Akhir-akhir ini, kita sering mendengar kata "healing" yang digunakan sebagai suatu kegiatan yang membuat diri menjadi lebih baik seperti liburan, refreshing, atau sekadar menikmati kopi di kala senja. Terapi "healing" semakin marak di masyarakat saat Yura Yunita, musisi Indonesia memperkenalkan lewat akun YouTubenya. Banyak sekali persepsi yang mengungkapkan bahwa healing adalah bentuk dari liburan atau sekadar menghabiskan waktu santai. Padahal, makna healing tersebut sangat luas.
Merangkum dari buku berjudul Deep Healing karya Dr. Miller, healing adalah suatu proses menggerakkan pikiran, tubuh, emosi, dan perilaku ke arah menjadi lebih utuh dan menemukan keseimbangan yang sehat atau homeostasis. Bisa dikatakan, proses healing adalah ketika sebuah sistem menjadi lebih utuh, bagian-bagian komponennya berfungsi lebih baik, dan mereka berfungsi dengan cara yang lebih terkoordinasi dan efektif dalam hubungan satu sama lain.
Deep Healing mengacu pada proses menciptakan keseimbangan ini pada semua tingkat sistem internal dan di samping itu menemukan keseimbangan dalam hubungan dengan dunia luar seperti hubungan dengan pasangan, keluarga, komunitas, dan alam sekitar.
Yura Yunita, diva Indonesia ini juga telah melakukan proses healing selama 14 hari di Bali beberapa waktu yang lalu. Melalui akun Youtubenya, Yura mengungkapkan beberapa aktivitas yang dilakukan selama proses healing tersebut. Tujuan Yura sendiri untuk healing di Bali sendiri karena ingin menyembuhkan trauma dengan hubungan masa lalu dan untuk mengetahui diri lebih dalam. Proses ini juga membuatnya terinspirasi membuat Album Tutur Batin yang booming di berbagai platform musik di Indonesia.
Yura mengungkapkan bahwa selama proses healing, para peserta disarankan untuk bangun sebelum matahari terbit. Ada beberapa kegiatan yang juga meningkatkan koordinasi tubuh, seperti morning yoga class. Tentu saja, proses ini didampingi oleh para profesional seperti dokter, psikolog, dan akhli gizi karena semua kegiatan diatur oleh mereka dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing peserta healing.
Bagi seorang individu, healing berarti mengembangkan tingkat kesehatan, kebugaran, dan kinerja pikiran, tubuh, emosi, dan perilaku yang lebih tinggi, serta mengembangkan keseimbangan dan kebahagiaan secara spiritual dan dalam hubungan. Yura mengungkap bahwa proses healing ini membuatnya bersyukur atas apa yang sudah dilakukan kepada diri sendiri. Baginya, proses healing ini adalah waktu yang tepat untuk menemukan jati diri yang sebenarnya dan melangkah maju menuju masa depan.
Healing tentu bukan proses yang instan, butuh waktu untuk kita bisa menerima, memaafkan, dan berdamai dengan semua yang sudah terjadi. Sejauh apapun kita pergi, jika hati kita tetap kosong. Ingat bahwa yang kita cari adalah diri kita sendiri dan jiwa terbaik ada di dalam diri kita sendiri. Pasti ada waktunya kita akan sembuh dari rasa sakit yang sudah dirasakan.
Bagaimana? Tertarik untuk mengikuti metode healing ala Yura Yunita? Jangan lupa siapkan fisik dan mentalmu, ya!
Tag
Baca Juga
-
Jangan Bingung, 9 Langkah Ini Bisa Kamu Lakukan saat Merasa Stuck
-
Kamu Tidak Perlu Merasa Bersalah atas 6 Hal ini, Bentuk Cinta Diri Sendiri!
-
Bukan Hanya Soal Gaji, Ini 6 Alasan Karyawan Mau Bertahan di Perusahaan
-
7 Cara yang Bisa Kamu Terapkan Agar Pengeluaran Tidak Membengkak
-
7 Tanda Kamu Termasuk Orang yang Fast Learner, Salah Satunya Tidak Takut Salah!
Artikel Terkait
Entertainment
-
Di Balik Layar Drama Korea Good Boy: Para Cast Ceritakan Pengalaman Seru Selama Syuting
-
Jackie Chan Dibuat Pusing Chris Tucker saat Syuting Rush Hour, Ini Sebabnya
-
Yuk, Sambut Komedi-Aksi Film Agen +62!
-
Hangatkan Hati, Doyoung Hidupkan Suasana Musim Panas di Teaser MV Memory
-
Setelah G20, Viola Davis Digaet Jadi Bintang Utama di Film Ally Clark
Terkini
-
Review Film Julie Keeps Quiet: Yang Memilih Nggak Terlalu Banyak Bicara
-
Ulasan Novel Saksi Mata: Kebenaran yang Tak Bisa Dibungkam Oleh Kekuasaan
-
Review Film Tak Ingin Usai di Sini: Saat Cinta Diam-Diam Harus Rela Pergi
-
Budaya Cicil Bahagia: Ketika Gen Z Menaruh Harapan pada PayLater
-
Review Film Big World dari Sudut Pandang Disabilitas, Apakah Relate?