Berkorban dalam hubungan asmara memang lumrah, bahkan menjadi persyaratan supaya hubungan tersebut bisa berjalan. Bukan cinta namanya bila tak ada pembuktian.
Hanya saja, ada baiknya kamu cermati kembali bagaimana pengorbananmu selama ini. Sekalipun demi orang yang dicintai, ada beberapa hal yang gak sebaiknya dikorbankan dalam hubungan asmara.
Berikut 4 hal yang sebaiknya tidak dikorbankan dalam asmara:
1. Kemerdekaan diri
Sekalipun kalian sudah berkeluarga dan membangun rumah tangga bersama, gak berarti mesti harus kehilangan kemerdekaan diri. Memang, saat berkomitmen terhadap seseorang mau gak mau banyak keputusan yang mesti kalian buat berdua.
Meski begitu, tetap saja kamu dan dia adalah individu mandiri yang bebas melakukan apa pun. Gak mesti selalu bersama, dan selalu mengikuti pasangan demi membahagiakannya.
2. Kebahagiaan diri sendiri
Hal lain yang gak semestinya dikorbankan demi orang lain, sekalipun dia adalah orang yang kamu cintai, yakni kebahagiaan diri. Bila dia memang pasangan yang baik, semestinya justru berusaha untuk membahagiakanmu. Bukan malah merebut kebahagiaan yang kamu punya demi membahagiakan dirinya sendiri.
3. Kesehatan mentalmu
Hubungan cinta memang tak lepas dari masalah. Walau begitu, bukan berarti menjadi alasan untukmu tetap menoleransi penderitaan yang berlangsung terus-menerus.
Bila pasangan sering menyakiti, dan itu berpengaruh buruk pada kesehatan mental, maka hal tersebut sudah cukup jadi sinyal untuk gak melanjutkan hubungan. Tanpa kondisi kesehatan mental yang baik, kamu gak bisa mendapatkan kualitas hidup yang baik. Dan menjadi hak setiap orang, baik itu punya pasangan atau enggak, untuk berada di lingkungan yang mendukung kesehatan mentalnya.
4. Keluarga
Di antara tanda hubungan yang gak sehat, adalah pasangan berusaha memisahkan atau memberi jarak antara kamu dan keluarga sendiri. Bila itu terjadi, kamu mesti membuka mata dan menerima kenyataan kalau pasanganmu itu bukanlah orang yang baik.
Jika keluargamu toksik, sih, gak masalah. Justru sikap pasangan yang berusaha menjauhkan dari keluargamu itu berniat baik. Akan tetapi, kalau itu dilakukan tanpa alasan yang jelas atau masuk akal, artinya dia bermasalah. Sudah berusaha membatasimu dengan keluarga yang selama ini bikin kamu bahagia.
Sekalipun atas nama cinta, hal-hal tadi gak selayaknya kamu korbankan. Perlu introspeksi kembali bagaimaan hubunganmu selama ini. Karena bila berpasangan dengannya sampai mengorbankan poin-poin penting di atas, itu tandanya hubungan asmara kamu bermasalah.
Baca Juga
-
Netflix Hadirkan Dokumenter Baru: Sisi Rentan Elvis Presley Terungkap!
-
Dokumenter 'Madaniya': Cara Mohamed Subahi Suarakan Revolusi tanpa Senjata
-
Blossom in Darkness: Drama China Romantis Horor yang Dibintangi Li Hongyi dan Sun Zhenni
-
Kabar Gembira! Aktor Song Joong-ki Umumkan Kelahiran Putri Keduanya di Roma
-
16 Tahun Vakum, Oasis Umumkan Konser Perdana di Korea
Artikel Terkait
-
Ketika Hotma Sitompul Kalahkan Hotman Paris dalam Duel Maia Estianty vs Mulan Jameela
-
Kisah Manis Keluarga di Novel 'Rahasia Keluarga dan Cerita-Cerita Lainnya'
-
Dari Musik Jazz hingga Hias Easter Egg: Deretan Aktivitas Seru Usai Lebaran untuk Liburan Keluarga
-
Beda Sanksi Pencabutan STR Dokter Bandung dan Garut yang Lakukan Pelecehan, KKI Jelaskan Alasannya
-
Badai PHK Mengintai: 1,2 Juta Pekerja RI di Ujung Tanduk Perang Tarif AS-China!
Entertainment
-
Taemin Buka Suara Soal Rumor Kencan dengan Noze, Minta Fans Tetap Percaya
-
5 Rekomendasi Drama China tentang Siluman, Ada The Demon Hunter's Romance
-
Kai EXO Suguhkan Nuansa Gurun Misterius di Teaser MV Pertama 'Wait On Me'
-
Semarak Kartini, 5 Sutradara Perempuan Sinema Indonesia
-
Zoe Kravitz Diincar Jadi Sutradara Film How to Save a Marriage
Terkini
-
Final AFC U-17: Uzbekistan Lebih Siap untuk Menjadi Juara Dibandingkan Tim Tuan Rumah!
-
Media Asing Sebut Timnas Indonesia U-17 akan Tambah Pemain Diaspora Baru, Benarkah?
-
Ulasan Novel Monster Minister: Romansa di Kementerian yang Tak Berujung
-
Ulasan Novel The Confidante Plot: Diantara Manipulasi dan Ketulusan
-
Kartini di Antara Teks dan Tafsir: Membaca Ulang Emansipasi Lewat Tiga Buku