Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | raysa zahra
Film F1 (Warner Bros. Pictures)

Film terbaru Brad Pitt yang berjudul F1 kembali mencetak rekor di box office. Film ini didistribusikan oleh Warner Bros. dan Apple Studios, dengan Apple sebagai perusahaan produksi utama di balik film tersebut.

Menyadur laporan dari Screen Rant pada Senin (7/7/2025), film F1 berhasil melampaui pendapatan global sebesar 250 juta dolar AS hanya dalam waktu 10 hari tayang.

Film ini meraup 184,1 juta dolar dari pasar internasional dan 109,5 juta dolar dari wilayah domestik dengan total pendapatan global mencapai 293,6 juta dolar. Capaian ini resmi menjadikan F1 sebagai film produksi Apple Studios pertama yang menembus angka tersebut.

Penurunan pendapatan global film ini di akhir pekan kedua pun tergolong kecil, hanya sekitar 44%, sehingga diperkirakan masih akan terus menanjak dalam beberapa minggu ke depan.

Meski Apple telah banyak berinvestasi dalam proyek film layar lebar, perusahaan teknologi raksasa ini belum pernah benar-benar mencetak hit besar di box office hingga akhirnya F1 datang.

Dalam waktu singkat, F1 sudah menjadi film terlaris Apple sepanjang masa, mengalahkan deretan produksi sebelumnya seperti Argylle (2024), Fly Me to the Moon (2024), hingga Wolfwalkers (2020). Dan pencapaiannya belum berhenti sampai di sini.

Sebelum F1, film Apple Original dengan pendapatan tertinggi adalah Napoleon (2023) yang meraih 218 juta dolar AS. Sementara di divisi lainnya, Apple Films, Killers of the Flower Moon (2023) mencetak 156 juta dolar.

Dengan performa F1 yang sangat memuaskan, Apple akhirnya mencetak perubahan besar yang selama ini dinanti-nanti. Setelah sekian lama kesulitan menunjukkan taji di box office, F1 jadi angin segar bagi Apple Studios.

Kesuksesan ini juga jadi pertanda bahwa keberuntungan Apple di layar lebar mulai berubah arah dan bisa jadi akan berlanjut lewat deretan proyek besar mereka yang akan datang.

Di film ini, Brad Pitt berperan sebagai Sonny Hayes, pembalap paling menjanjikan di ajang Formula 1 hingga sebuah kecelakaan di lintasan nyaris mengakhiri kariernya.

Tiga puluh tahun kemudian, pemilik tim Formula 1 yang tengah terpuruk membujuk Sonny untuk kembali ke dunia balap dan membuktikan bahwa dirinya masih bisa menjadi yang terbaik di dunia.

Bersama rekan setimnya yang merupakan pembalap muda ambisius, Sonny pun menyadari bahwa perjalanan menuju penebusan tak bisa dijalani sendirian.

Balapan kali ini bukan hanya soal kecepatan, tapi juga tentang keberanian untuk menghadapi masa lalu dan membangun harapan baru.

F1 mendapat dukungan langsung dari FIA, organisasi yang memimpin ajang balap Formula Satu. Dukungan tersebut termasuk akses ke rekaman asli dari sejumlah balapan yang sudah berlangsung yang turut memperkuat nuansa realistis dalam film ini.

Dalam industri film, sebuah judul umumnya perlu menghasilkan sekitar 2,5 kali lipat dari bujet produksinya agar bisa meraup keuntungan.

Angka ini sudah memperhitungkan biaya pemasaran serta potongan dari setiap tiket yang diambil oleh bioskop.

Selain itu, perhitungan ini juga mencakup potensi pendapatan yang hilang dari distribusi internasional—karena adanya potongan tambahan dari pihak distributor lokal.

Tentu saja, aturan ini bisa sedikit berbeda tergantung pada kesepakatan yang sudah ada sebelumnya, seperti kerja sama khusus antara Apple dan FIA untuk film F1.

Untuk F1, hal ini berarti film tersebut perlu meraup pendapatan antara 500 juta hingga 750 juta dolar AS, tergantung pada angka akhir bujet produksinya.

Angka 500 juta dolar masih tergolong realistis untuk dicapai, sementara target 750 juta dolar tampaknya cukup sulit diraih pada titik ini.

Meski masih ada kemungkinan film ini kembali naik di minggu-minggu mendatang, tingginya bujet produksi tetap menjadi faktor yang cukup mengkhawatirkan.

Jika tidak mampu mempertahankan momentumnya, F1 bisa saja kesulitan menutup biaya secara keseluruhan walaupun tampil memukau di awal penayangannya.

raysa zahra