisingan
-
Dari Ratu Tonight Show Jadi Bintang Film Galau: Perjalanan Karier dan Cinta Enzy Storia