Korea Selatan tengah dihadapkan pada gejolak politik setelah Presiden Yoon Suk Yeol mendeklarasikan darurat militer pada 3 Desember. Walaupun keputusan ini dicabut hanya enam jam kemudian, Partai Demokrat Korea (DPK) mengecam tindakan tersebut sebagai pelanggaran serius terhadap konstitusi dan menuntut Presiden Yoon untuk segera mengundurkan diri.
DPK dengan tegas menyatakan bahwa deklarasi darurat militer ini tidak hanya ilegal, tetapi juga mencerminkan penyalahgunaan kekuasaan yang berbahaya. Jika Presiden Yoon tidak segera mengundurkan diri, DPK berencana memulai proses pemakzulan. Mereka berkomitmen untuk bertindak cepat, mengajukan usulan hari ini, dan mengambil keputusan dalam 24 jam berikutnya.
Ketua Majelis Nasional Woo Won Shik menegaskan bahwa status darurat militer kini sudah batal demi hukum setelah resolusi Majelis Nasional pada dini hari 4 Desember. Ia menenangkan masyarakat dengan mengatakan bahwa demokrasi akan tetap dijaga.
Deklarasi ini tidak hanya mengguncang dunia politik, tetapi juga memengaruhi industri hiburan. Menurut laporan, berbagai festival dan acara di seluruh negeri mulai dibatalkan, termasuk konser akhir tahun dan acara yang direncanakan oleh pemerintah daerah.
Banyak agensi hiburan besar telah mengirimkan pemberitahuan darurat kepada artis mereka, meminta mereka untuk tidak menghadiri acara yang sudah dijadwalkan mulai 4 Desember. Salah satu sumber industri menyebutkan, "Menyelenggarakan acara dalam situasi seperti ini berisiko memicu masalah yang tak terduga."
Tantangan lebih besar dihadapi oleh acara-acara yang diselenggarakan secara pribadi, seperti konser dan fan meeting. Mengingat darurat militer terakhir terjadi pada tahun 1980, tidak ada preseden tentang bagaimana industri hiburan harus merespons situasi seperti ini.
DPK telah menunda rencana pemakzulan terhadap pejabat lainnya untuk memusatkan perhatian pada tuntutan terhadap Presiden Yoon. Sementara itu, industri hiburan terus waspada, menunggu perkembangan situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya ini.
Krisis politik ini menunjukkan betapa besar dampak keputusan seorang pemimpin terhadap berbagai sektor, mulai dari stabilitas negara hingga hiburan yang menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Korea Selatan. Dengan semua mata tertuju pada Gedung Biru dan Majelis Nasional, rakyat berharap demokrasi tetap terjaga tanpa mengorbankan sektor lainnya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Kalahkan LE SSERAFIM dan Jennie, KiiiKiii Menang di Music Core Lewat I DO ME
-
There's Still Tomorrow: Perjuangan Ibu Lawan KDRT Demi Masa Depan Anak
-
KISS OF LIFE Tulis Permintaan Maaf Usai Kontroversi Pelecehan Budaya
-
Good Partner 2 Resmi Diproduksi, Jang Na Ra dan Nam Ji Hyun Bakal Kembali?
-
Lea Tinggalkan SECRET NUMBER, Masa Depan Grup Mulai Dipertanyakan
Artikel Terkait
-
Saran Rocky Buat Prabowo 'Lawan' Tarif Trump: Kuatkan Diplomasi, Jadikan Dino Patti Djalal Dubes
-
Pelatih Korsel Masih Shock Dihajar Timnas Indonesia U-17: Kok Bisa Kalah
-
Momen Prabowo Naiki Traktor saat Pimpin Panen Raya di Majalengka
-
Mengenal Oh Haram, Pemain Korea Selatan U-17 yang Namanya Curi Perhatian Netizen Indonesia
-
Tersentuh Dikuatkan Fans Saat Manggung di Jakarta, Jay B Spoiler Album Baru
Entertainment
-
Kalahkan LE SSERAFIM dan Jennie, KiiiKiii Menang di Music Core Lewat I DO ME
-
Imbas Capaian Snow White, Produksi Live-Action Tangled Resmi Ditunda
-
Mark NCT Kisahkan Perjalanan Hidup dan Ambisi di Lagu Debut Solo '1999'
-
Masuk BaekSang Awards 2025, When Life Gives You Tangerines Raup 8 Nominasi
-
Sidang Perdana, NewJeans Tolak Tawaran Lanjut di ADOR Tanpa Min Hee-jin
Terkini
-
Piala Asia U-17: Pasukan Garuda Muda Harus Paksakan Kemenangan saat Hadapi Yaman!
-
Piala Asia U-17: Hadapi Yaman, Pasukan Garuda Muda Harus Waspadai Overconfidence
-
Lawan Yaman U-17 Tanpa Gentar, Ini 3 Pemain Indonesia yang Diramal Bersinar
-
3 Pemain Kunci Timnas Yaman U-17 yang Perlu Diwaspadai oleh Skuad Indonesia
-
Lebaran Lebih Berwarna dengan Arisan Keluarga, Ada yang Setuju?