Hayuning Ratri Hapsari | A Ratna Sofia S
Elham Yahya (Instagram/ellhamyahya)
A Ratna Sofia S

Publik tengah dihebohkan oleh video viral yang menampilkan Elham Yahya, atau yang akrab dikenal sebagai Gus Elham Yahya, mencium beberapa anak perempuan dalam sebuah majelis pengajian.

Dalam video tersebut, Gus Elham terlihat melakukan tindakan yang dianggap tidak pantas oleh banyak pihak, seperti mencium anak kecil dan memasukkan pipi seorang anak ke dalam mulutnya. Aksi itu memicu gelombang kritik keras dari masyarakat luas serta tokoh-tokoh agama.

Kecaman datang dari berbagai arah, termasuk dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang menilai tindakan tersebut tidak mencerminkan akhlak mulia dan bertentangan dengan ajaran Islam.

Wakil Menteri Agama juga turut menanggapi dengan menegaskan pentingnya pengawasan dalam kegiatan keagamaan agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.

Peristiwa ini menjadi sorotan besar di media sosial dan membuat nama Gus Elham mendadak menjadi perbincangan publik nasional.

Di tengah derasnya kritik, Gus Elham akhirnya menyampaikan permintaan maaf secara terbuka dan mengakui kekhilafannya. Ia juga mengklaim ada pihak yang menyebarkan fitnah terhadap dirinya, meski tidak menampik bahwa video tersebut telah menimbulkan kegaduhan dan kesalahpahaman di masyarakat.

Sosok dai muda ini pun kini menjadi perhatian banyak pihak, baik karena perilaku kontroversialnya maupun karena latar belakangnya sebagai pendakwah dari keluarga besar ulama di Kediri.

Profil Elham Yahya

Gus Elham Yahya Sempat Tanggapi Tudingan Pelecehan (Instagram/ellhamyahya)

Elham Yahya, atau yang memiliki nama lengkap Mohammad Elham Yahya Luqman, lahir di Kediri, Jawa Timur, pada 08/07/2001. Ia merupakan salah satu dai muda Nahdlatul Ulama yang dikenal dengan gaya ceramah santai, ringan, dan mudah diterima oleh anak muda.

Gaya dakwahnya yang komunikatif membuatnya cepat dikenal di berbagai kalangan masyarakat, terutama generasi muda yang menggemari pendekatan keagamaan yang tidak kaku.

Sebelum kontroversi mencuat, Gus Elham dikenal sebagai sosok yang mengedepankan akhlak dan keteladanan dalam setiap dakwahnya.

Ia aktif memberikan ceramah di berbagai daerah dan memiliki majelis taklim yang cukup populer di Kediri. Pendekatannya yang sederhana namun menyentuh banyak dianggap sebagai bentuk dakwah yang lebih relevan dengan realitas sosial saat ini.

Meski begitu, kasus yang kini menjeratnya telah memengaruhi citra publik terhadap dirinya. Banyak pihak menilai bahwa Gus Elham perlu menjadikan peristiwa ini sebagai pembelajaran penting untuk memperkuat nilai-nilai etika dalam berdakwah.

Namun, di sisi lain, tidak sedikit pula yang masih mengapresiasi kiprahnya sebagai pendakwah muda yang berpotensi membawa semangat baru dalam dunia dakwah Indonesia.

Latar Belakang Keluarga dan Pendidikan Pesantren

Gus Elham berasal dari keluarga besar ulama yang berpengaruh di Kediri. Ayahnya, KH. Luqman Arifin Dhofir, adalah pengasuh Pondok Pesantren Al Ikhlas 1 Kaliboto, sedangkan kakeknya, KH. Mudhofir Ilyas, merupakan pendiri pesantren tersebut.

Keluarga besar ini dikenal luas sebagai tokoh pendidikan Islam dan dakwah di wilayah Jawa Timur dengan tradisi keilmuan yang kuat.

Sejak kecil, Elham tumbuh dalam lingkungan pesantren yang kental dengan nilai-nilai keagamaan. Setelah menamatkan pendidikan dasar, ia melanjutkan studinya di Pondok Pesantren Lirboyo, salah satu pesantren tertua dan terbesar di Indonesia.

Di sana, ia mendalami ilmu-ilmu keislaman, menghafal kitab klasik, serta mendapat bimbingan langsung dari para kiai besar yang menjadi panutan banyak ulama di Tanah Air.

Setelah menyelesaikan pendidikannya, Gus Elham kembali ke kampung halamannya di Kediri dan mendirikan Pondok Pesantren Al Ikhlas 2, cabang dari pesantren keluarga besarnya.

Di pondok inilah ia mengasuh sekitar 30 santri mukim dengan fokus pada pembinaan akhlak, adab, dan penguatan moral. Pendekatannya yang santai namun tegas membuat santri dan masyarakat sekitar merasa dekat dengannya.

Fakta Menarik tentang Gus Elham Yahya

Pendakwah Elham Yahya Luqman atau yang biasa disapa Gus Elham. (Ist)

Selain sebagai pengasuh pesantren, Gus Elham juga dikenal sebagai pendiri Majelis Taklim Ibadallah pada tahun 2023. Majelis ini menjadi wadah pengajian populer yang diikuti oleh ribuan jamaah dari berbagai kalangan.

Uniknya, majelis tersebut berawal dari kisah ketika Gus Elham menerima seorang pemuda dalam keadaan mabuk dengan tangan terbuka—tindakan yang kemudian menjadi simbol ketulusan dan kepeduliannya terhadap sesama.

Pendekatan dakwahnya yang membumi menjadikan Gus Elham dicintai oleh banyak jamaah. Ia kerap menolak undangan ceramah di luar daerah untuk fokus membina santri dan jamaahnya sendiri.

Bahkan pada Ramadhan 2024, ia memilih untuk tidak tampil di media dan lebih memilih mendampingi para santrinya di pesantren, menunjukkan komitmen pada pembinaan jangka panjang.

Selain berdakwah secara langsung, Gus Elham juga aktif memanfaatkan media sosial, khususnya Instagram, sebagai sarana dakwah digital.

Ia membagikan pesan keagamaan dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami. Meski kadang menuai kontroversi, pendekatan ini dianggap efektif menjangkau generasi muda yang kini banyak menghabiskan waktu di dunia maya.

Di luar aktivitas dakwah, Gus Elham dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan mudah bergaul. Ia disukai banyak orang karena sikapnya yang hangat dan peduli terhadap sesama.

Banyak santri yang bersaksi bahwa ia sering membantu mereka yang berasal dari latar belakang sulit, seperti mantan pecandu alkohol dan remaja bermasalah. Melalui kesabaran dan teladan yang ia berikan, banyak dari mereka berhasil berubah menjadi pribadi yang lebih baik.

Kontroversi yang kini menimpa Elham Yahya memang mencoreng citra dakwahnya, namun di sisi lain juga menjadi ujian besar bagi perjalanan kariernya sebagai pendakwah muda.

Dengan latar belakang keluarga pesantren yang kuat dan semangat dakwah yang tulus, masa depan Gus Elham sangat bergantung pada bagaimana ia mengambil pelajaran dari kesalahan yang terjadi.

Ke depan, masyarakat berharap ia mampu memperbaiki diri dan terus menebarkan nilai-nilai Islam yang menyejukkan dan berlandaskan akhlak mulia.