Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Vallencia Zhang
Ilustrasi pare (Pixabay.com/Alexandra Tianu)

Ketika mendengar kata pare, tentunya kita akan langsung teringat dengan salah satu jenis labu-labuan yang memiliki rasa pahit. Rasa pahit inilah yang membuat ada banyak orang tidak menyukainya. Akan tetapi, dibalik rasa pahitnya, pare ternyata memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. 

Tumbuhan dengan nama latin Momordica charantia ini sering dimanfaatkan untuk pengobatan atau bahkan bahan makanan. Biasanya, pare dijadikan sebagai tambahan pada beberapa jenis makanan, layaknya gado-gado atau siomay. Sedangkan sebagai obat herbal, terutama penderita diabetes dapat meminum jus buah tersebut dengan takaran antara 50 sampai dengan 100 ml tiap harinya.

Menurut Data Komposisi Pangan Indonesia (DKPI), berikut kandungan nutrisi yang terkandung di dalam 100 gram pare. 

  • Air: 94,4 gram
  • Karbohidrat: 3,6 gram
  • Serat: 1,3 gram
  • Kalsium: 31 miligram
  • Zat besi: 0,9 miligram
  • Retinol (Vit. A): 0,0 mikrogram
  • Beta karoten: 197 mikrogram
  • Thiamin (Vit. B1): 0,18 miligram
  • Riboflavin (Vit. B2): 0,04 miligram
  • Vitamin C: 58 miligram
  • Dan masih banyak lagi kandungan nutrisi yang ada di dalam pare. 

Nutrisi yang terkandung di dalam pare lah yang membuatnya kaya akan manfaat untuk kesehatan. 

Dilansir dari Hellosehat.com, berikut 4 manfaat buah pare bagi kesehatan. 

1. Dapat membantu mengendalikan kadar gula darah

Dikutip dari World Journal of Diabetes, kekurangan magnesium sering dikaitkan dengan penyakit diabetes tipe 2. Kandungan magnesium yang ada di dalam pare berfungsi untuk memaksimalkan kinerja hormon insulin yang dimana hormon ini bertugas untuk mengatur kadar gula darah. Maka dari itu, pare dapat dijadikan sebagai pilihan makanan untuk membantu menurunkan kadar gula darah di dalam tubuh. Walau begitu, kandungan pare ini tidak serta-merta bisa digunakan saat pra-diabetes dan diabetes. Ada baiknya untuk tetap berkonsultasi dengan dokter agar mendapatkan solusi terbaik 

2. Dapat meningkatkan kekebalan tubuh

Kandungan antioksidan di dalam pare sangat berlimpah. Salah satunya ialah vitamin C. Kandungan antioksidan inilah yang nantinya dapat membentuk pertahanan tubuh terhadap adanya benda asing yang dapat merusak tubuh, seperti radikal bebas yang memicu sejumlah penyakit. 

Dalam 100 gram pare, setidaknya diperoleh sekitar 58 miligram vitamin C yang dimana dapat memenuhi lebih dari setengah kebutuhan vitamin C harian pada orang dewasa. Penelitian menunjukkan bila pare mengandung beberapa agen antivirus, antibakteri dan anthelmintik (senyawa antiparasit). 

3. Membantu mengobati penyakit HIV dan herpes

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Biomedical and Pharmacology Journal menunjukkan bahwa adanya kandungan komposisi fitokimia MAP30 pada pare yang dapat menghambat aktivitas HIV. Secara spesifik, HIV ini menyerang sel CD4 tubuh yang dimana berperan penting untuk melawan infeksi. 

Kandungan protein MAP30 pada pare dapat membantu menghambat infeksi HIV baru dengan cara menghasilkan lebih banyak sel CD4 dan merangsang sistem kekebalan tubuh. 

Ada pula penelitian yang menunjukkan bahwa protein MAP30 yang terdapat pada pare dapat membantu mengobati pasien herpes simpleks virus-1 (HSV-1), yakni dengan cara menghambat reproduksi virus. 

4. Mempercepat penyembuhan luka

Kandungan vitamin K dalam pare dapat membantu mengatur proses pembekuan darah normal, dengan cara membentuk protrombin. Kekurangan protrombin inilah yang dapat membuat tubuh cepat memar walau hanya mengalami cedera ringan. 

Itu adalah 4 manfaat pare bagi kesehatan yang perlu diketahui. Akan tetapi, mengkonsumsi pare secara berlebihan juga tidak baik. Sebab, dapat menimbulkan efek samping seperti diare, kram, pendarahan, bahkan komplikasi organ hati (hepatotoksisistas). 

Ibu hamil juga tidak disarankan untuk makan pare, karena dapat memicu kontraksi dan menyebabkan pendarahan. Begitu pula dengan ibu yang sedang menyusui. Perlu diperhatikan juga untuk mengonsumsi bagian biji pare, yang dimana biji tersebut memiliki sifat racun bagi anak-anak. Demikian artikel ini, semoga dapat bermanfaat. 

Vallencia Zhang