Penggemar K-Pop pasti tidak asing dengan album fisik yang dirilis setiap idola K-Pop melakukan comeback. Album fisik ini ternyata memiliki pengaruh cukup penting dalam karier idola K-Pop, termasuk cara penggemar mendukung idola kesukaan mereka dengan membantu meningkatkan jumlah penjualan album hingga masuk ke acara penghargaan. Selain itu penjualan album fisik membantu grup untuk mencapai peringkat lebih tinggi di tangga lagu di seluruh dunia termasuk Billboard.
Album fisik biasanya terdiri dari 25-100 lembar halaman yang berisi foto-foto, photocard, postcard, poster, dan CD. Penggunaan banyak kertas ini sering membawa risiko tidak sehat untuk lingkungan. Terlebih kadang penggemar melakukan pembelian massal demi mendapatkan benefit tambahan yang ditawarkan oleh perusahaan, seperti tiket masuk fansign atau melakukan video call bersama idola.
Meskipun begitu penggemar juga menemukan beberapa cara untuk membantu mengurangi limbah dari pembelian massal tersebut, seperti menyumbangkannya tetapi album-album itu tidak berguna banyak meskipun telah didonasikan.
Koreaboo melansir, terkait hal tersebut Park Jin Young dan JYP Entertainment telah mendiskusikan rencana kedepannya mempertimbangkan kesehatan lingkungan. Agensi yang menaungi TWICE tersebut berencana untuk mengganti album fisik dengan versi digital, pastinya lebih ramah lingkungan dari album yang hanya berisi kertas. Album fisik nantinya dilengkapi dengan photocard dan menggunakan akses untuk membukan konten yang disediakan.
Selama Laporan ESG JYP 2021 yang dirilis pada awal Agustus 2022, Park Jinyoung membahas berbagai cara JYPE berupaya membuat dampak pada lingkungan, termasuk rencana untuk mengganti CD artis yang dinaunginya.
Sebenarnya inovasi ini sudah dipraktekkan oleh grup dan perusahaan lain sejak awal tahun. Contohnya saja grup Victon yang merilis versi album mereka yang hanya dilengkapi dengan photocard, serta HYBE yang telah bereksperimen dengan berbagai versi digital album, termasuk album solo J-Hope Jack In The Box.
Mendengar terobosan anyar ini mendapatkan respon positif dari penggemar. Pengurangan limbah album adalah ide cemerlang yang patut dicontoh oleh banyak musisi dunia lainnya demi menyelamatkan bumi.
Diharapkan banyak perusahaan juga menemukan cara untuk opsi dari penjualan album fisik yang lebih ramah lingkungan agar dapat mencegah pembelian massal yang mengakibatkan banyak limbah kertas.
Sementara itu, rencana ini akan segera diterapkan oleh JYP Entertainment. Bagaimana menurutmu tentang keputusan JYP Entertainment ini?
Tag
Baca Juga
-
Makin Blak-blakan, Aaliyah Massaid Akui Bucin Ke Thariq Halilintar: Kamu Juara di Hati Aku
-
Mengenal Li Ran, Princess Eropa dari Asia Pertama, Istri dari Pangeran Charles Belgia
-
Fans Fuji Kecewa Konten Eksklusif Tersebar: Jadi Percuma Bayar
-
Nyanyi 'Cundamani' di Hadapan Happy Asmara, Celetukan Niken Salindry Bikin Ngakak Satu Venue
-
ARMY Next Level! Wanita Ini Pamer Rumah Berkonsep BTS, Semua Serba Ungu
Artikel Terkait
-
Baek A Yeon dan Park Jin Young Jadi Pengisi Suara di Animasi 'Princess Aya'
-
JYP Entertainment Ungkap Rencana untuk Tidak Mencetak Album Bentuk CD
-
Rekor! TXT Berhasil Bertahan Selama 12 Minggu di Chart Billboard 200
-
Jelang Comeback, TWICE Mencoba Cari Jawaban di Teaser Opening 'BETWEEN 1&2'
-
JYP Entertainment Umumkan Jooyeon Xdinary Heroes Alami Cedera Pergelangan Kaki
Entertainment
-
WayV Sukses Buka Tur Konser No Way Out di Seoul: Kami Akan Terus Berkembang
-
Bubar! Purple Kiss Akhiri Aktivitas Grup di Bulan November
-
Bocor! Intip Foto dari Lokasi Syuting Film The Adventures of Cliff Booth
-
Sinopsis Shadow Love, Drama Wuxia Romantis yang Satukan Cheng Lei dan Song Yi
-
Bertajuk Rich Man, aespa Siap Comeback dengan Album Baru di Bulan September
Terkini
-
Membaca Jadi Lebih Hidup: Dari Komunitas hingga Peran Media Sosial
-
Novel Novel Let's Make A Scene: Kisah Dua Aktor yang Terjebak dalam Skenario Cinta
-
BRI Super League: Savio Roberto Tambah Ketajaman Lini Serang PSM Makassar
-
Fenomena Bendera One Piece: Antara Kreativitas, Hukum, dan Simbol Negara
-
One Piece, Simbol Kecewa, dan Negara yang Tak Lagi Mendengar