Apa pun alasannya, perang akan selalu menghadirkan penderitaan bagi umat manusia. Tak hanya bagi mereka yang menjadi pelaku saja, dampak kehancuran dan juga penderitaan yang dihasilkan oleh perang yang berkecamuk juga dirasakan oleh mereka yang tak terlibat aktif sekalipun. Termasuk warga sipil yang takt ahu menahu mengenai kepentingan para penguasa yang mengobarkan perang.
Namun, dari perang yang terjadi, kita seringkali menemukan kisah-kisah kemanusiaan yang luar biasa. Bahkan, tak jarang, perang pun mampu menyatukan berbagai elemen manusia yang berbeda, untuk kemudian bersatu dan berusaha melalui segala kesulitan yang mereka alami, serta mencari cara untuk menyelamatkan diri secara bersama-sama. Seperti dalam film besutan sineas Tiongkok yang rilis tahun 2011 lalu berjudul The Flowers of War ini.
Dalam film berdurasi 2 jam 26 menit ini, titik pusat alur ceritanya adalah mengenai upaya bertahan hidup dari sekelompok penduduk Tiongkok yang terdiri dari 3 latar belakang yang saling bertolak belakang, yakni kelompok pemuda-pemudi gereja, kelompok wanita tuna susila, dan juga seorang pemuka agama yang berasal dari Amerika Serikat.
Bersetting waktu perang Sino-Japan tahun 1937 di China, seorang ahli pemakaman asal Amerika Serikat, John Miller (diperankan oleh Christian Bale), tiba di Nanjing untuk mempersiapkan pemakamakan seorang imam Katholik di sana.
Namun sayangnya, kondisi Nanjing yang kala itu sangat mencekam karena berada di bawah pendudukan pasukan kekaisaran Jepang, membuat John harus ekstra waspada, bahkan sebelum sampai di gereja tujuannya sekalipun. Bahkan, di sepanjang perjalanan, John menyaksikan berbagai kekejaman yang dilakukan oleh para tentara Jepang terhadap warga setempat.
Setelah melalui berbagai rintangan, John pada akhirnya tiba di gereja tempatnya ditugaskan. Selesai melakukan prosesi pemakaman, John menyadari bahwa dirinya adalah satu-satunya laki-laki dewasa di antara orang-orang yang berada di sana. Dirinya menyadari bahwa, selain berisikan siswa-siswi biara, gereja tersebut juga dijadikan tempat berlindung oleh sekelompok wanita tuna Susila dari rumah bordil terdekat.
Sebagai satu-satunya lelaki dewasa, hati kecil John pun pada akhirnya tergerak untuk melindungi mereka. Dan, perjuangan mereka untuk tetap survive terhadap ancaman bala tentara Jepang pun dimulai. dengan berbagai siasat dan juga alasan, John selalu mampu menjadi pelindung bagi dua kelompok yang saling bertolak belakang tersebut.
Hingga akhirnya, sebuah masalah besar muncul ketika pemimpin tentara jepang yang berkuasa, meminta pihak biara untuk mengirimkan para gadis untuk sebuah acara pesta di markas mereka. Sebuah hal yang sulit untuk diputuskan, karena jika jumlahnya kurang satu orang dari permintaan yang telah ditentukan oleh pihak Jepang, maka ancaman pembumihangusan mereka semua akan dilakukan.
Nah, bagaimana cara John untuk menyelamatkan mereka ya? Apakah ada yang harus dikorbankan demi bisa menyelamatkan yang lainnya? Temukan jawabannya di film The Flowers of War ini, ya!
Baca Juga
-
Bakal Dievaluasi PSSI, Nova Arianto Berpotensi Diberhentikan dari Pelatih Timnas U-17!
-
Bojan Hodak Masuk Kandidat Pelatih Timnas, PSSI Tak Belajar dari Sejarah Kelam Sebelum STY?
-
Pulang dari Piala Dunia U-17, 3 Pemain Indonesia Dipastikan Miliki Kenangan Manis Sepanjang Hidup!
-
Terhenti di Fase Grup, Timnas Indonesia U-17 Masih Lebih Unggul Ketimbang 3 Wakil Asia Lainnya!
-
Kepulangan Skuat Garuda dan Berakhirnya Tarian Jenderal Lapangan Tengah Indonesia di Level Dunia
Artikel Terkait
Entertainment
-
Usai Perceraian, Andre Rosiade Sebut Pernikahan Azizah Salsha Bukan Paksaan
-
Nikita Mirzani Live Jualan di Tahanan, Tim Reza Gladys Si Pelapor Beri Respons
-
Anime The Unaware Atelier Master Dikonfirmasi Lanjut ke Season 2
-
Kue 'Officially Unmarried' Jadi Selebrasi Tasya Farasya usai Resmi Bercerai
-
Sosok Tara Testa, Sahabat Lama Chris Evans yang Diisukan Jadi Pihak Ketiga
Terkini
-
Bandung Sustainability Summit 2025: Saat Bandung Menunjukkan Cara Baru Gelar Acara Ramah Lingkungan
-
Jangan Cuma Ikut Tren, Ini 7 Hal Wajib Kamu Cek Sebelum Beli Smartphone Baru
-
ANTARA Ajak Mahasiswa Belajar Memotret dengan Hati Lewat Workshop Fotografi Jurnalistik di UGM
-
Rahasia Otak Bahagia: Ternyata Salmon Hingga Cokelat Hitam Bisa Jadi Antidepresan Alami!
-
Otak Lelah Gara-gara 'Scroll'? 7 Cara Simpel Biar Suka Baca Buku Lagi