Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Erfransdo Edo
Helen Mirren dalam film Eye in the Sky (IMDb)

Eye in the Sky merupakan film aksi thriller asal Amerika garapan dari Gavin Hood. Film ini melakukan syuting di Afrika Selatan pada September 2014.

Eye in the Sky dibintangi sederet artis kenamaan Amerika seperti Helen Mirren, Aaron Paul, Alan Rickman, dan Jeremy Northam.

Kisahnya dibuka ketika seorang gadis kecil bernama Alia Mo’Alom sedang bermain hula-hoop di halaman belakang rumahnya.

Saat itu Katherine Powell, seorang Kolonel Angkatan Darat Inggris, terbangun dari tidurnya karena mendapat kabar yang mengejutkan.

Katherine diberi tahu bahwa telah terjadi pembunuhan terhadap agen Inggris-Kenya yang dilakukan oleh kelompok Al-Shabaab.

Segera Katherine pun mengambil komando misi untuk menangkap tiga dari sepuluh pemimpin tertinggi dari Al-Shabaab dari Markas Northwood.

Diketahui para pemimpin tersebut tengah melakukan sebuah pertemuan di rumah aman yang ada di Nairobi.

Dalam misi penangkapan ini, Katherine pun bekerja sama dengan tim multinasional yang terhubung dengan video dan suara.

Sementara itu Pangkalan Angkatan Udara Creech di Nevada pimpinan Letnan Dua Steve Watts bertugas untuk mengendalikan pengawasan udara yang dilakukan dengan drone USAF MQ-9 Reaper.

Jama Farah, seroang agen lapangan rahasia Kenya, dan rekan-rekannya berusaha mengumpulkan intelijen di darat menggunakan kamera ornithopter dan insectothopter jarak pendek.

Mereka mengidentifikasi target dengan metode pengenalan wajah yang dilakukan di Pusat Intelijen Gabungan Pasifik di Pearl Harbor, Hawaii.

Misi penangkapan ini diawasi langsung dari Inggris melalui pertemuan COBRA.

Dalam pertemuan tersebut hadir Letnan Jenderal Inggris Frank Benson, dua menteri dari pemerintahan, dan seorang sekretaris negara bagian menteri.

Katherine sebagai kapten dalam misi ini tidak ingin kehilangan jejak pada teroris yang saat itu bersembunyi di Kenya.

Saat aksi penangkapan rahasia hendak dilakukan, Katherina dan tim mengetahui bahwa target-target mereka tengah melakukan rencana gila untuk melancarkan aksi bom bunuh diri.

Misi awal yang bertujuan untuk menangkap para target kini terpaksa harus berubah menjadi misi membunuh.

Katherine terpaksa merencanakan hal tersebut sebab situasi sudah sangat genting jika tidak bertindak secara cepat dan tepat.

Namun ketika Steve Watts, pilot Amerika Serikat, hendak melakukan perintahnya dari udara, ia melihat seorang gadis kecil masuk ke dalam zona perang.

Hal tersebut kemudian segera memicu perselisihan internasional yang mencapai tingkat tertinggi pemerintahan Amerika Serikat dan Inggris.

Mereka dihadapkan dalam dua hal: membunuh target yang akan berdampak pada gadis tersebut atau menghentikan serangan demi gadis malang.

Lantas apa yang akan dilakukan kolonel Katherine? Temukan jawabannya dalam film Eye in the Sky.

Erfransdo Edo