Sarat Isu Kemanusiaan, Anime The Darwin Incident Siap Tayang Januari 2026

Adaptasi anime The Darwin Incident resmi bersiap menyapa penonton pada awal tahun 2026. Berdasarkan laporan dari Crunchyroll dan Anime News Network, serial anime bergenre sci-fi thriller ini akan mulai tayang di Jepang pada 6 Januari 2026 pukul 24.00 JST, atau secara efektif masuk ke 7 Januari dini hari.

Pengumuman tersebut disertai perilisan trailer terbaru yang sekaligus memperkenalkan jajaran pengisi suara tambahan serta menampilkan cuplikan lagu pembuka berjudul Make Me Wonder yang dibawakan oleh Official HIGE DANdism.

Anime ini diadaptasi dari manga karya Shun Umezawa berjudul The Darwin Incident (Darwin Jihen), yang dikenal luas karena mengangkat tema sains, etika, dan kemanusiaan dengan pendekatan yang tajam.

Manga aslinya mulai diserialisasikan di majalah Monthly Afternoon terbitan Kodansha sejak Juni 2020, dan hingga kini telah memiliki sembilan volume tankobon, dengan volume kesepuluh dijadwalkan rilis pada Desember 2025. Kodansha USA juga menerbitkan versi bahasa Inggrisnya secara resmi, menandakan daya tarik global dari karya ini.

Kisah The Darwin Incident berpusat pada Charlie, makhluk hasil eksperimen biologi yang merupakan setengah manusia dan setengah simpanse, atau dikenal sebagai humanzee. Charlie lahir setelah organisasi Animal Liberation Alliance (ALA) menyelamatkan seekor simpanse hamil dari laboratorium uji coba hewan. Lima belas tahun kemudian, Charlie dibesarkan oleh orang tua asuh manusia dan berusaha menjalani kehidupan normal sebagai siswa SMA.

Di sekolah, ia bertemu Lucy, seorang gadis manusia yang cerdas dan tertutup, yang kemudian menjadi teman pertamanya. Namun, kehidupan "normal" tersebut perlahan runtuh ketika ALA muncul kembali sebagai kelompok ekstremis yang berniat menyeret Charlie ke dalam rencana teror mereka, sebagaimana dijelaskan oleh Kodansha USA dan dikutip oleh Crunchyroll.

Dari sisi produksi, anime ini ditangani oleh studio BELLNOX FILMS. Naokatsu Tsuda dipercaya sebagai sutradara, dengan Katsuichi Nakayama bertindak sebagai series director.

Penulisan komposisi seri dikerjakan oleh Shinichi Inozume, sementara desain karakter digarap oleh Shinpei Tomooka. Musiknya disusun oleh Alisa Okehazama dan Mariko Horikawa, yang sebelumnya terlibat dalam berbagai proyek anime besar. Kombinasi staf ini menghadirkan ekspektasi tinggi terhadap kualitas visual maupun naratif anime tersebut.

Trailer terbaru juga mengumumkan lima pengisi suara tambahan yang bergabung ke dalam jajaran cast utama. Toshiyuki Morikawa mengisi suara Gilbert Stein, Rina Sato sebagai Hannah Stein, Yoji Ueda sebagai Philip Graham, Kaito Ishikawa sebagai Gale, serta Hiroya Egashira sebagai Lesley K. Lippman.

Mereka bergabung dengan pemeran utama yang telah lebih dulu diumumkan, yakni Atsumi Tanezaki sebagai Charlie, Mitsuho Kambe sebagai Lucy, dan Akio Otsuka sebagai Rivera.

Penayangan The Darwin Incident di Jepang akan berlangsung di TV Tokyo dan jaringan afiliasinya, disusul oleh BS TV Tokyo dan AT-X. Untuk layanan streaming, Amazon Prime Video dikonfirmasi akan menayangkan serial ini secara eksklusif di Jepang, sebagaimana diumumkan oleh TOHO Animation.

Informasi mengenai penayangan internasional di luar Jepang masih ditunggu, namun mengingat popularitas manganya, banyak penggemar berharap distribusi global akan menyusul.

Dari sisi prestasi, manga The Darwin Incident memiliki rekam jejak yang mengesankan. Karya ini memenangkan Manga Taisho Award ke-15 pada tahun 2022, serta meraih Excellence Award dalam divisi manga di ajang Japan Media Arts Festival ke-25. Selain itu, manga ini juga masuk nominasi Kodansha Manga Awards dan mendapat peringkat tinggi dalam berbagai panduan manga populer.

Pencapaian tersebut menunjukkan bahwa cerita Charlie tidak hanya menghibur, tetapi juga menawarkan refleksi mendalam tentang identitas, diskriminasi, dan konsekuensi kemajuan sains.

Dengan pendekatan cerita yang berani dan relevan, The Darwin Incident diproyeksikan menjadi salah satu anime paling menarik di awal 2026. Serial ini tidak sekadar menghadirkan ketegangan khas thriller, tetapi juga mengajak penonton merenungkan batas antara manusia dan makhluk lain, serta pilihan moral di balik perkembangan teknologi modern.