Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | Shinta Ci
Ilustrasi anak penderita autis. (Unsplash)

Autisme, juga disebut gangguan spektrum autisme, adalah gangguan perkembangan saraf yang ditandai dengan gangguan dalam berkomunikasi, dan keterampilan sosial. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 1 dari 160 anak mengalami gangguan spektrum autisme. Namun, angka tersebut dapat bervariasi karena kejadian autisme di banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah sejauh ini tidak diketahui.

Autisme bisa terjadi di masa kanak-kanak selama lima tahun pertama. Tanda dan gejala autisme dimulai sejak masa kanak-kanak dan dapat bertahan hingga dewasa. Anak-anak atau orang dewasa dengan autisme mengalami masalah komunikasi, kesulitan dalam mengembangkan dan memelihara hubungan. Biasanya orang dengan autisme akan memiliki gerakan atau mengucapkan sesuatu yang berulang-ulang.

Penting bagi semua orang untuk memiliki informasi yang akurat tentang autisme.

Berikut ini adalah daftar fakta-afakya umum tentang autisme sebagaimana menyadur dari BoldSky:

1. Autisme adalah gangguan perkembangan saraf. Istilah gangguan perkembangan saraf berarti gangguan tersebut terkait dengan perkembangan sistem saraf. Penelitian telah menunjukkan bahwa orang dengan autisme memiliki kelainan pada struktur dan fungsi otak.

Orang autis memiliki masalah dengan pemikiran, komunikasi, dan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain. Individu yang didiagnosis dengan autisme sering memiliki gangguan kejiwaan lain seperti kecemasan, perubahan suasana hati dan gangguan hiperaktif, tetapi autisme bukanlah gangguan kesehatan mental.

2. Autisme adalah sekelompok kelainan perkembangan yang mempengaruhi kemampuan komunikasi, dan perilaku, yang disebut gangguan spektrum. Ini berarti bahwa autisme mempengaruhi setiap orang dengan cara berbeda yang membuat orang autis berbeda satu sama lain. Gejalanya mungkin berbeda di antara individu dan dapat berkisar dari ringan hingga parah.

3. Para peneliti belum mengetahui penyebab pasti dari autisme. Tetapi pola asuh dan vaksin yang buruk bukanlah penyebab autisme. Tidak ada bukti yang mendukung bahwa vaksinasi yang salah pada masa kanak-kanak dan pola asuh yang buruk menyebabkan autisme.

4. Ada kesalahpahaman tentang orang autis yang tidak dapat merasakan atau mengungkapkan cinta atau berempati. Penelitian telah menunjukkan bahwa kebanyakan orang autis mampu merasakan atau mengungkapkan cinta atau empati. Beberapa orang mungkin menunjukkan perasaan mereka dengan cara yang kurang jelas, tetapi itu tidak berarti bahwa mereka tidak dapat merasakan atau mengungkapkan cinta atau empati.

5. Orang autis seringkali kreatif dan mereka melihat dunia dalam perspektif yang berbeda. Penyandang autisme membutuhkan dukungan dan bantuan dalam komunikasi sosial, sehingga jika didukung oleh orang-orang yang percaya pada potensinya, mereka dapat meraih kesuksesan di bidang yang mereka minati.


Saat ini memang belum obat untuk autisme, namun, terapi perilaku intensif sejak dini dapat sangat meningkatkan perkembangan dan pembelajaran anak serta mengurangi gejala. Banyak program membahas berbagai kesulitan bahasa, perilaku dan sosial yang terkait dengan autisme dan beberapa dari program ini berfokus pada mengajar anak-anak bagaimana berkomunikasi dengan lebih baik atau bertindak dalam situasi sosial. Ini dapat membantu anak-anak mempelajari keterampilan sosial

Shinta Ci