Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Taszia Setianingrum
Lizzo dan para penari latar (Instagram/shirlenequigley)

Penyanyi Amerika Serikat yang suka menebar pesan body positivity dan self love, Lizzo, dituntut oleh tiga mantan penarinya. Lizzo digugat karena telah menciptakan budaya kerja yang kejam bahkan tak segan melakukan pelecehan seksual pada tim penarinya. 

Dilansir oleh bbcnews, gugatan tersebut dilayangkan di Pengadilan Tinggi Los Angeles mengungkapkan bahwa sang penyanyi memaksa anggota timnya menyentuh tubuh penari stripper di sebuah acara pesta di Amsterdam antara tahun 2021 dan 2023.

Seorang penari juga menyebutkan jika ia kala itu sedang sakit mata dan merekam sesi rapat, tetapi ia dipecat oleh Lizzo karena dinilai tidak profesional dan mencemooh berat badannya yang naik. 

Lizzo juga dituduh melakukan beban kerja yang dinilai tidak masuk akal, seperti menuntut seluruh tim bekerja selama 12 jam, melakukan audisi ulang memilih penari latar untuk konsernya, tidak memperlakukan staff dengan baik, dan  bagi staff yang tidak menuruti standar peraturannya otomatis akan dipecat. Tuntutan terakhir yang dituduhkan kepada Lizzo adalah karena sang bintang melecehkan agama dan kehidupan seksual penari lain. 

Para penggugat Arianna Davis, Crystal Williams, dan Noelle Rodriguez adalah mantan penari, kapten tim tarinya, dan perusahaan produksinya, Big Grrrl Big Touring, juga menuntut ganti rugi uang yang belum dipublikasikan jumlah spesifiknya untuk kerugian moral, membayar pengacara, dan kehilangan pendapatan. 

Pengacara penggugat, Ron Zambrano, dalam sebuah pernyataan menekankan betapa malangnya situasi ini sebab cara Lizzo dan tim manajemennya memperlakukan para penari sangat kontras dengan sikapnya yang ditampilkan di depan publik.

BACA JUGA: Punya Rumah Mewah Rp200 Miliar, Nia Ramadhani Banjir Hujatan: Bisa Dong Buat Ganti Rugi Korban Lapindo

Hal ini sontak saja membuat publik bingung akan kontroversi yang terjadi. Bagaimana tidak, Lizzo yang dikenal sebagai penyanyi lagu populer seperti "Good as Hell", dan "Truth Hurts", identik dengan lagu-lagu yang memiliki pesan positif mencintai diri sendiri, tetapi berbuat keji seperti apa yang ada tergugat. 

Padahal sebagai artis wanita berkulit hitam yang berukuran plus, dia sering kali menyerukan kritik dan menolak pelecehan terhadap wanita ukuran plus, dan berusaha untuk merubah standar kecantikan yang ada di masyarakat yang menginginkan wanita berbadan kurus bak model. 

Klarifikasi Lizzo

Lizzo (Instagram/lizzobeeating)

Dalam sebuah postingan di akun Instagramnya pada (03/08), Lizzo memberi pernyataan bahwa dirinya tidak melalukan hal yang disebutkan dan menolak semua tuduhan tersebut. Ia mengklaim bahwa mereka "tidak dapat dipercaya seperti yang terdengar dan terlalu keterlaluan untuk tidak ditanggapi,” tulis Lizzo di akun Instagram pribadi @lizzobeeating.

Lizzo turut menyewa pengacara Hollywood, Marty Singer, pengacara yang bekerja sama dengan Jonah Hill, Kim Kardashian, dan Chris Brown - untuk mewakilinya dalam kasus ini.

Sampai saat ini masih belum ada informasi lebih lanjut tentang mediasi dari gugatan tersebut. Gugatan kontroversial seperti ini seperti memberi gambaran bahwasanya di industri musik punya kondisi budaya kerja yang buruk dan kurangnya akuntabilitas menyebabkan pelecehan atau pembullyan dapat terjadi. 

“Jenis tempat kerja yang dijelaskan oleh penggugat sangat memungkinkan terjadinya pelecehan dan eksploitasi. Dalam hal ini, misalnya, tidak ada garis yang jelas antara waktu karyawan dan pekerjaan mereka selama tur,” kata Martha Davis, seorang profesor hukum di Northeastern University dikutip vox. 

Artis lain yang pernah tersandung kasus yang sama yaitu Cher dan Britney Spears. Keduanya dituntut oleh karyawan mereka karena dugaan diskriminasi. Pada akhirnya, kasus Cher dibatalkan dan Britney Spears bisa menyelesaikan kasusnya.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Taszia Setianingrum