Hayuning Ratri Hapsari | Mira Fitdyati
Wardatina Mawa saat ditemui usai pemeriksaan atas laporannya terhadap Inara Rusli di Polda Metro Jaya pada Kamis, 4 Desember 2025. [Suara.com/Tiara Rosana]
Mira Fitdyati

Wardatina Mawa buka suara tentang pahitnya ujung pernikahan yang dulu ia bangun penuh cinta bersama Insanul Fahmi. Ia masih mengingat jelas bagaimana semuanya dimulai dengan indah, menikah muda dan percaya sepenuhnya bahwa hidup mereka akan berjalan mulus.

Baginya, pernikahan itu bukan sekadar janji, tapi perjalanan yang ia jalani dengan sepenuh hati. Namun, semua berubah ketika muncul isu perselingkuhan yang menyeret nama Inara Rusli.

Mawa mengaku tak pernah membayangkan akan berdiri di posisi seperti sekarang. Membawa anaknya ke Jakarta demi proses hukum dan menangis karena kenyataan yang tidak pernah ia persiapkan.

Mawa harus melihat pernikahan yang dulu ia banggakan berubah menjadi cerita paling berat dalam hidupnya.

Dalam unggahan video di kanal YouTube MAIA ALELDUL TV pada Sabtu (6/12/2025), Mawa mengungkapkan bagaimana pernikahannya yang penuh harapan justru berakhir sad ending.

Sesuatu yang tak pernah terpikirkan olehnya. Mawa tidak menyangka hidupnya akan berputar sejauh ini. Hingga kemarin, Ia bahkan harus membawa anaknya ke Jakarta untuk menjalani proses hukum yang sebelumnya tidak pernah ia bayangkan.

“Jadi pahit yang harusnya aku ngerasa kemarin-kemarin itu bakal bahagia banget nih nemenin dia kerja. Malah sekarang tuh aku membawa anak aku ke kantor polisi,” kata Mawa.

“Ya Allah kok jadi gini banget. Maksudnya aku nggak nyangka, kok bisa ya. Kok bisa sekarang kayak gini, padahal kami indah banget loh pernikahannya dari awal,” tambahnya.

Mawa mengungkapkan bahwa ia dan Insan menikah di usia yang terbilang masih cukup muda, sekitar 18 - 19 tahun, tepat setelah tamat SMA.

Mawa mengungkapkan sebenarnya ingin masuk polwan, tetapi sang suami menyarankannya untuk tetap di rumah karena menurutnya fitrah perempuan adalah mengurus keluarga.

“Kami itu nikah di umur 18 sampai 19 tahun Bun. 18 19 tahun kami nikah, benar-benar tamat SMA. Aku kuliah, aku kemarin mau masuk polwan,” ujar Mawa kepada Maia Estianty.

“Tapi aku dibilang sama beliau jangan, jangan masuk polwan karena kan kita perempuan ini fitrahnya di rumah. Ngurusin anak aja, fitrahnya di rumah yang harus jadi istri sholehah,” tambahnya.

Karena itu, Mawa mengikuti permintaan suaminya. Ia selalu berada di rumah, mendampingi, dan mengikuti Insan ke mana pun ia pergi. Mawa bahkan bercerita pernah mengalami keguguran saat mereka tinggal di Depok.

Meski begitu, ia tetap menemani Insan kuliah, nongkrong sembari mengerjakan tugas, dan melalui banyak masa indah bersama.

“Jadi pas udah nikah itu aku ikutin dia ke Depok. Aku nemenin dia kuliah, aku nemenin dia nongkrong gitu sambil nugasnya dia. Aku selalu ngikutin dia, jadi banyak hal-hal indah yang kami lalui dulu. Aku nggak tahu sekarang kok bisa jadi kayak gini,” kata Mawa.

Namun yang menyakitkan, sosok yang ia cintai justru mengkhianati janji pernikahan mereka.

“Tamat SMA banget Bun. Kami satu sekolah dulu di SMA. Jadi guru-guru tuh pada kaget, teman-teman pada kaget. Kami secepat itu nikahnya,” katanya.

Kini, teman-teman yang dulu menjadikan mereka panutan justru ikut terkejut dengan akhir pernikahan itu. Mawa pun meminta maaf kepada mereka.

“Makanya aku selalu minta maaf. Maaf ya, kemarin yang kalian tuh jadikan kami panutan sekarang jadi sad ending gini pernikahannya,” ucap Mawa.

Meski begitu, teman-temannya terus memberikan dukungan. Mereka memberikan semangat kepada Mawa agar mencari keadilan sebagai istri sah.

“Datang ke Jakarta ini bukan untuk mencari musuh, nggak. Bukan untuk dendam sama sekali nggak. Aku cuman pengen keadilan aja,” tutur Mawa.

Perjalanan panjang yang dimulai dari cinta masa muda kini membawa Mawa pada kenyataan yang tidak pernah ia bayangkan. Luka dan kecewa tidak bisa ia sembunyikan, tetapi ia memilih tetap berdiri demi dirinya dan anaknya.