Gangguan kepribadian dependen merupkan gangguan yang memengaruhi pola pikir dan perilaku seseorang, sehingga dia akan merasa cemas dan tidak bisa melakukan apa pun sendirian.
Dia menggantungkan poros kehidupannya pada orang lain karena tidak sanggup mandiri. Orang dengan kepribadian dependen juga ingin selalu diperhatikan oleh orang lain.
Gangguan ini bisa menimbulkan perasaan stres hingga depresi sehingga diperlukan penanganan yang tepat kepada penderitanya.
Dikutip dari Hellosehat.com, berikut 6 tanda yang dimiliki oleh orang dengan kepribadian dependen, yuk cek!
1. Kesulitan mengambil keputusan sehari-hari
Meskipun memiliki kesempatan untuk menentukan apa yang dia inginkan, orang dengan kepribadian dependen akan merasa ragu dan takut untuk mengambil keputusan sendiri. Dia selalu ingin diyakinkan dan dinasihati oleh orang lain atas keputusan yang akan diambilnya.
2. Tidak nyaman jika sendirian
Orang dependen merasa ada yang kurang saat dirinya sendirian. Dia akan mulai merasa ketakutan, bingung, cemas bahkan hingga mengalami kepanikan.
3. Tidak memiliki inisiatif
Dia akan senang jika disuruh atau dimintai tolong oleh orang lain karena orang dependen tidak memiliki inisiatif untuk memulai melakukan sesuatu tanpa aba-aba atau pendapat orang lain. Tidak nyaman bagi orang dependen untuk melakukan sesuatu secara sukarela.
4. Selalu ingin memiliki ikatan dengan orang lain
Orang dependen akan merasa bergantung pada orang lain sehingga dia ingin selalu terikat dengan orang yang mau menjadi sandarannya. Namun jika ikatan itu hilang, maka dengan segera dia akan berusaha memiliki ikatan baru untuk tempatnya bergantung.
5. Tidak berani memulai suatu pekerjaan sendirian
Bukan perasaan malas atau kurangnya keinginan untuk memulai, orang dependen memiliki perasaan ragu terhadap dirinya dan kemampuannya sendiri. Dia takut gagal dan disalahkan oleh orang lain dan membuatnya tidak berani memulai sesuatu.
6. Tidak berani menyuarakan pendapatnya
Kepribadian dependen akan lebih memilih diam dan menyimpan pendapatnya sendiri. Dia akan berpura-pura setuju karena takut ditinggalkan atau dibenci oleh orang lain. Apa pun yang ada di pikirannya dan apapun keinginannya tidak lagi menjadi hal penting selama dia bisa tetap terikat dengan orang lain.
Seperti gangguang kepribadian lainnya, untuk mengobati gangguan dependen diperlukan penanganan yang tepat dari psikolog ataupun psikiater.
Video yang mungkin Anda suka.
Tag
Baca Juga
-
5 Rekomendasi Kafe Dekat ISI Jogja, Harga Terjangkau Nyaman Buat Nongkrong!
-
5 Rekomendasi Tempat Camping di Purwokerto, Viewnya Memesona!
-
5 Rekomendasi Wisata Keluarga di Klaten, Seru dan Menyenangkan!
-
4 Kafe di Temanggung dengan View Gunung Sumbing dan Sindoro
-
5 Kafe di Boyolali dengan View Gunung Merapi yang Memesona, Auto Bikin Betah
Artikel Terkait
-
Buku Broken But Unbroken, Jendela Edukasi Mengenai Kepribadian Narcissistic Personality Disorder
-
Kesuksesan Milik Semua Orang dalam Buku Introver Juga Bisa Sukses
-
Ulasan Novel Paradigma, Cinta Segitiga antara Tokoh dengan Mental Disorder
-
Patahkan Mitos dengan Buku Memahami 4 Kepribadian Introvert secara Mendalam
-
Pilihan Tempat Liburan dengan Pasangan Ini Bisa Ungkap Sifat Asli Kamu Loh!
Health
-
Strategi Mengelola Waktu Bermain Gadget Anak sebagai Kunci Kesehatan Mental
-
Suka Konsumsi Kulit Buah Kopi? Ini 3 Manfaat yang Terkandung di Dalamnya
-
Sehat ala Cinta Laura, 5 Tips Mudah yang Bisa Kamu Tiru!
-
4 Minuman Pengahangat Tubuh di Musim Hujan, Ada yang Jadi Warisan Budaya!
-
6 Penyakit yang Sering Muncul saat Musim Hujan, Salah Satunya Influenza!
Terkini
-
Cetak 2 Gol, Bukti "Anak Emas" Tak Sekadar Julukan bagi Marselino Ferdinan
-
Nissa Sabyan dan Ayus Resmi Menikah Sejak Juli 2024, Mahar Emas 3 Gram dan Uang 200 Ribu
-
Ulasan Buku Sabar, Syukur, dan Ikhlas: Kunci Sukses Bahagia Dunia Akhirat
-
Spoiler! Hunter X Hunter Chapter 403: Balsamilco vs Pangeran Halkenburg
-
Hazelight Studios Umumkan Game Baru, Siap Hadirkan Inovasi Co-Op Unik!