Film 28 Years Later pecahkan rekor franchise dengan raihan skor debut tayang tertinggi di situs Rotten Tomatoes. Resmi tayang di bulan ini, 28 Years Later mengambil latar hampir tiga dekade setelah peristiwa di film pertamanya.
Film ini disutradarai oleh Danny Boyle, yang sebelumnya juga mengarahkan dua film pendahulunya. 28 Years Later dibintangi oleh Jodie Comer sebagai Isla, Ralph Fiennes sebagai Dr. Ian Kelson, dan Aaron Taylor-Johnson sebagai Jamie.
Cillian Murphy, pemeran utama di film pertama, kali ini bergabung sebagai produser eksekutif dan dikonfirmasi akan muncul di sekuel film mendatang.
Menyadur laporan ScreenRant pada Kamis (19/6/2025), film 28 Years Later debut dengan skor 95% dari 73 ulasan kritikus di situs Rotten Tomatoes.
Para kritikus memuji penampilan para pemainnya dan pendekatan film zombie ini yang terasa lebih berkelas dalam menampilkan unsur gore dan horor.
Banyak yang terkesan dengan keberanian sang sutradara mengambil risiko artistik untuk menyajikan gambaran dunia pasca-apokaliptik.
Dsisi lain meski gaya penceritaannya yang tak biasa berhasil memikat sebagian besar penonton, ada juga yang merasa pendekatan itu justru membuat premis dan alurnya terasa kurang stabil.
Saat ini, 28 Years Later memegang rekor sebagai film dengan skor Rotten Tomatoes tertinggi di franchise ini, mengungguli 28 Days Later (2002) yang memiliki skor 87% dan 28 Weeks Later (2007) dengan 72%.
Namun, skor 28 Weeks Later berasal dari 196 ulasan, sedangkan film pertama memiliki 236 ulasan. Artinya, seiring semakin banyaknya ulasan yang dirilis bersamaan dengan penayangan film di bioskop, skor 28 Years Later masih berpotensi mengalami perubahan.
Film pertama yang dirilis pada 2002 dipuji sebagai salah satu film zombie klasik yang memadukan humor khas Inggris dengan nuansa fiksi ilmiah.
Banyak kritikus menilai sekuelnya pada tahun 2007 berhasil menghindari pengulangan formula film pertama dengan menghadirkan skala yang lebih besar dan tempo yang lebih tegang.
Sementara ulasan awal untuk 28 Years Later menempatkan film ini sebagai langkah lanjutan yang lebih ambisius untuk seri tersebut, dengan pendekatan kreatif, sembari tetap menyajikan adegan brutal dan mengerikan yang menjadi ciri khas seri ini.
Franchise ini dimulai dari film 28 Days Later yang memperkenalkan konsep Rage Virus, sebuah virus buatan yang membuat manusia menjadi makhluk buas dan haus darah.
Ceritanya dimulai ketika sekelompok aktivis hewan secara tidak sengaja membebaskan simpanse yang terinfeksi virus tersebut dari sebuah laboratorium rahasia. Akibatnya, wabah menyebar dengan cepat ke seluruh Inggris.
Sementara 28 Years Later berlatar 28 tahun setelah Rage Virus meluluhlantakkan Inggris dan wilayah itu kini berada dalam karantina ketat. Para penyintas yang terlantar harus bertahan hidup di tengah ancaman para terinfeksi.
Ketika seorang ayah dan anaknya memutuskan melakukan perjalanan meninggalkan pulau kecil tempat mereka tinggal, yang terhubung ke daratan utama melalui jalan lintas yang dijaga ketat, mereka menemukan berbagai rahasia kelam dan horor yang menanti di dunia luar.
Film ini direncanakan menjadi bagian pertama dari trilogi baru. Setelah 28 Years Later, kisahnya akan berlanjut dalam 28 Years Later: The Bone Temple yang akan menggaet sutradara berbeda.
Jika film pertama masih digarap oleh Danny Boyle, sekuelnya akan disutradarai oleh Nia DaCosta. Sementara Alex Garland yang juga menulis naskah film pertama, kembali menulis dua film terbaru dalam trilogi ini.
Satu-satunya kendala yang tersisa adalah film ketiga belum mendapatkan pendanaan, namun keberhasilan 28 Years Later di box office bisa menjadi dorongan besar untuk mewujudkannya.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Bahas soal Karakter, Ini Alasan Glen Powell Mau Main Film The Running Man
-
Elizabeth Olsen Terjebak Cinta Segitiga di Film Eternity, Intip Trailernya
-
Kembali Disutradarai John Krasinski, A Quiet Place Part III Rilis Juli 2027
-
Bergaya Klasik, Spider-Man: Brand New Day Tampilkan Desain Kostum Terbaru
-
Produksi Dimulai, Netflix Bagikan First Look Serial Pride and Prejudice
Artikel Terkait
-
Review Film The Wandering Moon: Kisah Trauma dan Harapan untuk Kembali
-
6 Rekomendasi Film tentang Hubungan Anak dan Orang Tua, Penuh Haru!
-
Sinopsis Film 28 Years Later, Kembalinya Wabah Virus Zombie Rage
-
Sinopsis Elio, Film Baru Pixar tentang Petualangan Bocah di Semesta Lain
-
Review Film House of Abraham: Kultus Kematian yang Begitu Kosong dan Hambar
Entertainment
-
Chanyeol EXO Siap Comeback Solo Lewat Mini Album Bertajuk Upside Down Bulan Ini
-
6 Drama China yang Dibintangi Wang Yijin, Terbaru The Princess's Gambit
-
4 Drama China Kostum Liu Lingzi, Terbaru The Princess's Gambit
-
5 Drama China Kostum yang Disutradarai Li Hui Zhu, Ada Coroner's Diary
-
Nostalgia Patah Hati, Film Live-Action 5 Centimeters per Second Tayang Oktober
Terkini
-
Asus Vivobook S14: Tampil Ramping, Tetapi Performa Nggak Main-main
-
Kevin Diks Start Manis di Liga Jerman, Kariernya Berpotensi Makin Gemilang!
-
BRI Super League: Mauricio Souza Jamin Persija Jakarta Adaptasi pada Regulasi Baru
-
Dihujat di Mugello, Marc Marquez Dibela Legenda MotoGP Giacomo Agostini
-
BRI Liga 1: Persib Bekuk Western Sydney Wanderers FC, Ini Kata Bojan Hodak