Pertama kali saya menonton film ini dan mengetahui ending-nya membingungkan, saya langsung merenung antara harus kasihan dengan Ko Ching-teng atau membiarkan Ko Ching-teng merasakan kesengsaraan dalam bercinta. Film ini mengisahkan cinta masa remaja yang manis diselingi kepahitan, humor, dan harapan. Namun, di akhir cerita, kita mungkin dibuat bertanya-tanya: apakah ini happy ending atau sad ending? Yuk, kita ulas lebih dalam!
Diangkat dari Sebuah Novel
Film You Are The Apple of My Eye yang disutradarai oleh Giddens Ko, merupakan film adaptasi dari novel autobiografi yang menceritakan perjalanan cinta antara Ko Ching-teng dan Shen Chia-yi saat mereka masih di bangku SMA. Film ini membuat penontonnya bernostalgia kembali ke masa remaja dengan segala keseruan dan kepolosan mengarungi hidup yang absurd. Dari momen-momen konyol di sekolah hingga perasaan canggung saat jatuh cinta, film ini membuat kita teringat kembali pada masa-masa indah itu.
Ko Ching-teng, yang diperankan oleh Kai Ko, adalah karakter utama yang ceria, penuh semangat, tapi mesum. Sosok Ko Ching-teng mencerminkan sosok remaja yang berusaha memahami perasaan cintanya yang mendalam terhadap Chia-yi. Ketidakpastiannya dalam mengungkapkan cinta membuat penonton ikut geregetan, gemas, serta merasakan kesedihan ketika si tokoh utama tersebut sedang terpuruk dan pasrah.
Di sisi lain, ada Shen Chia-yi, yang diperankan oleh Michelle Chen. Di dalam film, dia adalah gadis cantik dan cerdas yang menjadi objek cinta Ko Ching-teng. Sebenarnya bukan hanya Ko Ching-teng yang menaruh perasaan terhadap Chia-yi, tapi beberapa temannya mempunyai gairah yang sama dalam mendapatkan cintanya. Shen Chia-yi digambarkan sebagai sosok yang idealis, tapi dia juga harus menerima kenyataan yang pahit, membuat perjalanannya hidup terutama pendidikannya tak selalu mulus.
Karakter-karakter pendukung di film ini, seperti teman-teman Ko Ching-teng, menambah keseruan dalam film ini. Mereka bukan hanya menjadi sumber tawa dan pelipur lara, tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya persahabatan di masa-masa sulit. Interaksi mereka memberikan warna tersendiri, menciptakan suasana yang lebih hidup selama film.
Ending yang Membuat Geregetan
Pernah ditinggal nikah oleh orang yang kamu cintai? Bagaimana sikapmu dan tindakanmu? Bahagia karena dia sudah dengan orang yang tepat, atau malah terpuruk dan mengkutuk mantanmu yang tidak seberapa itu? Inilah ending dari film ini. Ko Ching-teng yang tidak sat set sat set mengungkapkan cintanya kepada Shen Chia-yi, harus rela melihat wanita yang dicintainya itu dipersunting laki-laki lain.
Di dalam film, Ko Ching-teng malah mendoakan supaya wanita yang pernah menghiasi hidupnya itu bahagia. Ending yang ambigu ini menciptakan dilema emosional yang membuat kita bertanya: apakah ini akhir yang bahagia atau justru sebuah pelajaran tentang kehilangan? Inilah yang membuat film ini begitu menarik dan membuat kita berpikir lebih dalam tentang cinta.
Film ini bukan hanya tentang soal cinta semata, tapi juga tentang bagaimana kita tumbuh dan belajar menerima kenyataan. Setiap keputusan yang diambil oleh para tokoh menunjukkan perjalanan mereka untuk memahami diri sendiri dan orang-orang di sekitar mereka. You Are The Apple of My Eye mengajarkan kita bahwa cinta tak selalu berjalan mulus; terkadang, kita harus berani menghadapi rasa sakit dan kehilangan yang menyertainya.
Di akhir film, kita ditinggalkan dengan pertanyaan dilematis: apakah ini akhir bahagia atau pengingat akan cinta yang hilang? Ketidakpastian tersebut mengajak kita untuk merenungkan makna cinta dan harapan dalam hidup kita. Dengan karakter-karakter yang kuat dan alur cerita yang menggugah, film You Are The Apple of My Eye adalah film yang tak hanya menghibur, tetapi juga membuat kita berpikir dan merasakan lebih dalam. Siap-siap baper, ya!
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Firdaus Oiwobo Maju Caketum PARFI, Warganet: Dihujat Tidak Tumbang, Dipuji Tidak Pernah
-
Dari Taiwan ke Korea, Begini Bocoran Terbaru Film 'You Are the Apple of My Eye'!
-
Review I'm Not a Robot: Saat Captcha Bikin Kita Ragu, Aku Manusia atau Bot?
-
Bertabur Bintang, Film After the Hunt Siap Rilis pada Oktober 2025
-
Sinopsis Dhoom Dhaam, Film Terbaru Yami Gautam dan Pratik Gandhi di Netflix
Entertainment
-
Lagu SEVENTEEN BSS CBZ (Prime Time): Anthem 2025 untuk Merayakan Masa Muda
-
Diluar Ekspektasi! Single Terbaru Jisoo BLACKPINK Langsung Trending No. 1
-
Sinopsis Drama China Kill My Sins, Bergenre Politik-Misteri
-
Tayang di WeTV, Ini Sinopsis Drama China Les Belles yang Dibintangi Jelly Lin
-
3 Drama Xianxia Karya Sutradara Yin Tao, Ada Love of the Divine Tree
Terkini
-
Ulasan Novel Aroma Karsa, Menjelajahi Isi Dunia Melalui Aroma
-
Piala Asia U-20: Laga Lawan Uzbekistan dan Capaian Shin Tae-yong yang Terus Membayangi
-
Pecco Bagnaia: Marc Marquez Kompetitif dan Paling Siap Jalani MotoGP 2025
-
Ulasan Novel Sagaras: Petualangan Ali dalam Melawan Ksatria Sagaras
-
Indra Sjafri Merasa Familiar dengan Uzbekistan, Garuda Muda di Atas Angin?