Scroll untuk membaca artikel
Munirah | Ani Roisatul
Ilustrasi Pentingnya Sarapan. (Pixabay)

Sarapan adalah salah satu rahasia menjaga kesehatan. Tidak peduli seberapa sibuknya kita, penting untuk mengisi 'bahan bakar' tubuh kita. Sehingga energi kita tercukupi sepanjang hari.

Hakikatnya, selain menyediakan tenaga pada tubuh, sarapan juga memiliki manfaat lain yang tidak kalah pentingnya yaitu meningkatkan konsentrasi atau fokus dan menjadi bugar secara fisik merupakan salah satu faktor yang juga penting untuk menunjang karier yang kita lakukan. Terlepas dari jadwal pagi yang padat, mungkin alasan orang berangkat lebih awal adalah lalu lintas kota yang sangat padat sehingga membuat sebagian orang bahkan sebagian besar dari kita lupa sarapan.

Sarapan penting sebagai rutinitias untuk kesehatan anak sekolah. Sebab, sarapan sangat berperan dalam menyehatkan tubuh, terutama otak, setelah tidur malam selama 8 sampai 10 jam. Sarapan dapat memenuhi kembali kebutuhan nutrisi yang habis terpakai pada malam hari. Sarapan akan menyumbang sekitar 25% dari total asupan nutrisi harian. Jika kecukupan energi dan protein dalam sehari adalah 2000 Kkal dan 50 g, maka sarapan menyumbang energi 500 Kkal dan protein 12,5 g. 

Dikutip dari buku Status Gizi Anak karya J. Muchtar & D. Gaimayant mengatakan bahwa anak yang tidak sarapan, kurang mampu mengerjakan tugas di kelas yang membutuhkan konsentrasi, sering memiliki nilai ulangan yang rendah, daya ingat yang terbatas dan sering bolos.

Berdasarkan hasil riset Kesehatan Dasar 2013, mengungkapkan bahwa 16,9%-50% anak usia sekolah dan remaja, dan rata-rata 31,2% orang dewasa di Indonesia biasanya tidak sarapan pagi. Anak-anak hanya mengonsumsi minuman saat sarapan (26,1%), seperti air putih, susu atau teh dan 44,6% menyantap sarapan berkualitas rendah.

Ratnawati dalam bukunya yang berjudul Konsep Sarapan Pagi menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat konsumsi sarapan antara lain faktor ekonomi yang sebagian besar ekonomi menengah ke bawah sehingga untuk memenuhi angka kecukupan gizi yang dianjurkan mereka tidak mampu, kedua orang tua bekerja sehingga pola makannya terabaikan, pemahaman bahwa jika sarapan terlalu banyak menyebabkan kantuk dan kegemukan, takut terlambat ke sekolah.

Kebiasaan tidak sarapan pada anak akan menyebabkan tubuh menjadi lemas, mengantuk, susah menerima pelajaran, susah konsentrasi, menurunnya semangat belajar dan kemampuan merespon.

Maka dari itu, perlunya pemberian penyuluhan akan kesadaran diri siswa tentang pentingnya sarapan pagi (breakfast) bagi seluruh kegiatan belajar siswa. Terdapat penelitian yang telah mengungkapkan fakta bahwa sarapan memang memiliki dampak positif pada kewaspadaan, kemampuan kognitif, kualitas belajar dan kinerja akademik dan juga sarapan berdampak positif pada status gizi.

Ani Roisatul