Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | Hayuning Ratri
Ilustrasi kol goreng. (Pixabay.com/Setthawit Yantaporn)

Siapa yang gemar makan kol goreng? Makanan ini biasa menjadi pendamping saat mengonsumsi pecel lele atau ayam goreng. Rasanya yang gurih dan lezat dibandingkan kol segar membuat kol goreng memiliki cukup banyak peminat.

Namun demikian, perlu diketahui bahwa kol goreng menyimpan sejumlah risiko bagi kesehatan. Berikut ini beberapa hal yang dapat berisiko terjadi akibat sering makan kol goreng, melansir Hellosehat.

1. Meningkatkan jumlah kalori

Sebenarnya kol mentah mengandung kalori yang sangat rendah. Dalam setengah bonggol kol mentah seberat 100 gram hanya mengandung sekitar 22 kalori. Pasalnya, kol mengandung kadar air yang cukup tinggi hingga 92 persen. Akan tetapi, saat kol digoreng maka akan menyerap minyak yang begitu banyak. Hal inilah yang membuat kol goreng menjadi tinggi kalori.

2. Merusak kandungan gizi

Kol segar adalah sumber nutrisi yang baik bagi tubuh. Dalam 100 gram kol segar terdapat 2,1 gram protein, 0,5 gram lemak, dan 3,6 gram karbohidrat. Kol sebagai sayuran juga kaya akan serat, vitamin C, vitamin B kompleks, vitamin K, dan berbagai macam mineral. Akan tetapi, proses memasak dengan menggoreng dalam suhu tinggi berpotensi merusak nutrisi yang ada di dalam kol goreng. Ada baiknya memilih proses memasak dengan mengukus, merebus, atau menumis untuk mencegah nutrisi dalam sayuran menjadi rusak.

3. Meningkatkan risiko terkena penyakit jantung dan stroke

Minyak untuk menggoreng yang mencapai panas melampaui titik asapnya berpotensi membuat struktur kimianya menjadi berubah. Lebih lanjut, menggoreng dengan minyak yang sama berulang kali dapat mengubah minyak menjadi lemak trans. Padahal, lemak trans berdampak buruk bagi tubuh, sebab membuat kadar kolesterol jahat meningkat dan membentuk plak pada pembuluh darah. Kondisi ini yang berlanjut secara terus-menerus meningkatkan risiko terserang gangguan jantung hingga stroke.

4. Memicu kanker

Kol segar mengandung senyawa antikanker yaitu sulphoraphane. Senyawa ini berperan menghambat enzim histone deacetylase. Enzim tersebut yang bertanggungjawab dalam perkembangan berbagai macam kanker, misalnya kanker kulit, prostat, hingga pankreas. Sayangnya, mengolah kol dengan menggoreng dapat memicu terbentuknya acrylamide yang memiliki sifat karsinogenik (penyebab kanker). Perlu dicatat bahwa acrylamide dapat meningkatkan risiko tubuh terserang kanker rahim, ovarium, paru-paru, ginjal, dan kerongkongan.

Nah, itulah beberapa bahaya yang mengintai akibat mengonsumsi kol goreng. Sesekali mengonsumsi kol goreng tidak apa-apa, namun usahakan untuk membatasi porsi dan makan makanan yang bergizi lainnya. Semoga bermanfaat.

Hayuning Ratri