‘1 Kakak 7 Ponakan’ adalah film baru karya Yandy Laurens yang saat ini sedang tayang di bioskop Indonesia. Sukses dengan film 'Keluarga Cemara' serta 'Jatuh Cinta Seperti di Film-Film', Yandy Laurens kembali hadir membawa kisah keluarga yang menyentuh hati.
Kini, sutradara yang berhasil membawa pulang piala citra tersebut kembali hadir dengan mengangkat cerita adaptasi dari sinetron populer 90an, ‘1 Kakak 7 Ponakan’.
Menceritakan sosok Moko (Chicco Kurniawan), seorang mahasiswa arsitektur tingkat akhir yang tengah mempersiapkan kelulusannya. Hidupnya tiba-tiba harus berubah drastis setelah musibah yang dialaminya.
Moko tiba -tiba harus menjadi orang tua tunggal yang harus menghidupi keponakan-keponakannya. Kehidupannya yang berubah ini menjadi tantangan dalam menguji kesabaran, kedewasaan, dan rasa tanggung jawab Moko. Moko dihadapkan pada pilihan perihal impiannya, karier, masa depan, kisah cinta atau keluarganya.
Dengan durasi sekitar 129 menit, ‘1 Kakak 7 Ponakan’ berhasil menyajikan kisah yang menyentuh hati tanpa kesan berlebihan, menyoroti nilai-nilai kekeluargaan, pengorbanan, dan cinta tanpa syarat.
Bicara soal generasi roti lapis atau sandwich generation, rasanya tak ada habisnya. Menggambarkan tentang fenomena anak muda yang menjadi tulang punggung keluarga memang menjadi begitu dekat dengan masyarakat Indonesia.
Meskipun kisah dengan premis demikian telah banyak diangkat di banyak film, ‘1 Kakak 7 Ponakan’ menawarkan pendekatan yang berbeda. Bukan cuma soal sandwich generation, ‘1 Kakak 7 Ponakan’ lebih dari itu dengan masalah yang lebih kompleks.
Cerita soal keluarga yang terasa dekat dengan kita, seperti mewakili kita semua dengan apa yang selama ini tidak bisa disampaikan. ‘1 Kakak 7 Ponakan’ berhasil mengemas kisah kekeluargaan tanpa berlebihan, namun disampaikan dengan rasa yang pas sesuai realita.
Saking relatenya, pengalaman selama menonton membuat kita seolah-seolah mengerti kenapa hal-hal yang selama ini sulit dilakukan ternyata bisa kok kalau dicoba perlahan.
Tak melulu soal kesedihan, ‘1 Kakak 7 Ponakan’ juga banyak menghadirkan momen-momen bahagia yang anehnya justru membuat kita menangis haru.
Sejak penayangannya pada 23 Januari 2025, film ini telah mendapatkan respon positif dari penonton dan kritikus, banyak yang mengapresiasi kedalaman cerita dan akting para pemainnya.
Kalau kamu mencari tontonan yang mengharukan dan penuh makna, ‘1 Kakak 7 Ponakan’ menjadi pilihan yang tepat untuk disaksikan di bioskop terdekat.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Drama Korea Salon de Holmes: Ketika Ibu-Ibu Kompleks Jadi Detektif Dadakan
-
Fakta Peran Moon Ka Young di Drama 'Law and the City', Jadi Pengacara Muda
-
Di Balik Layar Drama Korea Good Boy: Para Cast Ceritakan Pengalaman Seru Selama Syuting
-
First Impression Good Boy: Aksi Seru, Visual Keren, dan Cerita Bikin Nagih
-
Jadwal Tayang Drama Korea 'Good Boy', Comeback Terbaru Park Bo Gum dan Kim So Hyun
Artikel Terkait
-
5 Tahun Usai Menangkan Oscar, Film Parasite Tayang Lagi di Bioskop IMAX
-
Diundur, Film Mercy yang Dibintangi Chris Pratt akan Rilis Tahun 2026
-
Film You Will Die in 6 Hours: Upaya Mencegah Kematian yang Telah di Prediksi
-
Nonton Apa di Bioskop? Cek 10 Rekomendasi Film Terbaik Pekan Ini
-
5 Rekomendasi Film yang Dibintangi Jack Quaid, Terbaru Ada Novocaine
Entertainment
-
Lahir Selasa Wage, Ini Arti Nama Putri Kedua Onad dan Beby Prisillia
-
Sinopsis Those Flowers, Drama China Terbaru Wu Jin Yan dan Jiang Shu Ying
-
Kronologi Wafatnya Encuy 'Preman Pensiun': Ditemukan Istri, Langsung Dimakamkan Malam Itu Juga
-
Sinopsis dan Jadwal Tayang The Dauntless Youths, Drama China Baru Zhang Kangle
-
Anime Mairimashita Iruma-kun Musim ke-4 Dipastikan Tayang April 2026
Terkini
-
4 Toner Korea Berbahan Glutathione, Rahasia Wajah Glowing Bebas Noda Hitam!
-
Kronologi Jay Idzes Ngamuk di Laga Timnas Indonesia vs Lebanon, Mengapa?
-
Dito Ariotedjo Dicopot dari Menpora, Nama Puteri Anetta Komarudin Mencuat Jadi Pengganti
-
4 Potret 'Merakyat' Purbaya Yudhi Sadewa: Sisi Lain Menkeu Baru, dari Naik Bajaj hingga Pecel Lele
-
Racun di Atas Awan: Mengenang Kembali Tragedi Pembunuhan Munir di September Hitam