Netflix akan segera merilis serial dokumenter true-crime Gone Girls: The Long Island Serial Killer pada 31 Maret mendatang. Serial ini menyoroti salah satu kasus pembunuhan berantai menggemparkan di Amerika Serikat.
Selama bertahun-tahun, serangkaian pembunuhan sadis terhadap sejumlah perempuan di Long Island, New York, tak kunjung terpecahkan, sementara pihak berwenang kesulitan menemukan titik terang.
Baru pada 2023, polisi akhirnya menangkap dan mendakwa seorang arsitek bernama Rex Heuermann atas empat kasus pembunuhan.
Meski demikian, penyelidikan masih berlanjut untuk menelusuri kemungkinan keterlibatannya dalam kasus-kasus lainnya.
Rex Heuermann dijadwalkan menjalani persidangan akhir tahun ini dan serial dokumenter Netflix akan menelusuri perjalanan kasus ini hingga penangkapannya.
Serial ini juga menghadirkan wawancara eksklusif dengan jurnalis, aparat penegak hukum, serta keluarga korban dan tersangka.
Terdiri dari tiga episode, serial ini disutradarai oleh Liz Garbus yang sebelumnya mengarahkan Lost Girls (2020), diangkat dari kisah nyata perjuangan seorang ibu dalam mencari keadilan bagi putrinya yang menjadi korban.
Gone Girls: The Long Island Serial Killer akan mengungkap kisah nyata para korban yang tragisnya kehilangan nyawa di tangan seorang pembunuh berantai, serta bagaimana sistem peradilan gagal melindungi mereka selama bertahun-tahun.
Banyak di antara korban merupakan pekerja seks, dan stigma terhadap profesi ini diduga turut menghambat penyelidikan kasus tersebut.
"Keluarga para korban tidak pernah menyerah. Para perempuan ini sadar bahwa mereka harus mengguncang sistem agar kasus ini mendapat perhatian," ungkap Liz Garbus, dikutip pada Selasa (25/3/2025).
"Tentu saja, mereka seharusnya tidak perlu berjuang sekeras itu. Sistem hukum seharusnya melindungi mereka dan orang-orang yang mereka cintai. Tapi pada akhirnya, suara mereka benar-benar membawa perubahan," paparnya lebih lanjut.
Melalui dokumenter ini, tim produksi menelusuri apa yang sebenarnya terjadi di dalam kepolisian dan mengungkap skandal korupsi yang menjelaskan mengapa kasus ini begitu lama terabaikan.
Pihak berwenang awalnya tidak menyadari bahwa seorang pembunuh berantai aktif beroperasi di kawasan Long Island.
Kecurigaan baru muncul setelah seorang pekerja seks bernama Shannon Gilbert menghilang tanpa jejak pada 1 Mei 2010 di daerah Oak Beach, Long Island.
Sebelum menghilang, Shannon Gilbert sempat menelepon 911 dalam keadaan panik, mengaku sedang dikejar setelah melarikan diri dari rumah seorang klien. Namun ketika polisi tiba di lokasi, ia sudah tidak ditemukan.
Pencarian Shannon Gilbert kemudian mengarah pada penemuan mengerikan, yakni ada empat jasad perempuan yang terkubur di sepanjang pesisir Gilgo Beach.
Identitas dari korban-korban tersebut diketahui ialah Melissa Barthelemy, Amber Costello, Megan Waterman, dan Maureen Brainard-Barnes.
Keempat korban ini kemudian disebut sebagai Gilgo Beach Four yang menjadi titik awal terbongkarnya kasus pembunuhan berantai di Long Island.
Pada Maret 2011, kasus pembunuhan berantai di Long Island kian menggemparkan setelah delapan jasad tambahan ditemukan di sepanjang pesisir pantai.
Berlanjut pada Desember 2011, jasad Shannon Gilbert ditemukan di area rawa dekat Oak Beach. Namun, pihak kepolisian bersikeras bahwa kematiannya merupakan kecelakaan.
Klaim tersebut langsung dibantah oleh keluarga Gilbert dan diragukan oleh banyak ahli yang mengikuti kasus ini.
Tahun demi tahun berlalu tanpa titik terang, kasus ini seolah akan tetap menjadi misteri yang tak terpecahkan. Namun pada Juli 2023, sebuah terobosan besar terjadi.
Rex Heuermann, seorang arsitek berusia 61 tahun yang juga ayah dari dua anak, ditangkap setelah tim investigasi khusus dibentuk untuk menyelidiki kasus ini.
Bukti DNA diduga menghubungkannya dengan pembunuhan Melissa Barthelemy, Amber Costello, dan Megan Waterman.
Seiring berjalannya penyelidikan, keterlibatannya dalam kematian Maureen Brainard-Barnes juga mulai terungkap dan menguatkan dugaan bahwa ia adalah dalang di balik serangkaian pembunuhan yang telah menghantui Long Island selama bertahun-tahun.
Pihak kepolisian menyatakan bahwa Rex Heuermann menggunakan burner phone—ponsel sekali pakai—untuk mengatur pertemuan dengan keempat korban sebelum menghabisi nyawa mereka dengan brutal.
Pada 2024, Rex Heuermann kembali didakwa atas pembunuhan tiga perempuan lainnya, sementara penyelidikan terus berlanjut untuk mencari kaitan dengan korban-korban yang belum teridentifikasi.
Tersangka saat ini ditahan di Suffolk County Jail sembari menunggu persidangan atas tuduhan pembunuhan. Meski ia terus bersikeras bahwa dirinya tidak bersalah, bukti yang mengarah padanya terbilang kuat dan memberatkan.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Film Roofman Angkat Kisah Nyata Seorang Perampok, Ini Cuplikan Trailernya
-
Resmi Diproduksi, Ransom Canyon Season 2 Siap Ungkap Akhir yang Menggantung
-
Top Gun 3 Bakal Jadi Akhir Perjalanan Maverick? Ini Bocoran Terbarunya
-
Dari Laga ke Romansa, Dave Bautista Jadi Bintang Utama di Film The Romantic
-
15 Tahun Berselang, Sekuel Film The Social Network Kini Siap Digarap
Artikel Terkait
-
Review Film Last Breath: Survival dan Inspirasi
-
Ulasan Film Plankton: The Movie Siap-Siap Ketawa dan Terharu Sekaligus!
-
Upaya Empat Saudari Singkirkan Ipar yang Kejam di Serial Bad Sisters
-
Review TsumaSho: Anime Reinkarnasi Absurd tapi Mengharukan dan Emosional
-
5 Serial Kriminal Terbaik di Netflix, Bikin Deg-degan Sepanjang Episode
Entertainment
-
Bakal Adu Akting, Lee Do Hyun dan Shin Si Ah Jadi The Next Couple Goals?
-
Tayang di Festival Film Cannes, Lorong Kost Buktikan Horor Lokal Mendunia
-
aespa Usung Vibe Cool and Chill di Lagu Comeback Terbaru Bertajuk Dirty Work
-
Film Sinners Ciptakan Rig Kamera Baru yang Bikin Dunia Perfilman Melongo
-
Gameboy oleh Katseye: Move On dari Hubungan Asmara yang Tak Serius
Terkini
-
Resolusi JPG Rusak? Ini 7 Website Gratis agar Foto Kembali Jernih
-
Liga 1 All Star Banyak Dihuni Pemain Timnas Indonesia, Legenda Ini Angkat Bicara!
-
Review Film Warkop DKI Kartun: Nostalgia yang Dibalut Imajinasi Anak-anak
-
PSSI Umumkan 23 Nama Skuad Timnas Putri Indonesia, Ada Nama Pemain Naturalisasi Baru
-
Sempat Berkonflik, Timnas Putri Indonesia Akui Butuhkan Djenna De Jong