Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Raysazahra A.M
Serial Pride and Prejudice (Netflix)

Netflix baru-baru ini merilis first look serial Pride and Prejudice yang sedang diproduksi di Inggris. Adaptasi terbaru dari novel klasik karya Jane Austen ini juga mengumumkan jajaran pemeran barunya.

Rufus Sewell (The Diplomat) akan memerankan sosok Mr. Bennet, sementara Freya Mavor (Industry) berperan sebagai Jane Bennet. Ada juga Jamie Demetriou (Stath Lets Flats) sebagai Mr. Collins, dan Daryl McCormack (Wake Up Dead Man: A Knives Out Mystery) yang memerankan Mr. Bingley.

Nama-nama lain yang turut bergabung di antaranya Louis Partridge (House of Guinness) sebagai Mr. Wickham, Rhea Norwood (Heartstopper) sebagai Lydia Bennet, Siena Kelly (Black Mirror) sebagai Caroline Bingley, serta aktris senior Fiona Shaw (Killing Eve) yang akan tampil sebagai Lady Catherine de Bourg.

Disusul Anjana Vasan (We Are Lady Parts), Sebastian Armesto (Gangs of London), Rosie Cavaliero (KAOS), Saffron Coomber (Three Little Birds, Die Zweiflers), James Dryden (Deadpool), Justin Edwards (The Thick Of It), James Northcote (The Last Kingdom), Eloise Webb (The Queen’s Gambit), dan Isabella Sermon (Jurassic World: Fallen Kingdom).

Mereka bergabung dengan para pemeran utama yang sebelumnya telah diumumkan, yakni Emma Corrin (Nosferatu) sebagai Elizabeth Bennet, Jack Lowden (Slow Horses) sebagai Mr. Darcy, dan Olivia Colman (The Crown) yang memerankan Mrs. Bennet.

Serial dengan enam episode ini menjanjikan adaptasi setia dari novel legendaris karya Jane Austen yang terbit pada 1813, dengan Euros Lyn sebagai sutradara dan Dolly Alderton sebagai penulis naskah.

Selama lebih dari dua abad, karya-karya Jane Austen telah memikat pembaca lintas generasi. Namun dari semua novelnya, Pride and Prejudice tetap menjadi yang paling banyak dibaca dan difavoritkan.

Sekali dalam satu generasi, akan selalu ada sekelompok orang yang diberi kesempatan untuk menceritakan ulang kisah luar biasa ini. Saya merasa sangat beruntung bisa menjadi bagian darinya,” ungkap Dolly Alderton, dikutip pada Minggu (3/8/2025).

Novel ini benar-benar menjadi cetak biru untuk komedi romantis. Rasanya menyenangkan bisa kembali menyelami setiap halamannya, mencari cara baru dan familiar untuk menghidupkan kembali kisah klasik ini. Buku ini seperti hadiah untuk diadaptasi—penuh drama dan kedalaman, namun tetap kaya humor dan pesona,” lanjutnya.

Melalui proyek ini, Dolly Alderton ingin menggali kompleksitas cinta, keluarga, persahabatan, dan tekanan sosial, sambil tetap menjaga kepekaan tajam khas gaya bertutur Austen.

Ia menuturkan, “Dengan Euros Lyn yang menyutradarai dan deretan pemain luar biasa yang kami miliki, saya sangat antusias memperkenalkan kembali karakter-karakter yang lucu dan kompleks ini—baik untuk para penggemar lama Pride and Prejudice, maupun mereka yang baru pertama kali bertemu Lizzie dan Mr. Darcy.”

Dolly Alderton dan Euros Lyn juga menjadi produser eksekutif dalam proyek ini, bersama Laura Lankester, Will Johnston, dan Louise Mutter dari rumah produksi Lookout Point.

Cerita Pride and Prejudice sendiri berfokus pada perjalanan emosional Elizabeth Bennet, yang perlahan menyadari dampak dari penilaian yang gegabah, sekaligus belajar membedakan antara kebaikan yang hanya terlihat di permukaan dengan kebaikan yang sejati.

Sang ayah, Mr. Bennet, memiliki lima anak perempuan dan mengelola sebuah perkebunan bernama Longbourn di Hertfordshire. Namun karena harta warisan keluarga hanya bisa jatuh ke tangan ahli waris laki-laki, posisi mereka menjadi rentan.

Istri Mr. Bennet tidak memiliki warisan pribadi, sehingga keluarga mereka terancam kehilangan segalanya saat sang ayah meninggal dunia.

Karena itu, menikahkan anak-anak perempuan dengan pria yang mapan secara finansial menjadi satu-satunya harapan untuk menjamin masa depan keluarga.

Karya klasik ini juga pernah diadaptasi ke layar lebar pada 2005 sebagai film drama periode, dengan Keira Knightley sebagai Elizabeth dan Matthew Macfadyen sebagai Mr. Darcy.

Raysazahra A.M