Hayuning Ratri Hapsari | Thedora Telaubun
Gus Elham Yahya (Instagram/@ellhamyahya)
Thedora Telaubun

Video seorang pendakwah muda asal Kediri, Gus Elham Yahya, yang memperlihatkan dirinya mencium seorang anak kecil saat mengisi acara dakwah di hadapan jamaah viral, Selasa (11/11/2025). Rekaman tersebut viral karena banyak warganet menilai tindakan itu tidak pantas dilakukan oleh figur publik agama.

Kejadian ini semakin ramai dibahas setelah video serupa ikut beredar, hingga akhirnya mendorong publik untuk mempertanyakan latar belakangnya dan membuat Gus Elham memberi klarifikasi tentang bagaimana ia menanggapi tudingan yang muncul. 

Gus Elham Yahya sebelumnya dikenal sebagai pendakwah muda dengan gaya penyampaian santai dan dekat dengan jamaah. Ia berasal dari keluarga ulama di Desa Kaliboto, Kecamatan Tarokan, Kediri. Ia adalah putra dari KH Luqman Arifin Dhofir dan cucu dari KH Mudhofir Ilyas, pendiri Pondok Pesantren Al Ikhlas. 

Kegiatan dakwahnya banyak tersebar di media sosial, membuat namanya cukup dikenal di kalangan jamaah muda. 

Namun, reputasi tersebut berubah drastis ketika video yang memperlihatkan dirinya mencium seorang anak kecil saat acara dakwah menjadi viral. 

Dalam video itu, seorang anak kecil perempuan terlihat didekatkan kepadanya, lalu Gus Elham mencium anak tersebut di hadapan jamaah. 

Video lain yang ikut tersebar menunjukkan  dirinya memasukkan pipi seorang balita perempuan ke dalam mulutnya, memicu gelombang protes dari publik. 

Sejumlah pengguna Instagram mengunggah protes dengan tulisan “Tolong selamatkan anak-anak kita” yang ditujukan kepada lembaga perlindungan anak dan Kementerian Agama, dikutip dari Suara.com pada Rabu (12/11/ 2025). 

Di tengah ramainya kritik, Gus Elham memberi klarifikasi lewat sebuah video yang direkam beberapa bulan sebelumnya dan diunggah ulang oleh akun @santriasik_ pada Sabtu (1/11/2025). 

Dikutip Suara.com pada Selasa (11/11/2025), ia berkata, “Gus, ada salah satu oknum membuat akun isinya hanya menjelek-jelekkan saya. Isinya hanya menebar fitnah. Ya Allah.” Gus menegaskan bahwa ada pihak tertentu yang sengaja memelintir dirinya dan menyebarkan fitnah.

Kasus ini akhirnya membuat nama Gus Elham tidak hanya dibicarakan sebagai pendakwah muda dari keluarga ulama, tetapi juga sebagai bagian dari perdebatan tentang etika interaksi dengan anak, budaya pesantren, dan bagaimana tindakan seorang tokoh agama dinilai di era media sosial yang serba terbuka.

Perhatian publik yang semakin besar juga membuat pemerintah ikut bersuara. Wakil Menteri Agama, Muhammad Syafi'i, menilai kegelisahan masyarakat sangat wajar.

Ia menegaskan bahwa tindakan seperti itu harus dihentikan untuk memastikan lingkungan pesantren dan madrasah tetap aman serta ramah anak.