Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | raysa zahra
My Lady Jane (Prime Video)

Setelah era Regensi diangkat oleh Netflix lewat Bridgerton, kini giliran zaman Tudor dalam serial terbaru di Prime Video, My Lady Jane. Serial berjumlah 8 episode ini diadaptasi dari novel young adult karya Cynthia Hand terbitan tahun 2016.

Serial ini menghadirkan kembali kisah Lady Jane Grey (diperankan oleh Emily Bader) yang menjadi Ratu Inggris selama 9 hari. Lantas, siapakah sosok Lady Jane Grey?

Lady Jane Grey adalah seorang bangsawati yang tentunya terkoneksi langsung ke keluarga kerajaan dan hidup dalam kemewahan yang tak tertandingi.

Tanggal lahirnya masih menjadi perdebatan di kalangan sejarawan, namun umumnya disepakati bahwa ia lahir pada tahun 1537.

Dalam buku Lady Jane Grey: A Tudor Mystery karya Eric Ives, digambarkan bahwa Lady Jane tumbuh dengan semangat belajar yang tinggi, menguasai banyak bahasa, dan mendalami berbagai disiplin ilmu seperti filsafat klasik.

Seperti gadis bangsawan pada umumnya, ia menikmati kemewahan dan waktu luang yang berlimpah, serta menjalani kehidupan istana dengan harapan menikah dengan pasangan yang baik.

Lady Jane Grey tentunya tidak perlu khawatir tentang masalah suksesi. Pasalnya, sudah ada pewaris takhta, Edward VI, yang siap menggantikan raja.

Selain itu, dua saudara tirinya, Mary dan Elizabeth, juga memiliki klaim atas takhta yang telah dipulihkan melalui Undang-Undang Suksesi Ketiga tahun 1544.

Kehidupan Lady Jane Grey pun berjalan mulus. Pada tahun 1533, ia menikah dengan Lord Guildford Dudley dan mereka hanya perlu duduk santai sembari menyaksikan sepupu mereka, Edward, memimpin Inggris untuk beberapa waktu mendatang.

Namun, takdir dan ironi menyimpan rencana tak terduga. Setelah Henry VIII menjalani beberapa pernikahan dan berusaha untuk memiliki pewaris laki-laki, Edward VI meninggal dunia pada usia 15 tahun setelah masa pemerintahannya yang singkat dan tragis.

Saat mendekati ajalnya, ia mengubah aturan suksesi agar dinasti Protestan Tudor tidak berakhir dengan saudara tirinya yang Katolik. Melalui devise for the succession-nya, ia mengabaikan Elizabeth maupun Mary.

Dengan tidak adanya pewaris laki-laki Protestan yang tersedia, Lady Jane Grey kemudian dinobatkan sebagai Ratu Inggris pada tanggal 10 Juli 1553.

Sementara Lady Jane menunggu penobatannya sebagai Ratu, Mary Tudor (juga dikenal sebagai Mary I dari Inggris) mempersiapkan kekuatan militer untuk mendukung klaimnya atas takhta.

Dalam waktu hanya 9 hari, tepatnya pada tanggal 19 Juli 1553, Mary menurunkan Lady Jane Grey dari takhta. Begitu cepat bahkan sebelum segala rincian tentang kenaikan takhtanya bisa diurus, masa pemerintahan Ratu Jane berakhir.

Walau Mary dikenal karena tindakan tegasnya, ia enggan untuk menghukum mati sepupu pertamanya dan suaminya. Mereka berdua tak bersalah atas apa yang terjadi, hanya menjadi korban dalam permainan politik John Dudley, Duke of Northumberland. Mereka hanya harus tinggal dalam penahanan di rumah selama beberapa bulan.

Namun, ketika Pemberontakan Wyatt meletus sebagai bentuk respons terhadap pemerintahan Jane, Mary melihat Jane sebagai ancaman yang terlalu besar. Jane dan suaminya kemudian dieksekusi pada tanggal 12 Februari 1554. Saat itu, Lady Jane Grey baru berusia 17 tahun.

Kehidupan Lady Jane Grey mungkin singkat, namun kisah hidup dan kematiannya telah menjadi inspirasi bagi banyak karya seni. Salah satunya, lukisan karya Paul Delaroche pada tahun 1833 dengan nama The Execution of Lady Jane Grey.

Lukisan ini menampilkan momen ketika Lady Jane Grey dengan balutan gaun putih bersiap dieksekusi. Delaroche menggunakan teknik realisme yang cermat untuk menangkap ekspresi emosional dan detail dramatis dalam adegan ini.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

raysa zahra