Film Indonesia yang mengangkat budaya dan mitos dari berbagai daerah di Indonesia sudah cukup banyak, walau kebanyakan dikemas dalam genre horor. Sebut saja film Kuntilanak, Pocong, dan Jailangkung yang sudah menjadi pakem dan memiliki banyak versi.
Namun, film yang mengangkat tarian tradisional masih sangat minim, padahal kesenian lokal akan sangat menarik bila diangkat menjadi sajian audio visual. Tak hanya menjadi sarana hiburan, tapi media edukasi bagi penonton untuk lebih mengenal sejarah daerahnya sendiri.
Walau masih didominasi horor, berikut ini rekomendasi tiga film tentang tari lengger atau ronggeng yang menarik buat kamu tonton.
1. Sang Penari (2011)
Sang Penari adalah film adaptasi novel "Ronggeng Dukuh Paruk" karya Ahmad Tohari. Film terbaik FFI 2011 ini mengangkat kisah cinta tragis di Banyumas, Jawa Tengah, pada tahun 1960an antara Rasus (Oka Antara) dan Srintil (Prisia Nasution). Keduanya saling jatuh cinta di kampung mereka yang miskin, Dukuh Paruk.
Namun, sebauh tragedi menghalangi cinta dua sejoli ini. Kemampun menari Srintil yang magis membuat para tetua dukuh percaya bahwa Srintil adalah titisan ronggeng. Dipersiapkan menjadi ronggeng membuat Srintil harus merelakan dirinya menjadi milik warga Dukuh Paruk.
Hal ini membuat Rasus dilema dan meninggalkan desa untuk menjadi tentara. Zaman bergerak, Rasus harus memilih loyal kepada negara atau cintanya kepada Srintil.
2. Tarian Lengger Maut (2021)
Tarian Lengger Maut adalah penggabungan budaya lokal dengan unsur thriller karya sutradara Yongki Ongestu. Berlatar Desa Pagar Alas, film ini menampilkan aksi Jati (Refal Hady), seorang dokter psikopat yang terobsesi mengumpulkan seluruh jantung penduduk desa tersebut.
Alih-alih curiga pada Jati atas pembunuhan berantai di desa mereka, para warga justru percaya bahwa ritual tarian lengger mampu menghentikan petaka itu. Sukma (Della Dartyan), seorang calon penari lengger pun menjalani ritual tersebut demi mendapatkan anugerah Indang untuk melindungi desanya.
3. Ronggeng Kematian
Ronggeng Kematian mengisahkan sekelompok mahasiswa yang sedang menjalani KKN di desa Mangunsari. Para mahasiswi ini diduga sebagai penyebab hilangnya Sulastri, penari ronggeng desa Mangunsari. Karena tidak ada yang mau mengaku, mereka pun mengalami teror yang mengancam nyawa.
Tayang 28 Maret 2024, film debut Verdi Solaiman sebagai sutradara ini diangkat dari novel “Ronggeng Pembalasan Sulastri” karya Arumi E. Film ini melibatkan sederet aktor dan aktris seperti Cindy Nirmala, Claresta Taufan, Revaldo, Dito Darmawan, Chicco Kurniawan, dan Krisjiana Baharuddin.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Sinopsis dan Pemeran Film 'Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu', Tayang 21 November
-
4 Rekomendasi Series Mawar de Jongh, '10 PM' Tayang 5 November
-
3 Film Remake Dibintangi Angga Yunanda, My Annoying Brother Teranyar
-
Adaptasi Series YouTube, Enzy Storia Jadi Aktris Utama Film 'Yakin Nikah'
-
Naura Ayu Rilis Single Di Depan Mata, Spesial Buat Fadi Alaydrus?
Artikel Terkait
-
3 Drama dan Film Korea Dibintangi Lee Min Ki Tayang 2024, Terbaru Ada Devils Stay
-
Baru Sebulan Jadi Bos NETV, Manoj Punjabi Mengundurkan Diri
-
Ulasan Film The Black Phone: Penculikan Misterius Laki-Laki Bertopeng
-
Dibintangi Michelle Ziudith, Film Puang Bos Bakal Angkat Kisah Perjuangan Pembuat Kapal Pinisi
-
Sinopsis Santet Segoro Pitu, Film Horor tentang Persaingan Dagang
Entertainment
-
3 Drama dan Film Korea Dibintangi Lee Min Ki Tayang 2024, Terbaru Ada Devils Stay
-
Resmi Dijadikan Anime, Mr. Yano's Ordinary Days Kisahkan Romansa di Sekolah
-
Yuta NCT Off The Mask: Berani Tampil Apa Adanya Tanpa Peduli Omongan Orang
-
Memasuki Final Season, Anime Beastars Luncurkan Trailer Terbaru
-
Sinopsis Citadel: Honey Bunny, Series Terbaru Varun Dhawan di Prime Video
Terkini
-
Ulasan Novel Hamka, Sebuah Biografi Inspiratif Karya Haidar Musyafa
-
Bertemu Thailand di Babak Semifinal, Ibarat Final Kepagian bagi Indonesia
-
Thrifting: Gaya Hidup Hemat atau Ancaman Industri Lokal?
-
Thrifting: Gaya Hidup Hemat atau Ancaman Industri Lokal?
-
Adakan PTKO II, Imabsi FKIP Unila Bekali Anggota agar Paham Renstra dan LPJ